part 25.

949 67 7
                                    

________

"Eh gue udah di tungguin diparkiran sama cowok gue nih lo gimana?" Tanya Ajeng setelah membaca pesan masuk dari Zidan.

"Duluan aja aku masih ada urusan."

Ajeng mengangguk. "Yaudah kalo gitu, duluan ya." Ajeng beranjak keluar dari area kantin meninggalkan Aqila sendiri disana.

Sekitar lima menit setelah kepergian Ajeng, Rafli menghampirinya. "Sorry, lama ya?"

Aqila mendongak, menggeleng pelan. "Enggak kok." Ia lalu menyerahkan paper bag nya kehadapan Rafli.

"Ini, makasih ya."

Rafli mengangguk kalem. "Santai aja si." Tak mau momen ini berlalu begitu saja, Rafli bertanya. "Eh iya mau kemana abis ini?"

Aqila melihat jam diponselnya, menunjukan pukul dua siang. "Em pulang si,"

"Masih siang padahal," Ucap Rafli, Aqila mengangkat alisnya. "Ya .. emang kenapa kalo masih siang?"

Iya, emang kenapa kalo masih siang? Rafli berdehem pelan, iya kenapa ya? "Ya .. gak papa si."

Aqila mengangguk, mengambil tasnya hendak pamit baru saja berdiri, Rafli langsung berseru. "Eh lo mau kemana?"

Anjir, Rafli merutuki dalam hati tindakan spontannya barusan. Aqila melihatnya dengan kening mengkerut. "Ya pulang," Jawab Aqila.

"Em gak mau makan siang dulu? Di cafe ... mungkin?" Tanya Rafli harap harap cemas.

Aqila diam berpikir menimbang, kebetulan ia memang belum makan siang, tadi hanya cemilan ringan. Tapi, "Berdua?" Tanyanya dibalas anggukan ragu oleh Rafli.

"Gak berdua juga si kan di cafe banyak orang nanti, ya itu kalo .. mau." Ucap Rafli yang dibalas anggukan Aqila.

"Gimana?" Tanya Rafli memastikan.

"Yaudah." Jawab Aqila seraya mengangguk. "Di cafe mana? Berangkat sendiri sendiri kan? Aku bawa motor soalnya."

"Oh .. di cafe deket masjid itu gimana? Biar deket pulang juga." Aqila hanya mengangguk, mereka pun akhirnya beranjak dari sana menuju parkiran mengambil motor masing masing.

Rafli tersenyum kecil selama perjalanan.

□□□

"Abis ini ngapain?" Tanya Rafli ditengah tengah kegiatan makan mereka.

Aqila mengerutkan kening. "Ya pulang lah."

Rafli mengangkat alisnya, menghela napas pelan. "Maksudnya abis pulang biasanya jam segini biasanya ngapain?"

Aqila mengangkat bahunya. "Ngerjain tugas atau bantuin mama ya gitu lah."

Rafli menganggukan kepalanya. "Lo bukanya punya adik ya?" Tanyanya dibalas anggukan oleh Aqila.

"Iya, dua."

Rafli mengangguk, kembali bertanya. "Ntar kalo udah lulus lo kerja apa? ... "

Aqila menggeleng. "Gak tau, masih belum mikir sampe sana lagi juga masih setahun."

"Ya iya si tapi kan bukannya punya tujuan itu penting."

Aqila mengangguk. "Iya, tapi aku masih belum tau. Kamu sendiri?" Ia beralih bertanya.

Rafli mengangkat bahunya. "Sama si, tapi ya semoga aja dipermudah." Jawabnya.

Aqila mengangguk seraya mengaminkan. Mereka berdua melanjutkan makanannya sampai terdengar suara Adzan berkumandang.

Makanan sudah habis, tapi mereka belum beranjak, memberi jeda untuk organ mencerna makanan dengan baik ditemani minuman segar sebagai penutup.

"Oh iya, dulu lo kan pernah pacaran-"

"Astagfirullah itu duluu belum tau apa apa." Aqila memotong. "lagian kenapa dibahas si." Ucapnya dengan raut wajah terlihat kesal.

Rafli nampak menaikan alisnya dan tersenyum geli. "Dih sansi banget."

"Ya lagian."

Rafli menopang dagunya. "Emang kenapa si? Orang cuma mau nanya."

Aqila mendengus, bukan apa apa tapi ia tak begitu suka kenangan menggelikan itu. "Nanya apa emang?"

"Ada niatan pacaran lagi gak sekarang atau nanti .. mungkin?"

"Enggak lah." Ucap Aqila.

Rafli mengerutkan kening. "Kenapa?"

Aqila hanya tersenyum tipis seraya menggeleng.

"Tapi kalo misal misalkan ini ya, ada cowok yang serius sama lo gimana?"

Aqila melihat Rafli dengan kening mengkerut, ini kenapa tanya tanya ini mulu jangan sampe ia geer hanya karna cowok ini menanyakan hal yang cukup privasi ya.

"Ini kenapa nanyanya cukup ... privasi."

Seakan tersadar, Rafli mengerjep. "Oh sorry sorry, salah ya?"

Aqila menggeleng pelan. "Ya gak salah si sebenernya."

"Ya udah anggep aja gue gak tanya apa apa tadi."

Aqila mengangguk. "Tapi, laki laki yang baik si bakal tau apa yang harus dilakuin kalo dia serius sama satu perempuan." Ucapnya membuat Rafli tertegun kemudian mengangguk kaku.

Emang apa yang harus dilakuin?

■■■
5

mei2021

Heii ada yang masih nunggu? Wkwk gegara lama gak up ya gini.

Semangat puasanya seminggu lagi yu bisa yuk.
Makasih yang udah ngikutin dan mengapresiasi sejauh ini

Ig : @pluvi31

Line Of Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang