8. Junghwan itu yang utama

3.1K 646 30
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

💎


Mata Asahi membulat, kaget. Tapi kamu masih terisak di dadanya dan nggak mungkin dia bebani kamu dengan bilang bahwa salah satu saudara kalian terjebak dalam kegelapan. Enggak, tapi adik bungsunya itu jelas sekali lebih penting dari apapun, kamu jelas nggak mau apa-apa terjadi pada Junghwan. Dan Asahi pun nggak mau dibenci kembarannya sendiri gara-gara itu.

Karena itu, dehaman gugup dan bibir yang bergetar berucap, menghantarkan suasana sunyi karena nggak adanya lagi isakan tangismu. Kamu menatap Asahi dengan ekspresi terkejut dan kacau.

Asahi menunjukkan ruang obrolan di ponselmu, matamu yang masih basah bergetar nggak percaya. Kamu mendecak kesal dan segera melepaskan pelukan dari Asahi, lantas menyuruhnya untuk membangunkan saudaramu yang lain.

"Bangunin semuanya dan suruh mereka kumpul di lobby. Biar gue yang bilangin mama sama papa."

"Eh, tapi bukannya nanti-"

"Junghwan itu yang utama. Gimana pun orang tua kita harus tahu, nanti kalau dalam 24 jam belum ketemu, mereka bisa lapor." kamu melirik Asahi yang udah berdiri resah di belakangmu. Rasa takut udah musnah, yang ada hanya "Kita.. harus cari Junghwan sampai ketemu."

Asahi hanya bisa bungkam dan menurut. Aura dominanmu bahkan lebih pekat dari dia yang marah ketika harus mencarimu yang menghilang tanpa kabar selama beberapa jam. Jujur aja, Asahi lebih takut padamu dibanding semua saudaranya.

Sedangkan kamu berjalan cepat untuk masuk ke dalam lift dan menekan nomor lantai tempat kamar hotel mama Hyo dan papa Taeyang berada. Namun sayangnya, pintu lift nggak mau menutup. Padahal udah beberapa kali kamu tekan pun, nggak ada respon. Maka dengan terpaksa tangga darurat menjadi sasaran utama.

Dengan tergesa kamu keluar dan berlari menaiki tangga ke lantai 5. Beruntung lantai kamar nggak terlalu jauh. Lagi pula, sejak kamu masuk ke dalam hotel pun, pelayannya nggak ada sama sekali. Sempat bingung, karena nggak mungkin resepsionis meninggalkan tempat kerjanya. Tapi kamu lebih mengutamakan adikmu. Setelah sempat menjawab bahwa kamu dan yang lain akan menjemputnya, nggak ada lagi balasan yang kamu terima. Hanya tanda dilihat yang ada.

Dan ketika hendak membuka pintu lantai 5 berada, ponselmu bergetar. Kamu memeriksanya lebih dulu, dan seketika kamu berlari menjauh turun kembali ke bawah, tempat paling dasar dari hotel. Masa bodoh dengan jantung yang berdetak hebat, kakimu masih terus melaju cepat menuruni tangga meskipun beberapa kali sempat akan terjatuh. Karena pesan balasan dari Junghwan membuatmu nggak lagi memikirkan apapun selain segera sampai ke pintu besi berwarna abu-abu pada ujung tangga darurat.

Napasmu terengah, hanya ada lampu remang tepat di atas kepalamu yang memperlihatkan keadaanmu yang sekarang berdiri di depan pintu berwarna abu-abu itu. Tanganmu yang berkeringat mengetik sebuah pesan panjang untuk semua saudaramu di grup.

Terkirim. Dan sekarang pada kedua orang tuamu. Hanya penjelasan singkat, bahwa anak bungsu mereka tengah dicari oleh anak-anaknya yang lain. Dan semoga aja ketemu. Setelahnya kamu masuk ke dalam, nggak di kunci. Nggak aneh sih, karena Junghwan nggak mungkin bisa ada di dalam kalau terkunci. Namun yang jadi pertanyaan, bagaimana bisa Junghwan sampai ke bawah sini?

Dan seperti dugaan, gelap. Di samping kamu menyalakan senter ponsel untuk menerangi jalanmu, para saudaramu yang lain sedang dalam perjalanan untuk menyusulmu. Karena sejak pesanmu terkirim, mereka nggak bisa menghubungimu lagi.

"Kenapa nggak nunggu sih, ah!" omel Hyunsuk disela langkah kakinya yang menuju tangga paling bawah.










Ting!

"Kayaknya udah tidur deh, Pah. Nggak mau nanti pagi aja?" mama Hyo bertanya, tapi papa Taeyang dengan raut khawatirnya menggeleng.

"Aku takut Mah. Mau periksa anak cewek kita aja, siapa tahu nggak bisa tidur, karena lupa bawa kipas." Mama hela napasnya pasrah. Suaminya emang sebucin itu kalau sama anak gadisnya. Udara malam ini memang nggak begitu panas, tapi papa Taeyang tahu kalau kamu nggak akan betah.

Mama cuma senyum simpul, disela menunggu pintu lift terbuka, beliau periksa ponsel di genggamannya. Membaca satu pesan singkat yang mampu melemaskan pijakannya pada lantai lift.

"Pah..."

Panggilan lemah dari sang istri, akhirnya mengalihkan sekilas kekhawatirannya dari sang anak kesayangannya. Dan penjelasan dengan mata yang menahan tangis dari mama Hyo buat papa Taeyang membisu seketika.





 Dan penjelasan dengan mata yang menahan tangis dari mama Hyo buat papa Taeyang membisu seketika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Wednesday, 9 desember 2020

(+) maaf teume, aku ingkar lagi. harusnya kan bagus apdet pas awal tahun baru:( tapi aku malah nugas sampe bablas tidur╥﹏╥ jadi daripada nunggu jumat depan, kasian lama bet. dan aku juga udah bilang mau apdet so, here we are!

masih gantung teum, sama aja(T▽T) hwhw. sabar ya❣

Publish: Saturday, 2 january 2021

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang