part 8.

1.2K 82 0
                                    


Setelah jam kuliah hari ini selesai Aqila berniat untuk ke kantin, sekedar nongkrong sebentar meski harus sendiri karna kebetulan Ajeng hari ini tak masuk karna sakit.

Beruntung kantin kali ini tak terlalu padat tapi tak sepi juga, pas lah. Setelah memesan batagor dan es teh, ia membuka laptopnya hendak melanjutkan tugasnya kemarin yang belum selesai.

Setelah beberapa menit pesanannya sampai, ia menutup laptopnya terlebih dahulu. Baru saja satu suapan, remaja laki-laki tiba tiba berdiri di depannya.

"Em gue boleh duduk disini kan?" Aqila hanya mengangguk dan kembali fokus pada makanannya.

Tiba tiba sebuah tangan muncul didepannya, ia menaikan sebelah alisnya melihat ke arah orang di depannya.

"Kenalan," Ujar cowok itu.

Aqila melepaskan sejenak sendoknya, menangkup keduatangan didepan. "Aqila."

Cowok tersebut menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, rada .. malu. "Gue lutfi."

"Lo dari jogja ya?" Aqila menggeleng sebagai jawaban.

"Masa si? Kirain dari jogja."

"Kenapa? Muka saya kelihatan istimewa ya?" Ucap aqila yang membuat cowok didepannya cengo.

"Hah? Lo-"

Aqila menggeleng, "Basi."

Lutfi meringis, tak menyangka cewek didepannya bisa tau lebih dulu. "Padahal baru kemarin loh gue dapet dari tiktok."

Aqila hanya mengidikan bahunya. Setelah makan selesai, ia segera membayar dan pergi dari sana, niat ingin bersantai di kantin pun urung karna merasa tak nyaman dengan kehadiran lelaki yang baru dikenalnya itu.

Ia melirik jam di ponselnya, pukul setengah tiga sore masih ada waktu untuk bersantai menunggu ashar. Aqila memilih pergi ke perpustakaan sekalian ia ingin meminjam buku untuk tugas kuliahnya.

Sesampainya di perpustakaan yang tak terlalu ramai terbilang sepi, ia segera mencari buku untuk ia pinjam dan untuk baca-baca disana sebentar.
Mencari tempat yang sekiranya nyaman. Pada akhirnya ia memutuskan untuk duduk di kursi panjang yang hanya ada satu cowok yang sepertinya sedang tertidur, dengan posisi memunggungi dari posisinya. Tak lupa ia men-setting alarm takutnya adzan ashar nanti tak terdengar karna ia terlalu tenggelam dalam bacaannya.

□□□

KRINGGGG KRINGGGG

Bunyi alarm dari ponselnya mengagetkan Aqila yang tengah fokus membaca, juga seorang laki-laki yang tadi tengah tertidur tak jauh dari posisinya. Aqila buru-buru mematikan nada deringnya ketika melihat beberapa orang disana melihatnya dengan tatapan horor.

Setelah mematikan, Aqila beralih menatap cowok yang tadi tengah tertidur. Ia melotot ketika tau laki-laki itu, begitu juga pemuda dengan hoodie hitam, yang ternyata tengah menatapnya dengan tatapan tajam juga tangan yang masih memegang dadanya, kentara kalo pemuda itu terkejut dengan suara alarmnya. "LO?!" Ujar Rafli saat tau yang membuatnya hampir jantungan ialah Aqila. "Lo mau buat gue mati jantungan?!"

"Hah?" Aqila menggeleng. "Sorry, gak sengaja." Ujar aqila pelan, takut takut salah bicara langsung di semprot.

Rafli memandang Aqila dengan mata memicing. "Terus kenapa lo ada disini? Duduk dideket gue, ngikutin gue? Mau deketin gue lo?" Ujar Rafli menuntut.

Aqila menatapnya dengan kerutan didahi, heran dengan ucapan yang menurutnya ngaco itu. "Ehm, kamu mending cuci muka, biar sadar." Aqila berucap sambil membereskan barangnya.

"Maksud lo gue halu?!" Rafli kembali bertanya dengan nada tak santai.

"Eh? Aku gak bilang gitu, kamu aja yang sadar sendiri."

Rafli menggeram marah. "Lo!-"

Setelah beres membereskan barang-barang dimeja, Aqila pamit tanpa memperdulikan kekesalan Rafli. "Permisi assalamualaikum." Ucapnya sebelum benar-benar pergi.

■■■
Tbc!
Minggu 3jan2021

Line Of Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang