Di kampus Tera tak dapat menemukan keberadaan Satria, dimana pria itu? Biasanya pria itu yang lebih dulu menghampirinya bersama Raka, tapi kali ini Tera benar-benar tak dapat menemukan keberadaan pria itu.
"Duh penglihatan gue gak bisa apa ya nemuin jejak Satria?" gumamnya.
Seseorang menepuk pundak Tera, membuat Tera menoleh.
"Adel?"
"Tera, gue mau ngomong sama lo empat mata. Bisa?" Pintanya dengan ekspresi wajah ketakutan.
"Disini aja"
Keduanya duduk di kursi sudut kampus, Adel melirik sekitaran seraya memastikan keadaan aman atau tidaknya.
"Gue mau minta tolong"
"Apa?"
"Bantu gue keluar dari masalah gue sama arwah yang terus ngejar-ngejar gue Ter."
"Gue gak ada urusan!"
Memang begitu sikap Tera jika pada oranglain yang tak begitu dekat dengannya. Semenjak kehilangan Arkan, gadis itu tak memiliki sikap ramah pada orang asing.
"Ter, tapi..."
"Sorry gue buru-buru" Tera langsung melangkah pergi begitu saja.
Adel mendengus kesal. Ia memejamkan matanya sekejap merasa frustasi. Apa yang harus ia lakukan saat ini? Ia tahu bahwa ini adalah resiko dari kesalahannya, tapi ia tak ingin mati untuk kedua kalinya, sebab jika ia mati kembali belum tentu membuatnya hidup lagi bukan?
Ada hal yang belum Tera ketahui. Sebenarnya Tera penasaran, mengapa bisa Adel bunuh diri, dan kenapa arwah penasaran itu terus mengejarnya bahkan sampai merasuki tubuh Tera? Tapi kembali lagi, Tera berfikir bahwa itu bukan urusannya.
.....
Raka ada di kantin, tapi sendirian. Ia memegang kotak kecil yang sebenarnya akan di berikan untuk Tera sebagai hadiah ulangtahunnya.
Tera langsung saja duduk berhadapan dengan Raka, "Eh Ter. Ni buat lu" Raka menyodorkan hadiah yang sudah ia persiapkan untuk Tera.
"Apa ini?"
"Buka aja. Happy brithday ya sahabat gua yang paling cantik daripada gua dan Satria"
"Yaiyalah gue paling cantik, orang gue cewek sendiri, sementara lo sama Satria kan cowok! Eh tapi makasih ya, ntar di rumah gue buka"
"Waw, kalung dari siapa tu?" goda Raka melirik ke arah kalung yang Tera pakai dengan liontin berbentuk kupu-kupu.
Tera mendadak salah tingkah, ia malu mengatakannya tapi sepertinya Raka sudah mengetahuinya.
"Gak usah pura-pura bego deh lo!" sewot Tera.
"Hahahaha. Eh si Satria'nya mana? Gua belom liat dia dari pagi?"
"Dia gak sama lo?"
"Kaga. Semalem aja dia ke klub sendirian"
"Ke klub?"
"Iya. Kenapa?"
"Ck! Gue gak bisa jangkau keberadaan dia lewat penglihatan gue, kenapa ya?"
"Mata batin lu itu bukan GPS Ter, ya iyalah gak akan nembus dimana keberadaan Satria!"
Apa yang di katakan Raka benar juga. Tapi dimana Satria?
"Misi, gue boleh gabung?" itu Adel. Dengan beraninya gadis itu kembali menemui Tera, setelah Tera menolak mentah-mentah untuk membantunya.
Raka tersenyum senang menyambut Adel yang ingin bergabung dengannya dan juga Tera.
"BOLEH DONG! BOLEH BANGET. SIH DEL DUDUK DI SAMPING AA" ucap Raka antusias heboh.
"Gue duluan ada makul!" ucap Tera yang kemudian bangkit dari tempat duduknya lalu pergi.
