42. Pertarungan dimulai

1.3K 332 9
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

💎

Jeongwoo mencengkeram tangan Haruto, saudaranya itu mengerutkan dahinya. "Lo kenapa?" tanyanya. Haruto tahu sosok di depan sana memang menyeramkan, tapi kenapa rasanya Jeongwoo berbeda ketika berhadapan dengan sosok yang sekarang?

"To, dia To! Dia yang gue lihat di lobi hotel pas itu! Yang di depan lift! Gue tahu karena pakaian sama rambutnya persis. Gue nggak tahu kalau dia itu setan—"

"Wah, kamu ingat? Tapi aku lebih ingat adikmu. Junghwan? Bukankah dia bilang pernah melihatku?" Tawa kemudian menggelegar. Suara si merah begitu melengking tinggi, hingga mampu menghantarkan rasa ngilu di telinga.

Tangan Jihoon mengepal. Dia udah siap untuk meninju, urat marahnya nampak jelas. Jihoon nggak suka ada yang ganggu keluarganya, apalagi modelan hantu nggak jelas kayak si merah. "Lo mau kasih tahu Junghwan di mana, atau gue bunuh lo lagi sekarang?!"

Kekehan masih terdengar, seolah perkataan Jihoon hanyalah guyonan biasa. "Oh, aku takut sekali~ Hahaha!"

Sosok itu tertawa meremehkan. Ia sekali lagi melihat satu persatu manusia di depannya. Tersenyum licik lantas berkata, "Kalau mau saudara kalian selamat, tentu kalian cari sendiri. Semoga beruntung ya?" Hampir aja sosok itu menghilang, cekalan di tangan kanannya menghambat.

Ada kamu, yang menatapnya tajam penuh amarah. "Gue tahu lo mau kunciin kami di sini." Sahutan darimu menimbulkan pelototan nggak percaya dari semua saudaramu. Bahkan Jeongwoo kini takutnya mulai berkurang sebab rasa kesalnya yang bangkit.

"Heh, lo kurang ajar ya! Udah culik sembarangan, sekarang mau jadiin kami sandra lo juga?! Enak aja!" Junkyu dengan nada marahnya—yang sebenarnya lucu—menunjuk kesal si merah yang mendecih. Ia menatap ke arahmu.

"Lalu aku harus apa? Membiarkan kalian semua lolos dan bisa selamatkan adik kalian itu?! Aku nggak mau." Penekanan di akhir kalimatnya membuatmu geram. Tapi Doyoung—atau lebih tepatnya Midam yang kembali mengambil alih tubuhnya—berlari menghampirimu dan segera menjauhkanmu dari si merah. Niatmu ingin protes, tapi tatapan Midam yang menatap lurus ke arah si merah membuatmu urung dan berakhir melihat ke arah sosok yang nyatanya, tengah berubah menjadi wujud lain.

Sosok itu kini nggak lagi berwujud perempuan dengan darah segarnya. Jarinya memanjang, pun dengan kuku-kukunya yang menajam. Aura gelapnya hadir, mata semerah darah itu menatap marah. Semua bekasnya nggak menghilang, tapi semua darah yang mengalir sebelumnya menjadi bekas. Bajunya pun nggak lagi putih.

"Dia nggak akan bisa pulang seperti aku!"

Midam mendelik, ia segera berseru. "Semuanya berpencar!" Tanpa babibu, mereka menurut. Beruntung, sebab Jeongwoo yang jadi incaran itu nggak bisa tertangkap.

"ANJIR JANGAN GUE DONG!" sentaknya marah.

Sedangkan kamu yang hendak maju untuk melawan, tertahan oleh cengkeraman Midam di kedua lenganmu. Ia menggeleng. "Kondisi kamu buruk, y/n. Biar aku yang lawan."

Seketika itu, kamu sadar jika yang sedari awal menyeretmu menjauh itu bukan Doyoung. Rasa rakutmu kembali hadir. Ini alasan kenapa kamu selalu jauhin Doyoung. Karena kamu sendiri nggak tahu, kapan Doyoung asli sungguhan muncul di depanmu. Kamu menunduk, nggak berniat menjawab. Segera, Midam melepaskan lenganmu dan mengembuskan napasnya pelan.

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang