37. Si penjaga [⚠]

1.4K 343 21
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

💎

Mashiho dan kamu kembali hanya berdua. Kamu menatap Mashiho yang tengah melihat sekitar dengan arahan senter ponselnya. "Mas, berhasil gak ya?" tanyamu.

Mashiho menoleh, ia tersenyum. "Kalau nggak berhasil, paling dia juga balik ke sini. Sekarang, kita harus jalan lagi."

Mashiho menggenggam tangan kirimu. Bersama kembali lewati setiap ruangan penuh debu yang Mashiho harap ada ujungnya.

"Nanti.. kalau udah keluar dari sini, kamu mau apa?" ia bertanya tanpa menoleh. Masih sibuk dengan sekitarnya.

Sedangkan kamu terdiam sesaat. Meliriknya lantas tersenyum simpul. "Mau bareng sama kalian aja. Nggak lagi kepisah kayak sekarang. Meski nggak ada liburan pun, aku nggak masalah."

"Yakin? Nggak mau liburan?" Mashiho tertawa pelan.

"Aku lebih baik bosen di rumah daripada nanti keulang lagi kayak gini, aku takut."

Mashiho paham, gimana kamu sayangnya ke mereka semua. Usapan di atas kepala kamu dapatkan dari Mashiho yang tersenyum simpul menghadapmu. "Kita bakal baik-baik aja, sayang. Kamu nggak perlu khawatir dan jadi takut buat liburan, mas... bakal selalu ada buat kamu. Kita semua." Genggaman tangannya menguat, seolah menyalurkan perasaan positifnya padamu.

Kamu tersenyum. Mengangguk paham. "Kamu memang punya aura yang positif."

Mashiho mengerutkan dahinya, ia menatapmu bingung akan tanggapan dan gaya bicara yang nggak biasanya. "Lo—"

"Tunggu ya, Shiho. Adik kamu bakal aku balikin, tapi setelah dia aku hadapin."

Mashiho suka mendengar dan membaca cerita-cerita seram di internet. Lewat podcast atau pula blog pribadi. Ada juga sebuah film horor yang sering kali tercipta karena adanya banyak cerita mistis, rumor-rumor seram. Seperti yang ada di depannya. Dengan topi tinggi, mata hitam, senyum mengerikan, kuku jari panjang nan tajam.

 Dengan topi tinggi, mata hitam, senyum mengerikan, kuku jari panjang nan tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Babadook.

"KENAPA ADA DUA?!"

Bahumu terangkat. "Mana aku tahu. Kamu yang salah masuk ke sini, makanya bisa ketemu mereka."

"Lo sendiri nggak cegah adek gue?! Udah tahu bakal bahaya!"

"Heh! Manusia! Kenapa salahin aku?! Udah, sana jauh-jauh kalau nggak mau ketangkap terus di masukin ke lemari seumur hidup!"

Tentu, Mashiho dengan cepat menurut dan mundur ke belakang. Menjauh dari kamu yang sedang dalam mode 'dirasuki'. Hantu sama adik sama aja. Kamu dan penjagamu itu ternyata punya karakter yang hampir mirip. Suka marah-marah.

"Jangan sampai adek gue luka ya?! Awas aja lo!"

"Ya! Gak janji."

"Apa?!"

Kamu udah nggak lagi mendengarkan teriakan Mashiho yang ingin protes. Kedua makhluk di depanmu udah mulai maju dengan senyumannya yang nggak pernah pudar. Rasa-rasanya kamu mau buat rahangnya patah aja supaya nggak gampang pamer gigi.

Kamu menghela. "Kayaknya ini bakal lama." Mengingat cuma kamu sendirian yang bisa mengalahkan para makhluk ini, pastinya kamu butuh sebuah rencana. Embusan napas terdengar. Kamu tersenyum.

"Beruntung yang punya tubuh bakal lupa setelah ini."

Dua Babadook itu berlari, dengan kedua tangan yang terulur ke depan, berusaha menusuk tubuhmu dengan jarinya yang runcing. Ah, kayaknya, penjagamu itu harus berusaha ekstra.

"y/n, maaf..."














"Maaf buat apa?"

Penjagamu mendelik. Ia yang tengah mengambil alih tubuhmu hampir aja kena tusukan dari salah satu Babadook yang telah lebih dulu sampai.

"Loh, tunggu! Badan lo masih gue pakai, kok bisa nyaut?!"

Sekarang, rasanya kayak bicara pada diri sendiri. Gila. Kamu, yang asli, mengerutkan dahi bingung. "Apaan sih? Lo siapa dan di mana?—tunggu! Mereka apaan?!"

Tubuhmu tetap bergerak, menghindar dan sesekali melawan para Babadook itu. Bukan kamu yang menggerakkan, tapi si penjaga. Sejak setelah kamu memberikan jawaban untuk pertanyaan Mashiho.

Si penjaga mendecak. Masih berusaha melawan meskipun kedua Babadook itu nggak ada lelahnya menyerang. "Lo bia diem dulu nggak?! Jangan buat konsentrasi gue berkurang!"

Lagi-lagi, kamu mengerutkan dahi. "Sikap lo... kayak kenal?" Tapi setelah itu, goresan di lengan kiri kamu terima. Kamu terhempas, menabrak dinding dan erangan dari mulutmu terdengar. "Kok gue gak ngerasain sakit?" heranmu.

"Sshh... belum. Nanti kalau gue udah keluar dari tubuh lo, baru lo rasain sakitnya. Makanya, kalau nggak mau luka lebih dari ini, diem dan jangan ganggu. Ini demi Mashiho juga. Kalau mereka nggak gue kalahin sekarang, mereka bisa ambil Mashiho dan mas lo itu bakal mereka makan. Lo mau gitu?"

"YA ENGGAK ANJIR! BURUAN BANGUN KALAU GITU! MEREKA MAU SERANG LAGI TUH!"

"Bacot bener anak si Taeyang."

Si penjaga—kurang ajar—itu akhirnya bangkit dan kembali bertarung. Mengerahkan semua kekuatannya dan menyerang balik. Lantas satu Babadook berhasil ia banting menjauh.

Ia menyeringai. "Kalian tuh masih ecek-ecek. Gue hidup lebih lama dari kalian, jadi jangan sok keras. Sini maju!"

Mashiho yang menyaksikan dari balik pintu jadi cengo. Adik dan hantunya emang punya sifat yang sama. Sombong.

Monday, 3 january 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Monday, 3 january 2022

(+) semoga aja paham ya ^^ sampai jumpa lain waktu 🙂

Publish : Tuesday, 4 january 2022

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang