24.Adel suka Rafael?

2.3K 321 32
                                    

BRAK!!!

Tera menggebrak meja tempat gadis itu duduk. Untung saja sedang sepi, dan hanya ada gadis itu yang masih setia duduk menikmati kopi panas tersedia, sambil sesekali memandangi Satria.

Gadis itu terkejut dengan kehadiran Tera tentunya, ia tak mengenal sama sekali siapa yang ada di hadapannya, sontak ia hanya diam saja menunggu apa maksud Tera.

"LO BISA GAK? GAK USAH CAPER GITU SERING KESINI?" teriak Tera.

Satria yang melihat keributan itu, langsung saja menghampiri lalu menarik tangan Tera agar tidak membuat keributan di tempat kerja'nya.

Lita disana hanya menggeleng saja dengan prilaku Tera yang rupanya baru ia ketahui bahwa Tera seganas itu.

Kelakuan'nya kek orang gak ber'etitude! Mending Satria sama si Tiara yang polos daripada cewek macem begitu. cibirnya dalam hati.

Satria membawa Tera ke belakang, agar bisa bicara berdua.

"Kesini kenapa gak bilang?" tanya Satria menatap Tera tajam.

"Yang sekarang lo pikir deh Sat, siapa cewek yang tahan cowoknya di goda-goda sama modelan bocah ingusan kaya cewek itu hah?"

"Jawab"

"Ya karna gue gak perlu bilang aja, guekan cewek lo, gue bebas mau kesini kapan aja"

"Tera, dengerin gua!" Tera menatap mata Satria, "That's not how you vent your jealousy. You only look like you have no ethics if you behave like that Tera!"

"Ya tapi gue keburu emosi Sat! Gue gak mau ya sampe dia masih aja terus-terusan ngejar lo pake cara sampah gitu"

"Gua gak sama sekali suka sama dia. Dia gak maksa gua buat suka sama dia, dia dateng sebagai pelanggan walaupun dia suka curi pandang. Lu tenang aja, gua gak akan pernah khianatin lu. Gak tau kalau lu'nya"

"Apa maksud lo ngomong gitu? Kenapa lo malah ngebalikin fakta?"

Satria mengusap pipi Tera, lalu memeluk gadisnya. "I love you more"

Tera yang semula benar-benar di kabut rasa emosional, tiba-tiba saja luluh hanya dengan pelukan kekasihnya itu.

Satria memang paling jago urusan membuat Tera luluh.

"Jangan di bahas, okay?" tanya Satria. "Muka'nya jangan di tekuk gitu, jelek"

"Ya tapi aku sebel sama dia Sat"

"Sayang, di hati aku cuma kamu"

Satria mendekatkan wajahnya, ia mau mencium bibir Tera, kali ini niatnya tidak hanya sekedar mencium, tapi ingin lebih dalam lagi.

Baru saja mau mulai mencium, eh Tera'nya sudah menyingkir. Dasar Satria ini tidak tahu tempat! Bagaimana jika ada orang yang melihat? Mereka pasti akan langsung di bawa ke KUA, Satria sih mau-mau saja, tapi Tera belum siap, ia masih rada trauma soal pernikahan.

"A-aku mau ngopi" ucap Tera gugup.

"Gak boleh"

"Kenapa?"

"Udah makan nasi emang?" Tera menggeleng, "Gua beliin makan dulu"

Lihatlah betapa perhatian'nya Satria pada Tera, sedikitpun ia tidak pernah ada niatan berselingkuh apalagi selingkuhnya dengan gadis SMA, itu nggak banget. Satria tipekal pria setia jika sudah benar-benar mencintai satu wanita.

Lita yang melihat itu tak habis pikir, mengapa pria yang justru terlihat benar-benar dingin malah sekarang begitu buchien luar biasa.

Rasanya beruntung jika Tera ada di posisi itu. Sebab gadis manapun akan sangat iri dengan Satria yang begitu mengistimewakan Tera.

Tera duduk di meja sebrang Tiara. Sementara Tiara masih tak mengerti apa maksud prilaku Tera tadi.

"Apa lo liat-liat?" ketus Tera melirik Tiara tak suka.

"Kamu sebenarnya kenapa kak?"

"Gak usah so manis ya cabe!"

