Selamat membaca dan semoga terhibur!
Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!
Thank you.
💎
Kamu, Mashiho, dan jiwa Doyoung itu terdiam untuk sesaat. Masih berada di ruangan yang sama. Berdiri melingkar, saling menatap penuh pikiran yang menerka-nerka, bagaimana cara jiwa kembali ke tubuh asli yang telah dibajak oleh jiwa lain.
"Kamu langsung didorong gitu emang? Nggak ada tanda-tanda apapun Dobby?" tanya Mashiho. Doyoung mengguman sebentar sebelum menggeleng.
"Rasanya kayak dijorokin. Habis itu dalam sekali kedip aku udah keluar dari raga dan jadi kayak orang mati begini. Aku udah sempet kasih tahu mas Jaehyuk, tapi kayaknya dia gak paham deh."
Mashiho hela napasnya. Lantas dia lihat kamu yang masih berpikir dengan banyak kerutan di dahi dan tangan kanannya yang menumpu dagu. Doyoung pun sama, sedang perhatikan kamu dengan penuh antisipasi.
"Kalau gitu, gampang dong!" semangatmu menatap mereka berdua yang terkejut dan bingung. "Gini, kalau jiwa Dobby bisa keluar cuma karena dorongan dari jiwa lain yang maksa masuk, maka Dobby juga tinggal lakuin hal yang sama. Kemungkinan besar bakal berhasil. Karena Dobby yang punya raga aslinya, dan setan tuh pasti ada waktu di mana energinya lemah."
Mereka berdua masih serius memperhatikan. Menunggu kelanjutan kalimat yang akan terlontar darimu. Kamu tersenyum bangga karena merasa pintar dalam berteori.
"Jadi Dobby, setan itu sekarang pasti udah kehilangan energi banyak dan kamu... harus segera ambil raga kamu kembali!"
Ya, hantu apapun itu pasti mengeluarkan banyak energi untuk masuk ke raga manusia. Sehebat apapun mereka, pasti ada saat di mana mereka mulai lemah karena terlalu banyak mengeluarkan energi. Sama seperti katanya, bahwa untuk merubah wajah seperti adikmu, Doyoung, saat itu memerlukan energi yang banyak. Apalagi memasuki tubuhnya.
"Kalau gitu... aku harus pergi nih?"
Kamu mengangguk. "Iya dong!"
"Terus ninggalin tuan putri di sini sama mas Shiho aja?"
Mashiho mendecak.
"Buruan Dobby!" Beruntungnya, sentakan kesal Mashiho mampu buat Doyoung segera berlalu dan melaksanakan praktik dari teorimu sebelumnya.
•
"Mas, gue lemes, tolong mau pingsan aja..."
"Heh! Dobby jangan!"
Teorimu memang benar. Tapi ada kelemahan di sana, yaitu nggak tahu bahwa efek sampingnya setelah berhasil merebut raga kembali adalah lemas dan bahkan nggak bisa berdiri. Tubuh Doyoung nggak bisa ia gerakkan.
Hyunsuk yang panik bingung harus melakukan apa. Yoshi yang menjaga tubuh adiknya itupun hanya mampu menepuk-nepuk pelan pipi Doyoung agar mata adiknya itu tetap terbuka. Tapi sia-sia. Doyoung tetap pingsan pada akhirnya.
"Ini kalau si Midam yang bangkit gimana dong?"
Haruto menyenggol lengan Jeongwoo yang sekali lagi nggak perhatikan pemilihan katanya. "Bangkit lo pikir vampir."
"Tapi bener, gimana kalau Dobby nggak balik lagi?"
"Huss! Pasti balik tenang aja." Asahi sebagai pihak yang terlihat tenang tapi dalam hati juga khawatir itu balas ucapan Jaehyuk.
"Jadi, kita tunggu sampai sadar?" tanya Yedam.
Jihoon menimpali. "Itu keputusan yang paling bijak. Kita tunggu aja, di dalam ruangan berpintu. Jaga-jaga siapa tahu ada sesuatu yang muncul kita bisa otomatis sembunyi."
"Jadi beneran bakal ada sesuatu dong?" sahut Junkyu.
"Nggak ada gunanya gue berpikir positif sekarang. Jadi, iya, 99 persen bakal ada sesuatu yang muncul, Junkyu. Makanya, kita cari barang-barang berat buat tahan pintunya dari dalam nanti."
Beres. Mereka semua telah aman, untuk sementara. Pintu telah tertahan oleh banyaknya kursi bahkan kardus dan potongan-potongan kayu bekas kaki kursi atau meja. Saat ini, meski mereka yang mencoba keluar pun akan kesulitan sebab banyaknya barang yang mereka letakkan.
Hanya ada beberapa meja berdebu yang terkoyak karena rayap. Menumpuk di salah satu pojok ruangan dan selebihnya hanya di isi oleh debu dan kotoran. Menjijikkan. Tapi mau bagaimana.
"Kita mau sampai kapan ya terjebak di sini?" lesu Jeongwoo. Kali ini dia sungguhan lelah. Ia melihat baterai ponselnya dan angka 31 ada di sana. Padahal sebelum ia masuk ke ruangan ini, ada angka 99 di sana. Apa ia dan saudaranya udah terlalu lama di dalam sini ya?
"Jam satu lewat tujuh menit," jawab Haruto. "Kita udah empat jam di sini."
"Gue kangen mamah..." Junkyu tekuk lututnya dan dia peluk sembari dagunya yang bersandar di lututnya. Ekspresi sedih dan rindunya kentara. Jihoon pun tepuk pelan pundak si yang lebih muda.
"Gue juga kangen si tua— papah..."
Semua orang tahu, Jihoon hampir aja keceplosan panggil sebutan laknatnya. Beruntung keburu diubah. Tapi omong-omong, kayaknya mereka ketambahan personil. Ada tepat di depan Junkyu, berpose sama kayak dia. Memeluk lutut dan menatapnya.
Tapi setelah senyum lebar hingga telinga ia lihat, ia paham, itu bukanlah sebangsanya.
"Kita harus segera keluar," ungkapnya lirih dan gemetar.
Monday, 15 november 2021
(+) perhatiin tanda serunya (⚠) nanti ya!
Publish : Tuesday, 4 january 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)
Horror16+ [ Treasure and You ] *Horror Version • Kebayang nggak, kalau keluarga bobrok macam mereka ganti genre dari humor ke horor? . "Kayaknya emang keluarga kita tuh, ada aja cobaannya. Jeongwoo makin item contohnya." "Lo ngomongin gue?" "Iya- eh? Loh...