Adel jadi merasa serba salah, di sisi lain ia merasa telah mengganggu kenyamanan Tera di kantin, tapi di sisi lain juga ia benar-benar membutuhkan bantuan Tera.
Seandainya lo tau Ter, kalau ini juga berhubungan sama lo. Maka lo gak akan nolak buat bantu gue dan diri lo sendiri.
"Adel, bapak kamu pilot ya?" tanya Raka yang sedang berusaha merayu.
"Iya. Kenapa Rak?" jawabnya jujur bahwa memang kenyataannya ayah'nya Adel seorang pilot.
"Pantes anaknya kaya pesawat"
"Maksudnya?"
"Iya kaya pesawat, bisa banget bikin aku kaya terbang di atas langit setiap kali liat wajah cantik kamu"
Adel tersenyum paksa, lalu saat Raka lengah ia segera beranjak pergi.
"Del, jujur ya. Sebenernya gua suka sama lu, tapi gua malu buat ungkapinnya. Apalah daya, gua cuman manusia gak sempurna dengan rambut cepak mangkok dan wajah pas-pas'an, sementara lu? Cantik kaya bidadari dari kayangan. Tapi ada kok cerita di tivi yang si cantik menikah dengan si buruk rupa, mereka hidup bahagia loh Del. Lu gak mau gitu hidup bahagia bareng....." Saat Raka menoleh ke sampingnya, Adel tidak ada disana.
"JADI DARI TADI GUA NGOMONG YANG DENGERIN CUMAN KURSI?" kesalnya frustasi. "Ya Allah tolong ganteng'kan-lah wajah hamba, agar hamba mudah mencari pasangan. Aamiin Ya Robal Alamin"
....
Sepulang kuliah, Tera memutuskan untuk pergi ke makam Arkan. Ia ingin bercerita banyak hal mengenai Satria. Sebenarnya Satria sudah beberapa kali juga ikut dengan Tera ke makam Arkan, jadi tak canggung untuk Tera menceritakan prihal Satria pada Arkan.
"Arkan, kamu gak marah kan kalau aku pake kalung pemberian Satria? Jujur aku gak ngerti sih kenapa nyaman banget pake kalung ini, Ar walaupun nantinya ada seseorang yang berhasil buka hati aku, aku gak akan pernah lupain kamu Ar. Kamu orang kedua setelah ayah aku, yang jadi segalanya dalam hidup aku"
"Jujur, sekarang Satria lagi marah sama aku. Ini pertama kalinya Ar, aku anggap dia emang kaya sahabat tapi kayanya dia anggap aku lebih, dia beliin aku kalung ini, tapi semalem aku malah ngucapin hal yang nyakitin hati dia. Entah kenapa aku ngerasa bersalah Ar"
"Kamu tau kan Ar, Satria itu dingin? Dia semalem ngomong panjang lebar sama aku tapi eskpresinya marah, itu serem banget. Aku sampe gak bisa ngomong apa-apa lagi"
"Beyduwey, makasih ya udah ngucapin selamat ulangtahun semalem, ya walaupun dalam mimpi aku. Aku akan slalu sayang sama kamu Ar, oh iya, ini bunga lagi buat kamu. Jangan bosen ya? Kalau aja di bolehin bikin kebun bunga disini, aku udah bikin buat kamu Ar. Masalahnya tiap bunga yang aku kasih ke kamu layu dan kering pasti di buang sama tukang bersih-bersih makam disini. Kalau masih ada dan gak layu mungkin rumah kamu ini penuh sama bunga yang aku kasih rutin sebulan dua kali selama dua tahun ini"
Jika sudah berada di tempat pemakaman tempat Arkan tinggal, pasti Tera merasa lega. Hatinya menjadi tenang, perasaan yang semula kacau berubah lebih baik.
Apapun itu, Tera slalu menceritakannya pada Arkan.
Tanpa Tera sadari, ia mulai ceria seperti dulu walaupun ia hanya bisa memperlihatkannya pada Arkan. Terutama saat memakai kalung pemberian Satria, ia merasa lembaran baru mulai terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
HorrorINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...