23. Cerita Hyunsuk dan sebuah permintaan

1.7K 393 45
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

p.s : hehe, double untuk tebus kehilanganku selama hampir sebulanan(?) atau dua bulan ya? Aduh lupa.

Semoga menikmati ya!

💎

"Apaan sih, lo dari tadi gak kejedot masa amnesia?" heran Jihoon.

Tapi raut nggak ngerti yang Hyunsuk berikan justru buat Jihoon hela napasnya. Dia pegang kedua pundak kakaknya itu dan dicengkeram erat. "Apa yang lo inget?"

"Gue ingetnya kita masuk ke ruang paling dasar hotel terus masuk ke salah satu pintu, warna putih kalau gak salah. Habis itu udah, gue gak tahu apa-apa lagi. Jadi kita masih di dalam hotel ya?"

Doyoung yang sejak awal cuma diam menyimak mulai berpikir. Apa ini semua karena pengaruh Adin? Gimana bisa? Hyunsuk bahkan nggak dirasuki kan?

"Tapi gue mimpi, ketemu sama cewek rambut hitam panjang gitu, cantik. Dia pakai gaun. Siapa ya, namanya..."

"Adin?"

"Nah! Tapi dia tiba-tiba hilang, gue juga nggak ngerti kenapa." Hyunsuk cemberut, memikirkan kembali saat-saat dia ngobrol panjang sama yang namanya Adin sebelumnya. Hyunsuk nggak tahu, di mana tempat mereka ngobrol, cuma mereka dipenuhi ketanangan di sana. Cuma obrolan ringan tentang keseharian yang biasa mereka berdua lakukan. Dan semua cerita tentang Adin serta kakaknya. Hyunsuk lupa namanya, cuma yang ia ingat, mereka saudari kembar yang selalu bersama setiap saat. Nggak mau pisah dan nggak akan bisa pisah.

"Mas, tapi... lo dari tadi nggak tidur gimana bisa mimpi?" pertanyaan Haruto buat Hyunsuk kembali ke kenyataan. Raut bingung itu kembali hadir.

"Ha? Kok aneh?"

"Ya lo yang aneh! Lo nggak usah ngada-ngada deh, Mas. Gue kasih tahu ya, yang lo kata mimpi ketemu cewek namanya Adin itu, dia udah mati! Dan jadi setan gentayangan sekarang, noh lagi di ruangan depan lo," Jeongwoo murka. Iya. Dia capek, banyak banget kejadian nggak masuk akal yang nimpa keluarga mereka.

Dia cuma mau pulang.

"Jangan marah-marah ah, nggak ada gunanya marah-marah Jeongwoo." Yedam sebagai kakak yang baik, peluk tubuh Jeongwoo yang mulai lelah. Dia biarkan tubuh Jeongwoo rangkul dia erat, sembunyikan wajahnya di pundak Yedam dan adiknya itu nangis di sana.

"Gue kesel Mas, gue mau cepet ketemu sama Wawan, mbak, sama mas Hiho..." racaunya. Yedam cuma ngangguk beberapa kali, dan tepuk-tepuk pelan punggung Jeongwoo.

"Iya, gue tahu."

Pada kenyataannya, mereka semua.. memang pengen pulang.

"Sekarang, aku mau Mas Hyunsuk cerita semuanya ke aku. Apa yang Adin itu bicarakan sama Mas?"

"Asahi!"

"Alvi!" Adin datang, memasuki ruangan yang penuh dengan barang-barang bekas di dalamnya. Dia datangi sang kakak yang baru aja masuk ke dalam ruangan sebelum dirinya.

Alvi menoleh. "Jangan ganggu. Aku sedang cari manusia itu!"

Sebelum sang kakak sempat memeriksa barang di sekitarnya, pundaknya Adin tahan dan buat wajah sang kakak berhadapan dengannya. Raut marah ada di wajah keduanya.

"Cukup Alvi. Kamu nggak ada hak buat mempermainkan manusia lagi. Jangan jadi kayak dia!"

Cengkeraman di pundak Alvi tepis, "Tahu apa kamu!" sentaknya.

"Kak!"

"Ketemu!" omelan sang adik tersela sebab Alvi segera bergerak melewatinya dan menunduk. Melihat ke bawah ranjang yang usang dan terdiam. Adin mengerutkan alisnya heran, apa jangan-jangan Asahi memang sembunyi di sana?

"Sialan! Dia sengaja menipuku?!"

Sebuah sandal tanpa pasangan Alvi genggam kuat dengan amarahnya yang semakin membuncah. Di satu sisi, Adin menghela napas lega sebab ketakutannya nggak jadi nyata. Alvi segera membanting sandal milik Asahi itu ke lantai. Sang kakak terlihat sangat frustasi, Adin lihat itu. Maka ia mendekat, memegang pundak kiri Alvi dan bertanya,

"Sisa berapa waktu?"

"Dua puluh."

Kembali, helaan Adin keluarkan. "Akan aku bantu, tapi ingat, jadikan Asahi yang terakhir. Jangan coba cari mangsa lain. Kakak mengerti?"

"Kamu serius?!" terlihat sorot bahagia di wajah Alvi, Adin mendengus lantas mengangguk.

"Iya, tapi berikan aku waktu sepuluh menit untuk bicara dengan Hyunsuk."

"Hyunsuk? Kakaknya Asahi itu? Kamu tertarik sama dia?!" lagi, seruan antusias terdengar bersama dengan senyuman sang kakak yang masih mengembang.

"Aku rasa iya, makanya tolong izinkan dia masuk ke wilayah ini. Bisa kan? Selama itu, bisa kamu jaga saudaranya yang lain agar nggak mengganggu?"

Tanpa pikir panjang, Alvi mengangguk setuju. Menepuk kedua lengan saudarinya penuh haru. "Akhirnya kamu suka seseorang! Oke, aku akan bukain buat dia dan jaga semua saudaranya. Tapi setelah itu, kamu bantu aku temuin Asahi dengan kekuatan kamu! Aku tahu kamu bisa temuin tempat ini karena kemampuan kamu yang nggak aku punya kan?"

Maka.. senyuman lebar keduanya pun terpatri, sebelum setelahnya bergegas untuk melakukan permintaan sang adik—Adin.

 senyuman lebar keduanya pun terpatri, sebelum setelahnya bergegas untuk melakukan permintaan sang adik—Adin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Friday, 16 july 2021

(+) info! Jadi intinya, Adin sama Alvi itu punya kekuatan khusus mereka masing² sebagai makhluk halus. Dan untuk lebih jelasnya, aku bakal ceritain di chapter selanjutnya ya! Semoga aja ngga bingung semuanya 💙

Publish : Friday, 16 july 2021

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang