38. Dia lagi [⚠]

1.3K 325 34
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

💎

Keadaan kacau. Ketika Junkyu sadar bahwa di dalam ruangan tertutup yang dia dan para saudaranya masuki dihuni oleh sesosok makhluk yang Junkyu sendiri nggak tahu pasti itu apa. Sosok itu berdiri, masih dengan senyum lebarnya yang—ah, Junkyu takut dimakan.

 Sosok itu berdiri, masih dengan senyum lebarnya yang—ah, Junkyu takut dimakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ki-kita.. nggak bisa keluar kan?” lirih Junkyu. Tangannya bergerak meraih lengan siapapun yang ada di sampingnya.

“Pintunya udah ditutup Kyu, susah...” sahut Jihoon, seseorang yang lengannya kini dicengkeram kuat oleh Junkyu.

Hyunsuk menyembunyikan wajahnya dibalik pundak Yoshi yang tengah duduk bersila sembari menopang kepala Doyoung yang belum sadarkan diri. Yoshi mendecak, jika begini bagaimana mereka bisa bertahan?

“Jeongwoo, Haruto, jangan gerak sembarangan.” Jaehyuk melirik ke arah dua saudaranya yang hendak menyingkirkan berbagai barang yang mengganjal pintu, ia menggeleng begitu wajah protes Jeongwoo ia dapati. “Sekarang, cari barang buat lindungi diri kalian dan bantu gue buat jaga Doyoung yang pingsan sama mas Hyunsuk.” Bisikan penuh perintah itu mau nggak mau kedua saudaranya sanggupi. Mereka mengambil kursi dan juga kaki-kaki kursi yang patah sebagai tameng dan senjata. Jaehyuk pun udah siaga dengan kayu balok panjang yang di gengammnya. Mereka bertiga segera berdiri di depan Yoshi, Hyunsuk, dan Doyoung.

“Mas Yoshi, tolong bawa senjata apapun buat jaga-jaga,” kata Jaehyuk. Yoshi mengangguk, lalu sodoran kayu datang dari Yedam yang juga tanggap menilai situasi. Di samping Yedam ada Asahi yang juga siap dengan punggung kursi kayu yang patah, nampak siap kapanpun untuk bertarung.

“Mau nggak mau, siap nggak siap, kita harus tarung lawan dia kan?” ucap Yedam. Yoshi mengangguk, menerima uluran kayu itu dari sang adik. Ia menunduk, melihat Doyoung yang matanya masih tertutup rapat.

“Sekarang mas yang bakal jagain kamu, Doyoung.” Yoshi menengok ke samping, tempat Hyunsuk yang masih bergetar takut dengan mencengkeram bajunya. “Mas, bisa tolong bawa Doyoung? Aku bakal berusaha buat jagain kalian. Mundur dulu, ya?” lembutnya. Sentuhan di pundak membuat Hyunsuk mendongak dan menatap sang adik yang tersenyum simpul.

“Yoshi... tapi gue—” Hyunsuk nggak lagi melanjutkan. Ia memejamkan matanya erat, berdecak kesal setelahnya. “Maaf, nggak bisa bantu banyak Yoshi.”

Yoshi semakin melebarkan senyumnya. “Tolong jaga Doyoung ya, Mas.”

Hyunsuk mengangguk, membawa Doyoung untuk lebih menjauh dan menghimpit dinding. Ia memeluk tubuh adiknya dan menyembunyikan kembali wajahnya di antara pelukannya. Hyunsuk takut, tapi jika nantinya makhluk itu tiba di depannya, dia berani menanggung resiko untuk tetap menjaga Doyoung dalam peluknya.

“Doyoung, semoga lo percaya sama mas,” lirihnya dan suara tawa melengking terdengar. Nyaring sekali, hingga mampu membuat seseorang terbangun.









“Hyunsuk, lepaskan pelukanmu.”

Sang empu nama menjengat, ia sampai dengan tergesa melepaskan tangannya dari tubuh sanh adik. “Doyoung?” panggilnya. Tapi Doyoung nggak menyahut, adiknya itu malah bangkit duduk, lantas mengembuskan napasnya pelan. Ia menoleh.

“Jangan salah paham. Tapi adik kamu yang suruh aku buat kembali ambil alih raganya. Nggak perlu khawatir, dia aman. Kami udah buat kesepakatan. Kalau nggak percaya nanti tanya aja, tapi setelah aku kalahin dia.”

Hyunsuk cengo. Tapi ia nggak lagi berani menatap Doyoung, karena adiknya itu udah bergerak menuju barisan paling depan, yang mana menimbulkan raut heran dari semua saudara yang ada.

Midam yang kembali menguasai tubuh Doyoung merenggangkan tubuh. “Nggak ada waktu buat bengong, cepat mundur dan jaga Hyunsuk. Ini nggak akan lama.”

Selepasnya, ia segera berlari maju. Melepaskan sebuah tinjuan cepat ke arah makhluk yang masih tersenyum lebar di depan sana.

 Melepaskan sebuah tinjuan cepat ke arah makhluk yang masih tersenyum lebar di depan sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuesday, 4 january 2022

(+) wuuh, degdegan... aku jg benci gambarnya, iya, maaf...

Publish : Wednesday, 5 january 2022

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang