17 | razia

6.7K 1.3K 206
                                    

"LIPTINT baru ya, Tasha? Gua mau lihat."

"Udah agak lama. Gua beli di Korea waktu liburan." Heejin menyerahkan liptint Laneige-nya pada Haechan.

"Ini yang ada dua warna itu?"

"Iya."

"Keren. Beli yuk, Ki!" Haechan menyenggol lengan Jaemin dengan sikunya.

"Beliin." Jaemin terkekeh.

"Enak aja."

"Pelit." Jaemin mencubit pinggang Haechan dengan posisi kepalanya diletakkan menyamping di atas meja.

Bel berbunyi. Jaemin menegakkan posisi duduknya sembari mengarahkan pandangannya ke luar jendela kelas. Mungkin saja ada Jeno, tetapi ternyata tidak. Yang ada hanya wali kelas mereka dengan penggaris kayu di tangannya.

"Selamat pagi, anak-anak!" sapa wali kelas mereka yang merupakan guru matematika.

"Pagi, Bu Tiara!" suara Guanlin terdengar paling keras.

"Wah semangat sekali. Tentunya kalian juga semangat jika saya suruh keluar kelas sekarang." Taeyeon yang merupakan wali kelas mereka tersenyum.

"Ada apa, Bu?" tanya Sunwoo.

"Razia. Barang-barang yang tidak berhubungan dengan kegiatan pembelajaran akan disita. Ada razia seragam juga yang dilakukan oleh guru kesiswaan, jadi cepat keluar dalam hitungan ketiga atau kalian akan kena ini?" Taeyeon mengangkat penggaris kayunya, "Satu, dua..."

Dan seisi kelas XII IPS 3 berbondong-bondong keluar saat itu juga. Beberapa siswa tampak berlari sembari memasang gesper di pinggang mereka.

"Liptint gua, Panjul~" Heejin merengek pada Ryujin.

"Biarin disita!" jawab Ryujin, tetapi pada akhirnya ialah yang menyelamatkan liptint Heejin dengan cara memanjat jendela.

"Mark, Ronald di mana?" tanya Jaemin dengan wajah khawatir ketika mereka tak sengaja berpapasan di depan kelas. Jeno suka membawa barang-barang ilegal ke sekolah seperti rokok atau pun vape. Lebih parahnya lagi, ia pernah membawa pisau jari ke sekolah.

"Kurang tau, Ki. Di meja piket mungkin. Tadi gua sama Brandy ke sekolah duluan. Dia masih di teteh sama Yoga."

"Temenin gua ke meja piket."

"Nanti, Kia. Ini lagi razia seragam, kan?"

"Iya ya. Seragam Mark berantakan banget. Nanti bisa-bisa dimarahin guru piket." kata Jaemin setelah mengamati Mark dari atas ke bawah.

"Kapan dia pernah rapi?" Haechan tertawa dan Mark mengacak rambutnya.

"Benerin dulu kaos kaki lu, Rel. Tali sepatu lu juga warna warni lagi. Jangan sampe ketahuan guru."

"Iya." Haechan menuruti perkataan Mark. Ia menyandarkan dirinya ke dinding agar lebih mudah memperbaiki kaos kaki dan tali sepatunya.

"Bule, ini powerbank gimana?" Hyunjin menghampiri mereka sambil mengacungkan sebuah benda berbentuk persegi yang Jaemin ketahui adalah vape.

"Mampus! Punya si Ronald yang baru beli juga ada di tas gua!" Mark panik. Ditambah dengan guru kesiswaan yang sekarang berjalan ke arahnya.

hizkia | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang