19. Asahi dan gangguannya

2.2K 463 56
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

💎

"Heh! Lepas!" bentak Asahi.

Alvi mendecak, memutar bola matanya malas. Dan dengan perlahan ia akhirnya membawa Asahi turun di sebuah ruangan gelap yang hanya ada lemari baju tua dan nggak lupa pintunya pun sosok itu tutup dengan cara magisnya.

Suara pintu yang tertutup terdengar nyaring. Dan Asahi pun telah berdiri dan berlari menjauh ke pojok ruangan dengan siaga tubuhnya membuat sikap kuda-kuda. Antisipasi jika nantk makhluk itu macam-macam padanya.

"Keluarin gue!" bentaknya sekali lagi.

Sosok yang bernama Alvi itu cemberut, perlahan mendekat namun Asahi segera menaikkan kepalan tangannya ke depan wajahnya. Maka Alvi berhenti dan beralih untuk sekedar menatap Asahi dalam diamnya.

"Berhenti tatap gue begitu! Keluarin gue atau—"

Srett

"Atau apa?" Senyuman dengan wajah mengerikan itu seketika berada di depan wajah Asahi. Lelaki itu melotot dan berniat meninju kepala sosok itu sebelum dalam sekejap objek di depannya itu menjauh kembali dari hadapan Asahi.

Alvi tertawa pelan. Asahi lucu sekali. Dia jadi ingin selalu menggodanya.

"Asahi jangan gitu dong, mending kita main deh!"

Seruan ceria dengan ekspresi sumringah dari Alvi begitu membuat Asahi semakin kesal. Asahi nggak takut, cuma risih. Sebab dia nggak ada waktu untuk meladeni segala godaan yang sosok di depannya itu lakukan. Ia harus segera menemukan si kembaran dan dua saudara lainnya. Asahi udah muak berada di dalam gedung ini. Dia mau pulang aja nanti selepas semuanya udah beres. Tapi para makhluk di sini justru mempersulit semuanya.

Namun, senyuman penuh arti dari Alvi itu membuat Asahi mengerutkan dahinya. Dia jadi khawatir kalau sosok itu melakukan hal buruk padanya lebih dari ini. Perlahan Alvi mendekat, seiring mulutnya yang terbuka untuk berucap, "Nama aku Alvi, kamu bisa panggil aku Vi dan... kalau mau aku bisa bantu kamu cari semua saudara kamu, asal kamu main sama aku. Gimana?"

Mata gelap dan senyuman simpul sosok di depannya nggak bisa memberikan Asahi jawaban dari kebohongan yang tengah perempuan itu buat. Asahi nggak bisa tahu apa yang dikatakan sosok bernama Alvi itu benar adanya. Tapi kemungkinan ia tahu di mana saudaranya berada bukan hal yang mustahil. Sebab makhluk itu juga penghuni di sini bukan? Apa Asahi harus percaya dan menyanggupinya? Tapi kalau itu hanya sebuah jebakan, apa yang harus ia lakukan?

"Aku nggak akan menawarkan dua kali loh, kamu setuju atau engga?"

Asahi menunduk, menggigit bibir bawahnya ragu. Apa ia harus terima? Ah! Makhluk menyebalkan!

"Oke! Gue harus apa supaya saudara gue keluar dari sini dengan selamat?!"

Maka senyuman yang semakin lebar itu Asahi dapatkan. "Pilihan yang bagus. Cuma satu, sembunyi."

"Apa?" Asahi mengerutkan dahinya nggak mengerti. Maksudnya dia harus bermain petak umpet?

"Aku hitung sampai 10 dan selama itu kamu harus sembunyi. Kalau selama 30 menit aku gak bisa temuin kamu, maka kamu yang menang dan aku bantu kamu. Tapi kalau ketemu kurang dari batas waktu... kamu menetap bersamaku untuk selamanya."

Mampus. Resikonya terlalu berat. Tapi ini juga sebuah kesempatan yang mungkin nggak akan Asahi dapatkan lagi nantinya. Ah, tolong. Asahi bimbang!

Krieett...

Pintu terbuka perlahan, Asahi melirik ke arah pintu kemudian kembali pada Alvi yang masih tersenyum. "Ada tiga ruangan lainnya di luar yang penuh akan barang-barang nggak terpakai. Kamu boleh sembunyi di mana pun dan aku akan berusaha cari kamu dan kamu gak akan bisa kabur selepas hitunganku di mulai..."

Lantas Alvi memejamkan matanya, menutupnya dengan kedua telapak tangannya dan mulai berhitung lambat. "Satu.. dua.. tiga..."

Asahi pun dengan tergesa namun tetap hati-hati melangkahkan kakinya untuk mencari tempat yang aman selama 30 menit ke depan. Ia keluar ruangan dan tiga ruangan lain yang di maksud Alvi berada tepat di depannya. Ia memeriksa satu demi satu.

Pertama, dari yang paling kanan adalah tempat bertumpuknya kardus-kardus bekas perabotan, seperti televisi, pendingin ruangan, dan segala macam yang pihak hotel gunakan untuk mengisi kamar dan bangunannya.

Kedua, yang berada di tengah adalah tempat di mana semua perabotan rusak terbengkalai.

Ketiga, adalah tempat kosong yang nggak ada apa-apa sama sekali. Pastinya ruangan ketiga nggak akan bisa menyembunyikan dirinya selama 30 menit ke depan.

Jadi, Asahi harus pilih ruangan yang mana untuk bisa menang?

Jadi, Asahi harus pilih ruangan yang mana untuk bisa menang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Friday, 30 april 2021

(+) semuanya bergantung pada kalian, para pembaca. silakan pilih di mana harusnya Asahi sembunyi.

kemenangan Asahi ada di tangan kalian.

silakan tuliskan komentar di setiap ruangan yang menurut kalian aman dan bisa buat Asahi memenangkan permainan.

ya, aku mau buat poling.

menarik kan?

hihi.

Publish : Friday, 30 april 2021

and for you info, aku tripel update begini itu karena salah satu teman menyebalkanku ulang tahun hari ini! dan dia juga yang adalah hantu dari chapter ini. say happy birthday to her everyone-! Alvinaulum_

thank you karena udah buat aku punya inspirasi menulis 3 chapter ini 😡❤

Treasure Family 2 : Hotel Trivago | Treasure (12+1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang