43. Keluar

1.8K 360 63
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

💎

Kamu masih mencari. Ruangan kosong ini memang kayaknya cuma penuh dengan tumbuhan mawar. Hampir aja kamu menyerah, tapi suara Junghwan kembali kamu dengar.

"Mbak... mbak di mana? Junghwan mau keluar..."

Kamu segera berbalik, melihat ke arah saudaramu dan anggukan tanda bahwa mereka juga nendengar suara Junghwan kamu dapatkan. "Tapi kita udah keliling dari tadi, nggak ada yang nemu kan?" ungkap Yedam. Ia frustasi jujur aja. Tapi gimanapun, adiknya harus bisa ditemukan kan?

"Katanya, cuma y/n yang bisa temuin. Tadi kita keliling nggak ada y/n. Jadi bisa aja Junghwan di sembunyiin di tempat yang kita cari tadi kan?" sahut Junkyu.

"Maksud lo, yang kita cari di awal ruangan tadi? Kyu, lo tahu itu kosong doang kan? Mana bisa Junghwan di sembunyiin di tempat yang jelas nggak ketutupan apa-apa begitu." Pernyataan Jihoon ada benarnya. Lantas, Jeongwoo berseru.

"Di tumpukan mawar sana belom di cari kan?" ia menunjuk tempat di mana kamu sempat melihat kaki. Benar, memang belum kamu periksa. Tapi mana mungkin?

"Kalau gitu, suara Junghwan yang bilang kalau perih itu jangan-jangan..."

Jeongwoo mengangguk semangat. Segera pula kamu berlari ke arah tumpukan tumbuhan berduri di tengah ruangan. Agak berbahaya sebenarnya, sebab di depan sana ada Midam dan si merah yang masih aja bertarung dengan sengit. Mengeluarkan semua kekuatan mereka. Tapi kamu tetap mendekat, ada celah kecil yang membuatmu bisa masuk ke tengah, dengan modal senter dan kehati-hatian, kamu mengembuskan napas pelan dan segera berjalan menyamping. Menghindari semua duri yang ada.

"Eh, Adek! Jangan buru-buru ya?" sahut Jaehyuk. Yoshi mengangguk.

"By, hati-hati. Mau aku bantuin?" tawaran Yoshi kamu beri gelengan. Tanda nggak perlu. Sebagai seorang kakak, siapa yang nggak khawatir adiknya masuk ke area penuh duri yang bisa aja nusuk kulit adik tercintanya itu.

Hyunsuk pun nggak lagi sembunyi di belakang punggung Yoshi, dia mengintip kamu yang masih berusaha untuk bisa masuk lebih dalam. Ia menggigit kukunya khawatir. Tapi nggak mau buat kamu nggak bisa konsen cuma karena seruan takutnya. Dia cuma bisa berdoa supaya kamu nggak luka sedikit pun dan semua adiknya aman sampai keluar dari sini.

"Mas Hyunsuk, lo udah gapapa?" tanya Jihoon. Mashiho yang ada di dekatnya pun ikut menengok.

"Lo masih takut ya Mas?" tanya Mashiho. Hyunsuk mengangguk. Ia masih tetap fokus ke kamu meskipun ada rangkulan Mashiho di pundaknya sebagai bantuan untuk membuat Hyunsuk tenang dan merasa aman. Sampai desahan lega Hyunsuk keluar begitu kamu sampai di area yang lebih bebas dari duri.

"Mbak, gimana?" tanya Yedam.

"Kamu nemu apa di sana?" sahut Junkyu.

Yang lain memperhatikan. Kamu ternyata menemukan sebuah ranjang kecil di tengah semua tumbuhan berduri ini. Terlihat kumuh. Tapi kamu yakin dulunya ini sangat bagus dengan warna spreinya yang merah muda. Kayu jati yang menjadi bagian utama dari ranjang itu udah terlihat usang, tapi masih bisa menyangga dengan baik.

"Aku nemu kasur! Kayaknya masih bisa dipakai," jawabmu.

Jaehyuk memiringkan kepalanya ke kiri. "Kasur? Kenapa ada kasur di sini?" herannya.

"Gue juga nemu kasur kali Jae, pas sembunyi waktu itu."

"Tapi aneh nggak sih? Buat apa ada kasur yang di pintuin besi begini?" sahut Yedam lagi.

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang