44 | jennie blackpink lupa lirik

1.4K 206 10
                                    

"INPORMASI apaan?" tanya Jaemin begitu mereka setidaknya sudah menjauh dari kerumunan.

"Pura-pura ga tahu dia." Jeno tertawa sembari menunjuk wajah Jaemin.

"Dih. Serius. Kaga tahu. Ngomongnya kaga jelas."

"Bapak Certo, Bapak Certo."

"Oh." Jaemin berpikir sebentar, "Eh iya. Dia napsuan gila, Nal. Dari dulu. Biasa lah. Aku mah naksirnya ke Ronal."

"Kaga nyambung. Untung naksir balik."

"Serem lah. Takut nih."

"Kenapa?"

"Kamu sambil nyengir dong. Jangan terlalu serius gitu."

"Lagi serius beneran nih, Hizkia." Jeno berusaha menahan amarahnya. Kau lupa? Ia sebenarnya sedang marah. Kau tak tahu? Payah.

"Iya. Si Certo masih suka napsu ke gua kali. Palingan ngomong-ngomong doang mau grepe, kaga dilakuin tapinya." kata Jaemin sambil berdusta, "Gara-gara gua suka pake baju kebuka dikit kali makanya gua disangka hoe atau perek atau apa lah orang-orang nyebutnya. Padahal mah yang keliatan cuma perut gua yang gede kalo abis makan sama apa lagi? Pastinya bukan pentil, lobang, atau kelamin gitu, 'kan."

"Mulutnya, dek." Jeno geleng-geleng kepala, "Semua kedemenan saya disebut."

"Jih, sue." Jaemin menempeleng kepala Jeno pelan agar sadar, "Cerita-cerita begini malah jadi naik pitam aku."

"Ya udah. Tenangin diri dulu. Kalo ada apa-apa, kasih tahu." Atau saya yang cari tahu sendiri.

"Tenang. Oh ya. Nanti latihan drama kamu jangan kabur lagi ya. Udah 2 kali kamu kabur. Tar kita ga bisa pacaran."

"Bener juga." kata Jeno, "Tapi, nanti izin cabut dulu. Bentar aja ya. Plis. Mau ini dulu paling, nyebat."

"Ngabisin sebatang aja ya. Jangan banyak-banyak."

"Sebatang." Jeno mengulurkan jari kelingkingnya yang disambut oleh Jaemin. Emang Certo punya berapa batang sih?

🐦

Jeno duduk di sebelah Jaemin. Tangannya di atas kepala Jaemin yang beberapa kali menepisnya sambil mengerutkan dahi dan berkata iiihhhh! Berat! Pikirannya ada pada kejadian tadi dan pada Alexander Mark Jason sehingga saat Jaemin maju untuk latihan adegan berpedang, Jeno langsung menghampiri kawan yang bagai saudaranya itu.

"Kenapa?" tanya Mark.

"Bayangin. Tadi gua nonjok pala si Certo."

"Iya. Terus?"

"Gara-garanya gini..." Jeno duduk di meja yang merupakan properti drama mereka sehingga Kim Hyunjin meneriakinya.

"Hoi! Duduk di kursi, Nal!"

"Siap!" Jeno membentuk gestur seperti memberi hormat dengan asal-asalan, kemudian duduk di lantai sambil bersandar dan berselonjor, "Gua denger tuh bocah tadi bilang ke pacar gua eh lu gua grepe ya! Marah dong gua. Meletup-letup dong amarah gua sampe ke kepala."

"Iya. Pasti dong."

"Nah, terus..." Jeno berhenti berbicara ketika Lia yang sedang bercanda dengan Yeji hampir saja terjatuh.

"Nal, kaki lu panjang amat. Lipet, gila!" Yeji berteriak.

"Jangan teriak-teriak. Pengeng kuping gua."

Mark tertawa keras melihat Jeno yang akhirnya melipat kaki pasrah. Si Yunandar itu melanjutkan kisahnya, "Terus, ya udah pala ketemu bogem dah. Dua kali doang. Kaga babak belur."

