18. Kesepakatan [⚠]

2.2K 468 64
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

p.s. : kaget ya? bentar, hadiahnya ngga sampe di sini.

hihi

💎


Asahi naik cukup tinggi ke udara, tengkurap dengan perasaan takut yang tersemat, ia berusaha mengais udara untuk berenang dan seenggaknya memegangi dinding di dekatnya.

"Duh, Asahi!" Jaehyuk yang harusnya menahan kejadian tersebut berteriak dan berusaha menggapai kaki Asahi yang menjuntai. "Haruto! Bantuin gue!" pintanya pada sang adik. Segera Haruto menurut, meskipun ngeri juga sebenarnya. Namun, keadaan masnya harus mampu ia bantu.

"Jeongwoo! Sini ikut bantuin! Lo jangan takut dulu!" kini Haruto yang berteriak. Namun, Jeongwoo menolak. Tubuhnya bahkan nggak mau merespon permintaan Haruto.

"Ya mana bisa ogeb! Gue gak bisa gerak ini!"

Lelaki jangkung-Haruto itu mendecak, lantas masa bodoh dan kembali berusaha untuk meraih kaki Asahi.

"Yedam, coba lo naik ke punggung gue, habis itu lo tarik kaki Asahi turun ya?"

Yedam yang tiba-tiba mendapat perintah itu mau nggak mau mengangguk dan langsung menurut. Sedangkan Junkyu samperin Jeongwoo dan coba tenangin sang adik biar nggak terpaku sama apa yang buat dia takut.

"Jeongwoo, Jeong? Kedip, ayo kedip dulu. Mingkem itu mulutnya!" Tuturnya. Dengan bantuan Junkyu yang berusaha menaikkan rahang Jeongwoo agar mulutnya nggak lagi terbuka, akhirnya Jeongwoo pun bisa berkedip dan bernapas lebih normal dari tadi.

"Aduh! Mas, duuhhh... Jeongwoo takut nih!" Jeongwoo serius pengen nangis aja. Dia udah nggak betah, dia mau keluar. Tapi Junkyu malah peluk badan bongsornya dan Junkyu usap-usap lembut punggung Jeongwoo.

"Sstt... udah ya, udah. Tenang dulu lonya, kita coba bantuin Asahi dulu ya? Kita jaga dari bawah, oke?" Bujuknya. Maka dengan pelan Jeongwoo mengangguk dan berdiri dibantu oleh Junkyu. Mereka berdua bergerak di bawah tubuh Asahi yang masih melayang. Namun, beruntung kedua kakinya telah Yedam pegang.

"Asahi, lo tenang aja, kita semua pasti jagain lo! Jangan panik ya?" nasehat Jaehyuk.

Asahi cuma menggerutu kesal. Bukan apa-apa. Jatuh sih, nggak masalah. Tapi hawa panas yang hadir di sekitar wajahnya yang jadi masalah. Dia jadi berkeringat, dan Asahi benci itu. Ia mendecak. "Duh, apaan sih ah! Bisa nggak usah kayak anak kecil gini nggak sih?! Dasar penghuni bia-"

"Anak kecil?"

Mata bulat Asahi melebar. Di depannya, ada seorang perempuan dengan kepala pecahnya dan wajah penuh lumuran darah menatapnya dengan mata hitam penuh dan begitu menyeramkan. Seolah nggak terima akan apa yang Asahi ucapkan. Bibir putihnya itu melebar, membentuk senyuman yang amat mengerikan untuk dipandang. Dan Asahi terdiam akan kengerian di depannya.

"Menarik. Asal kamu tahu, aku lebih dulu lahir daripada kamu, Asahi. Ya... meskipun aku juga lebih dulu mati."

Dan ketika Asahi nggak bisa bergerak ataupun mengedipkan matanya, ia hanya mampu berdoa dalam hati, jika sosok penuh darah yang berada dangat dekat di wajahnya itu menghilang. Maka dalam sekejap setelah ia berucap dalam hati, perempuan itu pun lenyap dan ia jatuh tertangkap oleh Jeongwoo dan Junkyu.

Brakk!!

"Alvi! Berhenti menampakkan diri!"

Ya, suara tubrukan itu bukan hanya berasal dari Asahi dan kedua saudaranya. Melainkan pula datang dari kedua sosok dengan wujud yang serupa, bedanya adalah salah satu dari mereka mempunyai poni yang menutupi sebagian dahinya. Satu yang memiliki poni itu meringis kesakitan di bagian punggungnya karena terlempar oleh sang adik.

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang