6. Lebih baik jangan

3.5K 681 82
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

💎

Waktunya api unggun!!

Dan kalian mungkin bisa nebak, apa yang bakal dibahas di sini. Enggak, bukan. Bukan renungan malam sambil nangis-nangis ya. Males banget bahas begituan, semua juga tahu mereka sayang pakai banget sama ortu, ya kan?

Sekarang mari bahas cerita seram buat menemani nyalanya api unggun mereka.

Hwhw.

Untuk yang pertama, dimulai dari Haruto.

"Jadi pas malem sekitar jam 1 gue bangun mau ke dapur, dengan keadaan mata gue yang masih ngantuk sambil gue ucek pelan—"

"Eh! Bahaya! Jangan gitu lagi, ntar merah mata lo."

"Ck, ah! Lagi cerita juga! Diem deh Young!"

Doyoung seketika mencibir, orang dia mau ngingetin hal baik malah diomelin. Emang si Hyunsuk sensi bener.

Oke, mari kita lanjutkan.

"Nah, gue iseng nengok ke arah kamar mbak."

"Hah? Si kembar?"

Haruto ngangguk mantap, lalu suasana tiba-tiba hening dan lebih mencekam. Kamu juga penasaran, ada apa dengan kamarmu?

"Gue lihat.. ada orang berdiri tegak natap lurus ke arah kamar mbak. Bentuknya item gitu, gue nggak begitu jelas juga sih karena gelap. Tapi gue bisa pastiin, dia itu cowok dan lagi senyum tipis sama matanya yang lebar."

"..."

Hening masih melanda, sampai kamupun mengerjap mata pelan dan berdeham. "Emang kapan tuh?” tanyamu agak penasaran.

Haruto menoleh, "Kemarin. Malam sebelum berangkat nginep sini."

"Lah? Baru banget dong?" Sahut Jaehyuk. Haruto mengangguk dan melahap satu potongan sosis yang tersisa.

"Terus pas gue ucek mata buat mastiin, orangnya udah hilang. Ya udah, gue lanjutin aja ke dapur. Haus sih."

"Berarti yang lo lihat kemungkinannya cuma dua, halusinasi atau.. setan."

"Nyebut setannya biasa aja dong! Nggak usah pakai nada bisik-bisik gitu!"

"Lah, lo malah teriak-teriak! Keusik, terus digangguin mampus lo!"

"Mas Jihoon dih!"

"Udah gue bilang jangan panggil Mas! Geli Duyung!" udah, biarkan mereka bertengkar. Yang kamping cuma keluarga mereka doang kok, jadi nggak masalah berisik. Nggak bakal sampai di telinga para orang yang nginap di kamar.

Tapi kamu nggak bisa untuk diam aja tanpa mencengkram baju Mashiho yang ada disampingmu. Meskipun tidur sekamar dua orang, bukannya tetap aja nakutin kalau begitu? Apalagi itu kejadiannya baru.

"Nggapapa Mbak, kamu tuh tergolong manusia beruntung yang bisa sekamar sama mas Asahi. Pasti tentram deh." Jeongwoo mengelus tanganmu lembut, dengan senyumnya dia berusaha menenangkan. Dan itu cukup berhasil, apalagi ketika tatapanmu menghadap ke Asahi, dia juga tersenyum tipis dan mengangguk pelan. Seolah bilang, ‘Aku di sini’.

"Eh, omong-omong. Gue pas nungguin mas pelayannya ngambilin sosis tambahan, gue kan nungguin di lobby tuh. Nah, jadinya gue sendirian kan. Petugas yang lain lagi ngasih pelayanan kamar soalnya. Habis itu, gue denger liftnya bunyi, otomatis gue nengok dong, dan gue lihat ada cewek rambut pirang sepunggung masuk pakai gaun selutut warna putih." Jeongwoo berhentikan bicaranya sebentar untuk ambil napas. Lalu kembali melanjutkan dengan fokus para saudaranya yang nggak teralihkan sama sekali dari wajahnya.

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang