Tok tok tok
"Masuk."
Pintu terbuka, wajah Ibunya muncul dibalik pintu. "Kak?"
"Iya ma?"
"Lagi santai gak?"
"Kenapa emang?"
"Minta tolong anterin adek ke tempat ngajinya, mama ada urusan, fahmi juga masih main."
Aqila melirik jam menunjukan pukul 15 : 45. "Bisa kok, biar kakak aja kebetulan udah salat juga."
"Yaudah hati hati ya, kalo kamu kesel bisa main dulu atau kemana tapi jemput lagi jam lima." Aqila mengangguk, setelah mamanya pergi, ia beranjak mengganti bajunya.
Tempat ngaji adik bungsunya terletak di ujung kompek, dan memang cukup jauh dari rumahnya.
Setelah siap, ia menuruni tangga, terlihat adiknya tengan menonton tv dengan tas dipunggungnya.
"Dek .."
"Eh iya kak." Zihni, gadis manis berusia sepuluh tahun itu berjalan riang ke arah kakaknya.
Mereka mulai berjalan menelusuri perumahan menuju tempat Zihni mengaji sesekali diiringi candaan ringan.
"Biasanya pulang jam berapa?"tanya Aqila ketika mulai perjalanan.
"jam lima, kalo kakak bosen nunggu bisa pergi kok tapi nanti jemput lagi jam lima hehee."
Aqila tersenyum. "Enggak kok, kakak cuma nanya aja. Yang ngaji disana banyak gak?"
"Banyaak, kan bukan cuma dari komplek ini aja."
"Ohya?"
Zihni mengangguk. "Iya, tapi yang dari komplek sebelah nakal nakal, sering ada yang buat nangis."
"Yaudah adek hati hati aja sama anak anak yang suka buat nangis."
Setelah sekitar sepuluh menit mereka berjalan, akhirnya sampai di madrasah tempat Zihni mengaji. "Belajarnya fokus ya, jangan nakal kakak tunggu di depan." Ujar Aqila ketika Zihni mencium tangannya. "Iya kak assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Setelah menunggu di tempat menunggu yang disediakan dekat pohon Aqila menyibukkan diri dengan ponselnya. Tapi kemudian ia merasa cukup bosan belum lagi bokongnya terasa pegal terlalu lama duduk, akhirnya ia memutuskan berjalan-jalan kedepan, seingetnya disini ada yang jualan seblak kebetulan ia sedang ingin makan makanan yang pedas-pedas.
Baru berapa langkah ia berjalan, didepannya ada motor matic yang terlihat oleng, ia kelabakan karna motor itu terlihat maju ke arahnya.
"Eh eh eh ini kenapa?"
"WOY AWAS!,"
"Iya ini harus keman-"
"Aaaargh."
Bruk!
Aqila meringis melihat si pengendara terjatuh bergesekan dengan tanah kering, tapi untungnya sipengendara menggunakan helm tapi tetap saja sikunya pasti perih. Dan untung saja tadi, ia reflek bergeser ke samping kiri kala motor itu benar-benar dekat.
"Ssshh." Cowok itu meringis sambil melihat sikunya. Buru-buru Aqila mendekat.
"Eh kamu .. gak papa?" Aqila bertanya dengan posisi duduk berjongkok.
Ketika Pria itu menoleh kearahnya. "ELO?!"
Aqila mengerutkan kening, saat pria itu melihatnya, setelah pria itu membuka helm, barulah ia sama terkejutnya dan rasa rasanya kenapa akhir-akhir ini ia sering kali bersinggungan dengan pria yang sama sekali tak ingin ia temui.
![](https://img.wattpad.com/cover/249267760-288-k650693.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Line Of Destiny [On Going]
Fiction généraleAqila hanya seorang mahasiswa semester lima, yang menjalani kehidupan perkuliahannya tanpa keluhan, hidupnya monoton, teman-teman menyebutnya mahasiswa kupu-kupu. Pergi kuliah dan pulang tidak mengikuti satupun organisasi di kampusnya, sesekali ber...