07 | rebel lions

10.4K 1.8K 193
                                    

CHENLE sedang meminum susu di ruang makan ketika mendengar perbincangan sang kakak dan neneknya di ruang tengah. Ia beranjak ke sana dan ikut bergabung dengan dialog mereka.

"Jadi, papi sama mami resmi cerai?"

"Gitu deh, oma." jawab Jaemin.

"Terus Kia sama Martin ikut siapa?"

"Mami."

"Takut ganggu papi sama cewek barunya." Chenle melanjutkan.

Nenek mereka menghela nafas. Jaaemin bertanya dengan hati-hati, "Oma setuju papi sama Sella?"

"Sebenarnya gak setuju. Kan Sella belum jelas asal-usul keluarganya. Padahal papi kalian sudah dijodohin sama yang bagus, tapi malah cari yang gak jelas."

Jaemin dan Chenle merasa iba pada nenek mereka karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi perselingkuhan kedua orang tua mereka dan berakhir dengan terus merasa bersalah pada kedua cucunya.

Mau bagaimana lagi? Bukankah mereka semua hanya korban?

🕊️

Jaemin terbangun di Sabtu pagi yang tenang karena teleponnya berbunyi dengan layar yang menunjukkan nama Haechan. Ia menjawabnya dengan suara malas karena kesadarannya pun belum mencapai seratus persen.

"Halo, Rel?"

"Kia. Gua diajak Mark nonton dia manggung nanti malam di SMS."

"Terus?"

"Temenin yuk."

"Minta Felix aja."

"Dia mau kondangan sama keluarganya."

Jaemin mengubah posisi tubuhnya menjadi tengkurap, masih dengan mata yang tertutup, "Emang Mark manggung sama siapa?"

"Band indienya yang gak pernah mau kalau disuruh manggung di sekolah. Makanya lu gak tahu, kan?"

"Ada si bebek ya?" tanya Jaemin. Ia memang sudah membuat nama samaran untuk Jeno bersama Haechan dan Felix.

"Iya. Sama adiknya juga. Si Rivanol."

"Temennya alkohol kali ah." Jaemin mengguncang tubuh adiknya pelan, "Tin, nonton orang manggung yuk malem ini."

Chenle berdengung sambil menggeliat, kemudian tidur lagi.

"Isshhhh." desis Jaemin sambil menjauhkan ponselnya dari telinga, "Martin, ada Revano. Katanya mau minta traktir."

"Hah?" Chenle langsung membuka matanya, "Di mana?"

Jaemin tidak menjawab. Ia kembali mendekatkan ponselnya ke telinga, "Martin ikut juga, Rel."

"Ya udah bagus. Makin rame ongkos grabnya jadi makin murah."

"Apaan sih? Mau ke mana?" Haechan dapat mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Chenle dari seberang telepon sebelum Jaemin pamit untuk memutuskan sambungan.

🐦

Haechan tiba di rumah Jaemin pukul lima sore dan mereka langsung berangkat ke Summarecon Mall Serpong karena malam minggu jalan ke sana pasti macet. Jika ada waktu, mereka sebenarnya ingin berjalan-jalan dulu.

hizkia | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang