40. Belum berakhir

1.3K 337 16
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

💎

"Midam, hati-hati!"

"BERISIK! AKH, MAKHKLUK SIALAN!"

Jeongwoo mendecih, bisa-bisanya aksi menyemangatinya dibilang berisik. Midam terengah, ia mengepalkan tinjunya, menatap nyalang makhluk hitam di depannya yang—demi apapun pengen dia hancurkan sampai nggak bersisa.

"Aku akan patahkan rahangmu."

Midam benci sekali dengan senyum makhluk itu, dia nggak suka sesuatu yang menyeramkan. Karena itu dia juga nggak suka sama wajahnya yang hancur sebagian. "Sekarang kamu tahu alasanku sering berubah dengan wajahmu, Doyoung."

"Ya, karena gue tampan dan mempesona."

"Aku benci mengakuinya. Tapi itu benar."

Kekehan Doyoung—yang tengah berbagi raga dengan Midam—terdengar. Midam kembali fokus melancarkan serangan, kembali mengeluarkan tinjunya dengan lebih cepat sebab makhluk hitam itu ternyata sangat lincah dari perkiraannya.

"HAHA! KENA!" soraknya semangat, mengingat udah terlalu lama makhluk itu menghindari serangannya. Ia mengunci pergerakan makhluk itu, melilit lehernya dengan lengan kanannya sebelum cekikan paksa ia lancarkan. Beserta kekuatannya yang dengan paksa membuat makhluk itu meraung kesakitan akibat panasnya yang nggak bisa ditahan. Senyuman lebarnya nggak ada lagi, Midam menyeringai puas akan itu.

Perlahan tubuh makhluk itu memudar, menjadi penuh asap lantas lenyap. Layaknya biasa, setelah semua makhluk mampu Midam tangani.

Embusan lega keluar. "Meskipun nggak jadi patahkan rahangmu karena banyak anak-anak yang lihat, tapi seenggaknya aku tetap bisa menang." Midam tersenyum bangga. Ia bangkit dari tidurannya setelah menahan tubuh makhluk tadi dan tersenyum, melambaikan tangannya santai ke arah para saudara Doyoung.

"Hai, sekarang ayo kita keluar."












Ada banyak pertanyaan yang tercipta. Tapi hanya ada beberapa yang berani melontarkannya untuk ditanyakan pada Midam, yang masih menguasai tubuh Doyoung. Lagi.

Salah satunya ada Jihoon, ia bertanya. Kayak biasa, dengan nadanya yang sinis. "Kenapa lo balik lagi?"

Midam yang jalan paling depan sendirian itu mendengkus. "Kalau aku nggak balik, kalian mungkin udah mati di tangan makhluk tadi."

"Tapi Doyoung—"

Pertanyaan Yoshi terhenti, oleh sahutan Hyunsuk yang sejak tadi terdiam. "Aman. Katanya. Mereka udah buat kesepakatan. Tapi kesepakatan apa? Cepet beri tahu kami." Ada nada perintah yang nggak bisa ditolak. Midam akhirnya membocorkan semuanya.

"Doyoung yang punya usul. Dia tahu kalian masih butuh aku, karena itu dia memilih untuk membagi tubuhnya denganku. Kami punya kesepakatan, jika aku membantunya, aku boleh ketemu y/n lagi."

Pelototan nggak setuju ada di semua wajah di belakangnya. Midam tertawa renyah. "Aku juga udah janji, cuma ketemu. Nggak nampakin diri atau ajak bicara. Tentu itu berlaku setelah aku bisa keluarin kalian dari sini."

"Sebenernya.. apa yang buat lo tertarik ke saudari gue?" Asahi berbicara. Tatapan tajam dan intonasi suaranya yang rendah membuat Midam lagi-lagi tertawa pelan.

"Karena dia manusia pertama yang bisa melihatku."








"Dobby!"

Pelukan tiba-tiba Midam terima. Dia... mendapatkan pelukanmu. Dari seseorang yang tengah ia bicarakan sebelumnya. Pandangan terkejut jelas terpatri. Dari semua dan juga Midam itu sendiri.

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang