"BAJU dari Kak Andrew ini udah. Haircare yang itu juga udah. Tinggal biskuit red velvet ini aja berarti."
"Udah belom?"
"Tunggu!"
"Masih lama?"
"Tunggu ini bajunya ngatung!" ujar Jaemin sembari memakai bajunya yang akan digunakan untuk membuat video endorse biskuit, "Di ruang tamu aja deh kamu! Malu tau!"
"Gapapa lah kalo ngatung dikit doang."
"Ya udah. Nih. Sabar." Jaemin membuka pintu kamarnya dan Jeno pun langsung masuk.
"Seriusan nih gapapa?"
"Apanya?"
"Masuk ke kamarmu."
"Gapapa lah kan cuma mau bantu videoin."
"Oh iya."
"Ih iyi." Jaemin mulai menyetting ring lightnya, "Ini segini udah cakep belom?"
"Udah. Cakeeeppp."
"Ya udah mulai ya."
🐦
kinda🔞
"Halo, guys. Jadi, aku baru dikirimin biskuit red velvet dari biscoffee. Aku pernah coba yang varian red velvet dan itu enak banget. Aku seneng sih pas dikirimin yang varian kopi ini. Aku mau langsung cobain aja."
"Eh, bagian sini agak canggung gitu ga sih, Nald?" Jaemin menunjukkan ponselnya pada Jeno.
Jeno tidak menjawab karena kutipan namanya juga seme sedang berlaku di sini. Ia sedang fokus ke bagian-bagian yang ia sukai dari tubuh kekasihnya.
"Gak canggung juga sih, tapi agak aneh aja. Ya udah lah ya. Ga diperhatiin bener kali." gumam Jaemin sambil mengunyah biskuitnya.
"Bawel sih. Udah cantik mah cantik aja." jawab Jeno dengan nada ringan.
"Jangan gombal."
"Serius."
"Makasih, tampan."
Jeno meletakkan tangannya di punggung Jaemin. Karena sedang berdua saja, tangannya turun ke pinggang. Karena sedang di kamar, tangannya turun ke pinggul. Dan karena mereka sudah saling memiliki, tangannya turun ke bokong. Jaemin mulai melirik datar ke arah Jeno, tetapi tak begitu ambil pusing. Ia tetap memeriksa hasil videonya.
"Nih cantik." Jeno menunjuk salah satu video.
"Beneran?" tanya Jaemin si insecure sembari menoleh ke arah kekasihnya.
"Iya." Jeno mengecup pipi Jaemin. Si manis itu mematung dengan pipi memerah karena dicium kekasihnya.
"Makasih ya, videografer berbakat."
"Sama-sama." Si anak indie itu merapatkan tubuhnya ke si selebgram dengan tangan yang mulai meremas pelan bagian belakang tubuh Jaemin.
"Wow wow! Apa nih?" tanya Jaemin salah tingkah. Sebenarnya ia senang-senang saja karena, hey, itu Ronald Sebastian Yunandar. Ujung-ujungnya ia juga yang mengecupi rahang prianya itu. Tangannya juga sudah ke mana-mana. Jeno hanya melanjutkannya saja karena merasa sudah mendapat lampu hijau. Ia memasukkan tangan untuk menyentuh perut rata Jaeminnya. Jaemin sempat malu-malu sehingga ia duduk menjauhi Jeno sambil terus mengunyah biskuit tanpa menatap kekasihnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
hizkia | nomin
Fanfictiontw // harsh words, sexual harassment ーʏᴀɴɢ satu depresi dan yang lainnya anak indie. ©jaeminuman, 2019