"NAH, kan. Liat nih orang celingak-celinguk nyariin kita." Jeno merekam Eric yang berada di hadapan mereka untuk dimasukkan ke Instagram story.
"Padahal kita di sini aja ya, Nal, dari tadi." Guanlin menambahi.
"Iya. Kan kita duduk aja di sini dari tadi tuh." Kamera Jeno diarahkan pada kaki-kaki mereka yang berada di posisi santai alias diangkat ke paha atau ke kursi. Mark tertawa tak karuan.
"Si Yoga sambil makan nasi uduk kan tuh. Si Eric celingukan aja nyariin sambil kita rekam."
"Iya, kan. Pasang earphone dia neleponin kita. Liat tuh. Kita ngomong di belakangnya kaga ngedenger dia." Jeno menyetujui perkataan Jinyoung.
"Di-jum dong mukanya, bang. Jum in, jum out gitu." Hendery memeragakan tarian yang sedang tren di Tiktok dan sering ditarikan oleh Haechan.
"Nih, nih." Jeno melakukan zoom habis-habisan pada wajah Eric, "Bibirnya seksi kan tuh. Nyelangap kebingungan."
Semua pada tertawa. Hingga Hyunjin datang dan ikut menertawakan Eric karena tidak melihat kawan-kawannya di belakang.
"Tolil lu. Gua aja baru dateng langsung ngeliat." Hyunjin tertawa sembari menghampiri Ronald dan kawan-kawannya.
"Lihatlah orang ngaret dan orang oon ini, kawan!" Changbin menunjuk Eric dan Hyunjin.
"Nyariin siapa emang, pak?" Guanlin bertanya pada Eric.
"Nyariin lu pada lah!"
"Nyariin lu pada. Goblok." Jeno mengulang jawaban Eric.
"Serius. Gua nyari-nyari lu pada katanya di deket palang jalan yak. Kaga keliatan, anying."
"Tolol. Kaga keliatan. Operasi tuh katarak lu."
Eric tertawa, "Anjing lu, Nal! Lagian lu pada kaga bales chat."
"Kan si bule udah ketawa kenceng di belakang lu. Si Ronald udah ngerekam-rekam. Masa lu kaga nyadar."
"Kaga, Yan. Kan kuping gua disumpel headset, ya ilah." Eric menjelaskan.
Jeno hanya tertawa pelan, lalu pergi, "Cabut Indoagustus dulu gua."
"Kok Agustus, blok?" tanya Changbin.
"Lah? Sebebas gua."
"Oh iya."
"Ngape tiba-tiba kabur, bang?" Guanlin bangkit berdiri, "Nitip dong. Nih, duitnya."
"Nitip apaan? Unta?"
"Kaga lah. Mahal. Yang biasa aja."
"Ngockey."
"Sok-sokan cabut lu abis liat gua. Kaga jelas." Hyunjin berucap santai.
"Mending diem dah, setan." Jeno berbicara dengan ekspresi serius hingga semua orang segan, lalu ia tertawa, "Kenapa pada tegang? Gua ke Indoapril mau numpang muntah doang ini liat muka si Certo."
"Jeh, elu. Sa ae." Hyunjin menghampiri Jeno dan merangkulnya.
"Ngapain sentuh-sentuh dah orang ini? Alergi gua kumat lagi entar."
"Lu masih marah apa kaga sih, anying? Bingung gua." Hyunjin tertawa.
"Kenapa lu ketawa-ketawa? Lu pikir ini bercandaan?" Jeno berubah kesal.
"Ya... ampun, bang. Ya udah dah. Maap."
Kini, Jeno yang tertawa, "Bercanda, setan."
"Lu mah bikin gua panik!" Hyunjin menepuk-nepuk punggung kawannya itu sembari tertawa lega. Anak-anak yang lain juga merasa lega sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
hizkia | nomin
Fanfictiontw // harsh words, sexual harassment ーʏᴀɴɢ satu depresi dan yang lainnya anak indie. ©jaeminuman, 2019