JENO makan Samyang. Jaemin dan Chenle juga. Mereka duduk di sofa yang berada di samping kanan tangga. Kau harusnya tahu jika melihat room tour rumah Hizkia di dua chapter sebelum ini bagian media.
"Eh, denger-denger ada olshop gede di bidang olahraga kena kasus gitu ya. Lupa namanya apa. Saya pernah beli celana jogger di situ sih. Bagus." Jeno membuka pembicaraan.
"Kata Kak Kia dia suka liat Kak Ronald pake jogger. Langsung pengen nikah katanya." Chenle memekik ketika sang kakak mencubit pahanya setelah mengatakan itu.
"Wah, harus pake jogger nih nanti pas ngelamar." jawab Jeno santai.
"Ih iya olshop itu kena kasus pelecehan terhadap para brand ambassadornya." Jaemin mengalihkan pembicaraan. Ia meminum airnya dengan terburu-buru karena kepedasan, "Temenku ada yang kena."
"Kamu?" tanya Jeno dengan nada lebih serius dari sebelumnya.
"Belum sempat sih untungnya. Udah mau putus kontrak juga."
"Bagus." Jeno mengangguk-angguk sambil memakan suapan terakhir di mangkoknya, "Saya ajak meet up dia kalo berani aneh-aneh ke kamu."
"Mau diapain?" tanya Jaemin.
"Ditraktir kopi."
"Terus?"
"Saya siram ke mukanya."
Jaemin mengacak-acak rambut Jeno gemas. Chenle di sebelahnya hanya tersenyum miring sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Temen lu diapain, kak?" tanya Chenle agar ia tidak menjadi nyamuk yang diam-diam saja.
"Disuruh Tiktokan gitu buat promosi tapi Tiktoknya aneh-aneh. Disuruh pake baju terbuka lah, bahkan disuruh ga usah kancingin celananya." Jaemin memberikan samyangnya yang masih sisa setengah pada Chenle, "Abisin dah, Tin. Kenyang bener gua."
"Sumpah? Ada yang kayak gitu? Orgil." sahut Jeno.
"Halah. Lu juga mau kali liat gituan." Jaemin memukul paha Jeno pelan.
"Ya... Gak munafik, tapi kan gak usah sampe maksa gitu."
"Ehem." Chenle meletakkan mangkok Samyangnya yang isinya habis dalam sekejap.
"Ngomong-ngomong lu kenapa sih gak mau diajakin ngumpul bareng temen-temen gua? Kan si Revano mau ngumpul bareng lu." tanya Jeno pada Chenle.
"Mohon maap. Mager."
"Mager apa mager?" tanya Jaemin.
"Mager serius dah."
"Mager apa takut ketemu si itu?" Jaemin berbisik di telinga adiknya.
"Atuh dua-duanya."
Jeno tampak tidak peduli dengan pembicaraan kakak adik itu. Ia malah izin keluar sebentar untuk mengambil sesuatu di motor.
"Ambil apa?" tanya Jaemin.
"Oleh-oleh."
"Asyik!" ujar Chenle dengan girang. Jeno tersenyum melihat anak itu dan Jaemin bergumam ketika Jeno sudah menghilang di balik pintu, "Ada jiwa kebapakannya juga tuh orang."
"Siapa?"
"Si Ronal. Tadi kan dia senyum liat lu seneng. Gemes dia sama lu."
"Cih. Jangan lah! Tar lu cemburu, kak."
"Gaaaaakkk." Percakapan mereka terhenti ketika Jeno masuk kembali sambil membawa tote bag hitam yang cukup besar.
"Mamimu belum pulang ya?" tanya Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
hizkia | nomin
Fanfictiontw // harsh words, sexual harassment ーʏᴀɴɢ satu depresi dan yang lainnya anak indie. ©jaeminuman, 2019