Selamat membaca dan semoga terhibur!
Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!
Thank you.
💎
Kamu kembali terbanting. Tapi kayak sebelumnya, kamu nggak merasakan apa-apa. Padahal mulutmu sekarang udah muntah darah.“y/n, maaf, lo bakal kesakitan nanti.” Napas terengah, tanganmu bergerak untuk mengusap semua darah yang keluar dari mulut. Sedangkan kamu mencoba berpikir, disela tubuhmu yang kembali bergerak untuk melawan dua makhluk yang tetap aja nggak kalah-kalah.
“Gue nggak ngerti. Kenapa gue nggak bisa gerakin tubuh gue dan ngga ngerasain apapun. Gue kayak bicara dalam hati.”
Satu Babadook terjatuh. Kaki kanannya patah, dan raungan keras terdengar. “Ya karena lo emang bicara dalam hati.” Namun, disela sibuknya tubuhmu bertarung, jawaban kamu terima.
“Gue masih nggak paham...”
Mulutmu mengembuskan napas pelan. Sembari tubuhmu yang terus bergerak dan matamu yang mengamati setiap gerakan dari lawan, jawaban kembali kamu dapatkan.
“Tubuh lo itu, sedang gue kendaliin. Seharusnya, lo itu tertidur selama gue masih rasukin tubuh lo. Nggak bisa denger, ngerasain, lihat, atau ingat semua kejadian sewaktu gue rasukin tubuh lo. Tapi gue juga nggak tahu kenapa sekarang lo malah bisa ngomong dan lihat semua yang gue lakuin. Mungkin nanti lo juga bakal ingat apa yang terjadi saat ini.”
Kayaknya kamu mulai paham. Tapi pertanyaan lain terlontar. “Jadi.. lo siapa dong?”
Bibirmu melengkungkan senyum miring, terlihat meremehkan pertanyaanmu. Kepalamu menggeleng. Dengan satu tendangan di wajah salah satu Babadook, satu makhluk pun akhirnya tuntas dibereskan.
“Panggil aku baginda raja.”
“HALU!”
Decihan terdengar. Terdengar dongkol. Si penjagamu itu nggak lagi menanggapi ucapanmu. Ia melirik ke arah Mashiho yang masih bersembunyi, menyembulkan kepalanya di antara pintu, lalu matamu kembali bergulir ke arah depan, tepat pada satu Babadook yang tersisa masih berusaha bangkit dari jatuhnya menabrak dinding. Geraman rendah terdengar.
“y/n, gue tahu di mana Junghwan. Tapi, gue harus kalahin makhluk itu dulu supaya lo bisa jemput adek lo, yang sayangnya, gue ragu bisa menang. Kekuatan gue udah mulai menipis. Kita harus lari. Lo setuju?”
Tanpa menunggu lama, kamu mengiyakan. “Kita nggak ada pilihan lain kan? Kalau gitu, tolong jaga mas Shiho.”
Senyum terkembang. Kepalamu mengangguk mengerti dan suara lantangmu memanggil Mashiho untuk keluar dari sembunyinya dan genggam tangannya erat sebelum paksa Mashiho untuk lari mengikuti tubuhmu.
“Loh?! Kok lari?! Dia masih belum musnah!” sentak Mashiho.
“Ck, tenagaku udah habis. Butuh pemulihan. Di depan sana ada gerbang, di dalam gerbang nanti ada Junghwan. Tapi—”
“Tunggu! Kenapa lo bisa tahu?! Jangan bilang lo yang sembunyiin—”
“Jangan mikir macem-macem. Aku ini suruhan nenekmu. Kamu harus berterima kasih ke beliau sepulang dari sini.”
Bukan hanya Mashiho, kamu pun ijut terkejut. Nenek? Siapa? Ibu dari Taeyang atau ibu dari Hyorin?
“Nenek yang mana?!” sahut Mashiho.
Tapi nggak ada jawaban. Kalian tetap berlari, Babadook ada di belakang, tengah menyusul dengan suara geramannya yang rendah menggema memenuhi lorong.
“Di depan, ada langkah kaki. Banyak.. langkah kaki.”
Ucapan dari si penjagamu nggak bisa kamu ataupun Mashiho pahami. Memang langkah kaki siapa?
Matamu melebar. Suara lirih keluar dari mulutmu.
“Mereka kembali. Kita... ketemu mereka lagi.”
Tuesday, 4 january 2022
(+) aku tau kalian bisa nebak... 😔
Publish : Wednesday, 5 january 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)
Horror16+ [ Treasure and You ] *Horror Version • Kebayang nggak, kalau keluarga bobrok macam mereka ganti genre dari humor ke horor? . "Kayaknya emang keluarga kita tuh, ada aja cobaannya. Jeongwoo makin item contohnya." "Lo ngomongin gue?" "Iya- eh? Loh...