Tiara mengambil cermin kecil lalu berkaca dan memeriksa bagian gigi'nya. "Gak ada cabe. Aku kan tadi makan roti, gak di sambelin. Mana mungkin gigi'ku ada cabenya?"

"LO KAYA CABE!"

Tiara langsung bungkam. Meskipun ia tak mengerti definisi cabe yang Tera lontarkan untuknya, tapi cibiran Tera terhadapnya cukup membuatnya tercengang.

Tak lama Satria datang membawakan makanan, Tera sengaja saja bermanja-manja. "Sini dong sayang, temenin makan"

"Iya"

Dalam hati Tiara bertanya-tanya, siapa sebenarnya Tera?

"Kak Satria, jangan dekat-dekat dia, tadi dia marah-marah ndak jelas. Aku di marahin" adu Tiara.

"Dih jijik banget lo ngadu-ngadu sama cowok gue, di pikir cowok gue bakalan belain lo?" sahut Tera.

"Tera!" peringatan Satria yang membuat Tera diam.

"Jadi kalian pacaran?" tanya Tiara.

"Y!" jawab Tera singkat.

"Biarin deh, kan masih pacaran. Belum menikah, jadi aku masih bisa nyalip dikit. Dadah kak Satria, besok aku bayarnya sekalian ya, sekarang ada kucing garong, aku takut babayyyyy!!"

Tiara langsung kabur begitu saja, sementara emosi Tera sudah di ujung tanduk. Namun saat Tera hendak mengejar, Satria menahan'nya.

"CK! KENAPA LO TAHAN-TAHAN GUE SIH? CEWEK GAK TAU DIRI ITU SESEKALI HARUS DI KASIH PELAJARAN TAU GAK!" kesal Tera.

"Makan dulu"

Tanpa basa-basi Tera langsung melahap nasi sekaligus chiken yang Satria belikan untuknya.

Satria tertawa melihat mulut Tera yang penuh dengan makanan.

"Apaaaahhh hahhh hemmm...kammmuhh jang...ann...ngeledekk.aaaakkhu yahhh!" ucap Tera tak jelas karna mulutnya full dengan makanan yang ia kunyah.

"Telen dulu sayang"

....

Adel benar-benar penasaran dengan Rafael. Tapi jika di pikir-pikir, selain penasaran, ia juga diam-diam menyukai Rafael.

Namun bagaimana cara Adel mendekatinya?

Iseng-iseng Adel mencari akun instagram Rafael, setelah ia menemukannya ia terkejut, sebab Tera sudah berteman di IG dengan Rafael.

Dengan memberanikan diri, Adel mengirimi DM-an pada Rafael.

Hai Raf.

Tidak ada balasan, bahkan tidak di baca sama sekali. Entah memang sedang tidak aktif atau sengaja membiarkan saja.

"Rafael, lo ganteng banget. Dari awal gue udah jatuh cinta sama lo, tapi sial'nya hantu itu malah ngancem-ngancem gue. Tenang, gue gak akan nyerah, gue bakalan cari cara gimana biar hantu itu musnah! Waktu itu Satria bacain doa-doa sampe setan aja kabur, jadi gue bakalan hafalin ayat kursi, sama surat al-baqarah biar hantu itu gak berani ngancem gue dan ngehalangin gue buat deket sama lo!"

Semenjak kehadiran Rafael, gadis itu memang sibuk seolah ingin mencari tahu keberadaan hantu yang mengikuti Rafael, padahal kenyataannya ia menyukai Rafael.

Cepak mangkok : Night Del. Coklat'nya di makan ya?

Siap.

Cepak mangkok : Lu belum tidur?

Belom. Eh Rak gue butuh bantuan lo.

Cepak mangkok : Apa mommy? Daddy siap bantu.

Najis. Gini, lo bisa gak deketin Rafael?

Cepak mangkok : Gua masih normal Del.

Maksud gue biar lo dapet info gitu, lo temenan kek sama dia. Soalnya gue gak bisa, hantu itu ngawal terus.

Cepak mangkok : Ngapain si Del? Bukan urusan kita. Jangan-jangan lu suka ya sama dia?

Adel tak tahu harus membalas apa, ia takut jika menyakiti Raka, sebab ia tahu bahwa Raka menyukainya. Maka Adel memilih tidak mengaktifkan ponselnya agar bebas dari pertanyaan-pertanyaan Raka untuknya seputar Rafael.

INDIGO 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang