Selamat membaca dan semoga terhibur!
Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!
Thank you.
💎
"Gimana caranya?"
Pertanyaan Hyunsuk dibalas senyuman lebar milik Adin. Tangan kanan makhluk itu terangkat, menunjuk sebuah ruangan yang terbuka. "Asahi ada di sana. Nanti kamu ikut sembunyi bareng dia sampai waktunya habis. Aku yang ulur waktu. Tapi sebelum itu, aku mau bicara sama kamu."
Hyunsuk melirik kanan kirinya yang gelap, menjawab ragu. "Bicara... apa?" tanyanya.
Serius, canggung rasanya. Tapi anehnya ia nggak takut. Padahal udah jelas-jelas sosok di depannya ini bilang kalau dia itu hantu, di sekitarnya pun gelap gulita. Cuma ada lampu senter dari ponsel yang dia bawa. Seharusnya... rasa traumanya kembali bukan?
"Nggak di sini ya, aku nggak suka gelap. Kamu juga pasti. Jadi boleh aku pegang tangan kamu?" tanya Adin.
Perlahan tangan kanan Hyunsuk terangkat, Adin tersenyum. Kulit berbeda suhu itu bersentuhan, tangan Hyunsuk tergenggam sempurna dan ketika dia berkedip, tempat tenang itu kembali ia datangi. Tempat tenang itu.. rupanya sebuah bukit. Hamparan rumput hijau mengelilingi. Hyunsuk melirik pada tangan yang masih menggenggamnya, perlahan tatapannya naik hingga pada wajah sang empu.
Gadis di depannya tersenyum.
"Adin?" sapaan pertamanya dijawab oleh kekehan ringan.
Genggaman terlepas. Gadis di depannya menarik napas sebelum mengembuskannya panjang. Ia menatap pemandangan luas di depannya. Hyunsuk terdiam.
"Kamu beda."
"Haha, iyalah! Di sini wujud aku biasa aja. Beda kayak di hotel itu."
Iya, beda. Nggak ada luka. Nggak ada gaun yang lusuh. Nggak ada bola mata hitam yang penuh pun kulit yang dingin. Semuanya nampak seperti manusia biasa. "Oh iya, aku mau bilang tentang saudara kamu."
"Asahi?"
Adin menggeleng. "Semuanya. Termasuk yang hilang pertama kali."
Mata Hyunsuk melotot. "Junghwan?! Kamu tahu dia di mana?!"
Anggukan yakin Hyunsuk dapatkan. Dia menghadapkan tubuhnya ke arah laki-laki yang menatapnya penuh dengan keresahan. Gadis itu tahu, Hyunsuk seorang kakak yang baik. Terlampau baik.
"Aku bakal beri tahu kamu beberapa rahasia." Hyunsuk semakin fokus. Adin melanjutkan, "Kamu nggak bisa temuin Junghwan."
"Apa? Kenapa?! Kamu bilang kamu tahu!"
"Aku memang tahu, tapi kamu nggak bisa selamatkan dia. Nggak ada yang bisa, kecuali satu orang." Raut serius keduanya tunjukkan. Hyunsuk begitu khawatir sekarang. Semakin khawatir.
"Seseorang... yang Junghwan pikirkan." Hyunsuk nggak paham terus terang aja. Kenapa Adin ini nggak mau langsung ke inti?!
"Itu rahasianya, Hyunsuk. Kalau kamu nggak ada di pikiran Junghwan, sampai kapan pun kamu juga nggak bisa temukan dia. Cuma satu orang, seseorang yang pertama kali Junghwan pikirkan untuk bisa selamatkan dia. Cuma orang itu yang bisa."
Hyunsuk meremat rambutnya frsutasi. Seseorang yang dipikirkan Junghwan pertama kali? Gimana bisa dia tahu itu?!
"Nggak ada cara lain?"
Adin menggeleng. "Sayangnya nggak ada." Dia menarik napasnya, lantas mengembuskannya perlahan. "Asal kamu tahu, banyak yang udah jadi korban. Kamu tahu rumor tentang hotel itu yang katanya banyak penginapnya yang hilang tanpa jejak? Itu dia yang culik. Si mata merah."
Tentu, Hyunsuk pernah dengar tentang itu. Dari Mashiho yang kembali bercerita untuk kedua kalinya, sebelum Junghwan yang menghilang setelah adiknya itu bilang kalau melihat seorang perempuan bermata semerah darah di dalam lift.
"Aku juga.. termasuk dalam orang yang dia culik. Aku dan kakak. Kami nggak berhasil ditemukan. Padahal kami ada di jurang belakang hotel saat itu, terjatuh karena bermain petak umpet. Kami dijebak sama dia. Dia tahu... kami nggak punya siapa-siapa untuk dmintai bantuan, jadi karena lelah menggantung di bebatuan, kami jatuh. Ya... kamu tahu akhirnya gimana."
Ada senyuman sendu di wajah Adin. Hyunsuk ikut sedih mendengar cerita mengerikan sosok di depannya. Dia nggak tahu gimana sakitnya jatuh dari tebing, pasti sakit. Sampai mati pula. Ah, jangan sampai itu kejadian ke dia ataupun saudara-saudaranya deh.
"Junghwan ada di paling belakang. Dijaga dua anak buah si dia. Pintu besi. Kamu harus hati-hati sama semua makhluk yang ada nanti. Tapi ngga apa-apa, selama ada cowok itu, aku rasa kalian bakalan aman. Ini rahasia kedua."
Cowok itu? Hyunsuk lagi-lagi dibuat bingung.
Tapi sosok di depannya nggak mau susah payah jelasin ke dia. Karena itu Hyunsuk juga berlagak masa bodoh. "Jadi.. rahasia ketiga?"
Ada hening beberapa saat. Sebelum Adin tertawa pelan dan menggeleng pelan. "Rahasia ketiga kayaknya aku simpan aja deh. Sekarang waktunya habis! Ingat ya, sembunyi di tempat Asahi dan jangan berisik. Aku bakal sebisa mungkin ulur waktunya buat kamu."
"Tunggu, ulur waktu buat apa?" selanya ketika tangan Adin hendak kembali menggenggamnya. Adin lagi-lagi tersenyum.
"Ulur waktu supaya Asahi menang main petak umpetnya. Setelah waktunya habis, kalian bisa keluar."
Sebelum Hyunsuk kembali bersuara, tangannya udah lebih dulu tergenggam dan mereka kembali pada suasana gelap dan dingin bawah hotel. Selepasnya, Hyunsuk pun ikut bersembunyi bersama Asahi setelah adanya sedikit perdebatan yang mempertanyakan kenapa Hyunsuk bisa ada di hadapannya.
"Udah biarin gue masuk dulu! Introgasinya ntaran aja!"
Beruntung adiknya, Asahi, itu mau menurut dan membiarkan Hyunsuk bersembunyi bersama. Sekarang, tinggal jalankan rencana dan bantu Asahi menangkan permainan.
To be continued.
Saturday, 21 august 2021
(+) sampai jumpa jumat depan!
sekarang kasih tau aku, sejauh apa kalian paham sama apa yg terjadi 😈 ayo komen! aku memaksa 👿
Publish : Friday, 27 august 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)
Horror16+ [ Treasure and You ] *Horror Version • Kebayang nggak, kalau keluarga bobrok macam mereka ganti genre dari humor ke horor? . "Kayaknya emang keluarga kita tuh, ada aja cobaannya. Jeongwoo makin item contohnya." "Lo ngomongin gue?" "Iya- eh? Loh...