Si blasteran Kanada terkejut, hanya sedikit. Ia menegakkan duduknya, "Dia ga marah?!"

"Marah." jawab Jeno, "Gua marah balik. Dia diem. Gua cabut."

"Gila. Gua takut nanti bakalan tegang, tapi bagus sih lu belain Hizkia."

"Santai dah. Besok juga udah kayak homo lagi. Yang penting dia tau aja dulu."

"Tapi, gua baru liat dah anak-anak kita pada berantem gara-gara rebutan pacar. Kemaren kan si Brandy ama Vano juga. Sekarang lu ama Certo." ujar Mark sambil lalu.

Jeno terdiam.

🦄

"Eh, ini adegan apaan? Yang ama anak kuda?"

"Gajah anjir, Nal. Bukan kuda."

"Oh iya. Nanti gajahnya gimana? Bikin properti bentuk gajah gitu?"

"Iya kali. Gampang dah. Boneka gajah juga bisa kan." jawab Kim Hyunjin sembari memperhatikan dan membenarkan setting latihan mereka yang kurang pas, "Duduk, Kia."

"Ngockey."

"Tar Ronald muncul dari belakangnya gitu ya."

"Ngockey." Jeno mengikuti ucapan Jaemin.

"Coba mulai sekarang."

Jaemin langsung berpura-pura bermain bersama anak gajah. Felix yang ada di belakang tertawa tak bisa berhenti sambil menutup mulut dan bersandar pada Farrel.

"Cukup anjir, Lix." Farrel jadi ikut tertawa. Jaemin yang berada di panggung juga tertawa kecil sembari menunjuk Felix.

"Si Kia kayak orang sinting main sama udara."

"Nah, Ronald coba muncul." Hyunjin memberi aba-aba.

Jeno berjalan dengan kaku di belakang Jaemin, "Eh, Dahayu."

"Jangan eh, gila." Hyunjin tertawa. Teman-teman yang lain juga, "Yang mesraan dikit."

"Cium atuh, Nal!" Hendery berteriak.

"Sekip!" jawab Jeno santai, jadi bukan bermaksud menyinggung Jaemin.

"Kamu kalo cium aku, aku tonjok ya mukamu." Jaemin tersenyum. Jeno tertawa.

"Iya, Hizkia. Kaga dicium."

"Sebenernya gapapa sih cium tangan gitu."

"Nanti salah tingkah gua." Jaemin ragu.

"Sans udah." Jeno menenangkan Jaemin dengan jantung yang berdegup cepat. Malunya bukan main, "Coba nih ya."

"Iya nih." Jaemin memberikan tangannya pada Jeno dengan senyuman lebarnya yang kau pasti tahu karena itu ciri khasnya.

"Gini?" Jeno mengecup tangan Jaemin dengan cukup santai. Justru penonton mereka lah yang tidak santai, berteriak dan mengejek.

"Akas- Agra- Kyaaaaaa!" Jaemin menjerit dan tertawa ketika ia melupakan nama peran Jeno. Itu namanya salah tingkah.

Semua orang di sana ikut tertawa, termasuk Jeno dan adiknya, "Sumpah. Kayak Jennie Blackpink pas lupa lirik luh."

"Kaga, Vano. Ngaco!" jawab Jaemin dari atas panggung.

"Lu liat ade lu, Nal. Kekar tegap berisi, eh sukanya Jeni." Yoga menepuk punggung Jisung.

"Itu gua suka liat klip dia yang seliweran di sosmed doang."

"Lu kan sama, Yog. Kekar tegap berisi demennya si Felix yang udah kayak hello kiti." Jeno menyahut.

"Gua kan demen liatin keoonannya doang. Lucu. Ye kan?" Yoga membela diri.

Dan Felix di seberangnya langsung berbisik-bisik dengan Farrel.

🦄

hizkia | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang