hizkia | nomin

26 | melangkah tanpamu

"YANG, yang, yang."

"Apaan yang yang yang yang? Tabok lu."

Jeno terkekeh, "Mau mulai nih aku."

"Di Instagram Our Bar?"

"Iya, Hizkia."

"Oke. Aku liat. Buruan nyanyi."

"Sabar dong."

"Kamu nyanyi buat aku ya? Hehehe."

"Enggak lah."

"Kok gitu?"

"Ini mah lagu galau. Ngapain aku galauin Hizkia? Kan kita masih barengan."

"Oh iya. Hehehe."

"Udah. Jangan ketawa. Saya gak kuat, jadi gak fokus."

"Laki-laki lemah!"

"Tidak apa-apa. Kalau kamu yang mengatakan itu saya tidak akan marah."

"Udah sana nyanyi!"

"Iya."

🐦

Jaemin mendengarkan nyanyian rebel lions dari laptop. Ponselnya digunakan untuk menjawab pesan dari sang ayah yang jika boleh Jaemin jujur, pesan itu agak mengganggu.

Pertama-tama Siwon menanyakan jadwal study tour terakhir Jaemin, kemudian berjanji untuk membayar uang kegiatan untuk study tour itu. Jaemin menolak karena pada nyatanya Tiffany sudah membayar uang kegiatan kedua anaknya. Yang membuat Jaemin kesal adalah Siwon justru senang mendengar fakta itu.

Bagus deh dia udah jalanin tugas sebagai orangtua dengan baik.

"Sialan. Mau marah." gerutu Jaemin yang memilih untuk tidak lagi membalas pesan ayahnya untuk menghindari keributan, "Mendingan denger lagu laki gua. Anjir. Keren juga suara dia."

Jaemin menikmati setiap lagu yang dinyanyikan oleh band indie itu hingga ketiduran. Terutama lagu yang berjudul Melangkah Tanpamu. Jeno benar-benar keren saat menyanyikan lagu itu. Ya. Begitu keren hingga seorang laki-laki tampan berlesung pipi menghampirinya setelah penampilan mereka selesai.

"Misi, adek-adek."

"Eh, iya, mas." Jeno yang baru saja selesai meletekkan gitar elektrik kembali ke tempatnya menoleh.

"Dari Jakarta ya?"

"Tangerang lebih tepatnya, mas." jawab Mark.

"Oh. Mantan saya juga dari sana." Laki-laki itu mendudukkan diri di salah satu kursi.

"Oh." Jeno tersenyum sopan.

"Lagu kalian bagus-bagus."

"Makasih banyak, kak." Jisung si kecil akhirnya menjawab.

"Denger-denger kalian band indie. Jadi, semuanya sendiri?"

"Iya. Puji Tuhan, alhamdulillah."

"Kayak atheis, anjrit." bisik Mark pada Jeno.

"Itu namanya menghargai semua agama."

Ya. Mark dan Jeno sibuk berbisik, jadi untuk sementara yang bertugas menjawabi pertanyaan laki-laki tampan di hadapan mereka adalah Jisung.

"Oh. Mantan kakak sekarang di Tangerang apa Surabaya?"

"Gak tahu. Hilang gitu aja. Padahal belom ada kata putus. Yang ada cuma insiden." Laki-laki itu tersenyum, "Oh iya. Lupa ngenalin diri. Saya Jefri."

"Ronald, Mas Jefri." Jeno mengulurkan tangannya yang dibalas oleh Jaehyun dan diikuti oleh kedua sahabatnya.

"Mark."

"Vano, kak."

"Ngomong-ngomong kita bisa bantu cari pacar kakak di Tangerang nanti. Boleh minta fotonya?" kata Mark.

"Nih." Jaehyun mengeluarkan dompet dari saku celananya dan mengeluarkan sebuah foto dari dompet itu, "Makasih banyak. Gak usah repot-repot cari. Cuma kalo kalian gak sengaja liat bisa hubungi saya."

Mark menerima foto itu dan menatapinya bersama-sama dengan Jeno dan Jisung.

"Cantik bener anjrit."

"Iya yak. Gila."

"Orang ganteng mah dapetnya yang cantik."

Jaehyun terkekeh mendengar perkataan tiga remaja itu, "Saya udah agak lupain dia, tapi lagu-lagu kalian tadi bikin saya inget lagi."

"Wah. Maaf, tapi emang tugas kita adalah menyatakan perasaan orang-orang yang tak tersampaikan lewat lagu, kak."

"Jadi, tugas kita sekarang udah terlaksanakan dengan baik ya?" tanya Jeno.

"Iya." jawab Mark.

"Santai aja lah. Gak usah minta maaf." Jaehyun terkekeh.

"Ngomong-ngomong, pacarnya kakak namanya siapa?" Kau tahu lah siapa yang menanyakan ini. Siapa lagi yang dari tadi memanggil Jaehyun dengan sebutan kakak jika bukan Jisung?

"Ini. Siapa sih namanya? Susah namanya."

"Anjir. Pacar sendiri lupa namanya." Mark tertawa.

"Oh inget deh. Hizkia namanya."

🐦

jaehyun as jefri tanuwijaya
pacarnya hizkia katanya

🦄