29. Mereka lenyap

1.5K 386 35
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

note!

jawab p.s ku di bawah nanti ya!

💎

Adin keluar sendirian. Alvi yang tahu saudarinya itu telah beres tersenyum lebar dan segera mendekat.

"Gimana, gimana? Kamu beneran ajak dia?"

Adin mengangguk singkat. "Ayo kita cari Asahi."

Alvi berseru girang, ia masuk lebih dulu meninggalkan adiknya yang masih berdiri di depan pintu. Ia menatap semua orang di depannya. Ada yang menatapnya dengan raut marah, nggak paham, ataupun datar. Senyumnya mengembang tipis.

"Selamat tinggal, semuanya. Aku harap kalian temukan saudara kalian." Ia pun masuk. Pintunya tertutup dan teriakan murka itu segera hadir dari para pemuda itu.

"Apa maksudnya?! Mana mas Hyunsuk sama mas Asahi?!" teriak Jeongwoo.

"Heh, setan! Bereng-" umpatan Jihoon dihambat oleh Yoshi yang membungkam mulutnya. Tatapan nyalang sama-sama hadir di kedua mata mereka.

"Jangan ngomong kasar sembarangan. Ini bukan tempat kita."

Jihoon mendecih keras begitu telapak tangan Yoshi menyingkir dari mulutnya. Tangannya mengepal kuat, ia menatap Doyoung yang hanya diam seolah santai dengan semua situasi yang mereka alami. Jihoon menggeram, mendekat cepat ke arah adiknya itu dan mencengkeram bajunya.

"Doyoung! Lo yang suruh kita ikutin apa maunya, lalu apa hasilnya?! Mas Hyunsuk nggak balik, Asahi juga masih nggak ditemuin! Apa tanggung jawab lo sekarang?!" Sorotan murka itu ada di matanya. Jihoon benar-benar marah. Pasalnya, jika bukan karena Doyoung yang menyuruh mereka untuk mengikuti saran dari para hantu itu, mereka nggak akan kehilangan anggota keluarga lagi. Tapi sekarang apa? Omong kosong!

"Jihoon..."

"Lo diem!" Jihoon menunjuk wajah Yoshi yang hendak menghentikan pertikaian yang akan ia buat. Jihoon masa bodoh, di tempat dia atau bukan, kalau semuanya jadi makin kacau seperti ini buat apa menahan diri?

"Sekarang gue tanya, apa rencana lo supaya semua dari kita selamat, ha?" Penuh penekanan, Jihoon tetap mencengkeram marah kerah baju Doyoung. Membawa semua saudaranya yang lain mendekat pula.

Yedam memberanikan diri membuka suara. "Mas Ji, gue curiga sama dia sejak awal."

Jaehyuk berdiri di samping kiri Yedam dan Junkyu di samping kanannya. Junkyu mengangguk pasti di saat mata Jihoon pun Doyoung beralih padanya. Jaehyuk berdeham sebelum ikut mengangguk ragu. Jaehyuk masih takut sebenarnya, jika memang yang ada di tubuh adiknya itu bukan Doyoung, gimana kalau si bukan Doyoung itu marah? Bukankah semakin memperburuk suasana?

"Apa yang lo curigain?" tanya Jihoon. Tangannya masih setia mencengkeram, Doyoung menyimak dalam diam.

Yedam berjalan lebih dekat ke arah Doyoung yang masih menatapnya tanpa emosi. Terlihat menakutkan, tapi Yedam nggak peduli. "Dia.. bukan Doyoung kita."

Raut terkejut jelas ada pada mereka yang nggak tahu perihal alasan Yedam bilang begitu. Yoshi menepuk pundak Yedam dan buat si adiknya itu menoleh. "Maksudnya? Jadi dari awal dia bukan..."

Yedam mengangguk. "Sejak mas Jaehyuk-"

Brak!

"APA MAKSUDNYA?! KAMU KEHILANGAN KEKUATAN BEGITU?! JANGAN ANEH ADIN!"

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang