Hari silih berganti, awalnya Tera tidak ingin ikut campur urusan hantu yang mengikuti Rafael, tapi Adel terus saja mengadu pada Tera agar misi ini tertuntaskan.
"Ter, gue tuh suka sama Rafael, tapi gimana caranya gue deket sama dia, sementara hantu itu terus-terusan ada di belakangnya?" adu Adel frustasi.
"Lo suka sama Rafael?"
"Iya, tapi..."
"Tapi apa?"
"Kayanya dia suka sama lo, waktu itu dia sempet minta nomer lo"
"Haha, walaupun dia suka sama gue, gue gak suka sama dia Del, lo tau kan? Gue suka, sayang dan cinta'nya cuman sama Satria."
"Dih bucin banget lo! Dulu aja kasar terus sama Satria, sekarang demen kebangetan"
"Ya abis gimana, Satria'nya sih bikin gue klepek-klepek aja."
Raka mendengar obrolan mereka meskipun dari beberapa cm jarak mereka. Hatinya sakit di kala ia tahu kebenaran bahwa Adel menyukai pria lain.
Bagaimana Raka tidak sakit hati, selama ini yang ada untuk Adel adalah dirinya, selama ini yang berusaha membahagiakan Adel juga dirinya. Lalu bagaimana bisa setelah banyak pengorbanan yang ia lakukan, Adel malah memilih mencintai pria lain?
Disana Adel dan Tera masih membicarakan soal Rafael, mereka sangat amat penasaran dengan hantu yang selama ini mengikuti Rafael. Ada hubungan apa sebenarnya antara Rafael dan hantu itu?
"Gue gak bisa pake penglihatan gue buat itu, sebenernya gue pengen jujur sama Satria soal ini, tapi gue takut dia mikir yang enggak-enggak sama gue Del"
"Ya lo bilang aja kalau Rafael itu inceran gue, jadi gak mungkin lo nikung gue, dan khianatin Satria, iya kan?"
Apa yang di katakan Adel benar juga. Baiklah, nanti Tera akan menceritakannya pada Satria.
Ngomong-ngomong, Tera sudah menceritakan keberadaan Rafael pada Arkan. Ya meskipun Tera hanya bisa menemui Arkan ke makam'nya saja, tapi setidaknya ia lega karna apapun yang menjadi beban pikirannya slalu terlampiaskan dengan bercerita di samping kuburan Arkan.
Sewaktu Tera koma, Arkan mengatakan untuk jangan menyakiti pria yang mencintainya, dan Tera memegang ucapan Arkan sampai detik ini, itulah sebabnya ia benar-benar menolak kehadiran Rafael sebab tidak ingin menyakiti Satria.
....
BLUGH!!!
BLUGH!!!
Raka memukul Rafael, ia benar-benar tak terima atas kehadiran pria itu yang berhasil memikat gadis kesayangannya.
"GUA SALAH APAAN ANJING?" pekik Rafael yang langsung menonjok balik Raka.
"GUA TAU LU GANTENG, TAPI GAK HARUS BIKIN CEWEK GUA SUKA JUGA SAMA LU BANGSAT!!!"
Adegan baku hantam itu terus menerus berlangsung hingga membuat beberapa para mahasiswa langsung memisahkan keduanya.
Adel yang tak sengaja melihat itu langsung menghampiri lalu menjauhkan Raka dari Rafael. "Ada apa ini? Lo kenapa Rak?" tanya Adel tak mengerti.
Raka tak menjawabnya, ia segera menjauh dari TKP tanpa melirik Adel sedikitpun.
"Loh, RAKA? RAKA..." teriak Adel yang tidak sama sekali Raka ingin dengar. "Rafael, lo gapapa?" tanya Adel khawatir.
"Gapapa"
"Kenapa si Raka bisa sampe mukul lo?"
"Gua gak tau, tiba-tiba dia bilang gua bikin cewek dia suka. Emang itu sebuah kesalahan ya? Kan ceweknya yang suka sama gua."
Mata Adel membulat sempurna, sepertinya cewek yang Raka maksud adalah dirinya. Ia tak menyangka jika Raka akan langsung menghantam Rafael.
Adel memutuskan untuk membawa Rafael ke UKS, ia akan mengobati pria itu disana dan Rafael tidak menolaknya.
Di UKS, Adel begitu teliti mengobati luka lebam yang ada pada pipi pria tampan itu, sementara di balik pintu UKS ada Raka yang memperhatikan keduanya.
Lu sama sekali gak peduli gua luka Del, lu lebih peduli orang asing itu.
Raka segera pergi dari sana. Ia tak sanggup jika terus melihat gadis yang ia sayangi begitu memperhatikan pria lain daripada dirinya.
"Sebenernya yang Raka maksud ceweknya itu gue, sementara gue bukan cewek dia." ungkap Adel.
"Jadi lu suka sama gua?"
DEGH!
"Hah? Bu-bukan, mak-maksud gue giniloh, gue..."
"Gua juga suka sama lu"
Mata Adel membulat sempurna. Benarkah begitu? Bukankah selama ini yang Adel perhatikan, pria itu menyukai Tera?
"Bu-bukan'nya lo suka sama Tera ya?" tanya Adel gugup.
"Nggak, gua sukanya sama lu"
Pipi Adel merah merona, ia tak menyangka dengan apa yang di ungkapkan Rafael.
Bagus, kena lu jebakan gua!
"Lu mau kan jadi pacar gua?" tanya Rafael so serius, padahal sebenarnya ia menyimpan rencana di baliknya.
JANGAN MENERIMANYA!
Suara itu terdengar menggema di telinga Adel, ia melirik sekitaran mencari pemilik suara tersebut.
Gak Del, lo harus bisa lawan tu setan sialan. Lo harus terima cintanya Rafael, inikan yang lo mau Del? Ayo terima.
Persetan dengan ancaman dari makhluk itu, Adel menatap Rafael seraya mengalihkan rasa takutnya. "Gue mau"
KAMU AKAN MATI!
Adel tercengang dengan apa yang di katakan makhluk itu, tapi kembali lagi, ia akan melawan apapun bahaya yang menimpanya. Sebab ia percaya, Tuhan melindunginya dari marabahaya.
"Serius? Jadi mulai sekarang kita pacaran?" tanya Rafael.
"I-iya" Rafael langsung memeluk Adel.
Di balik pelukan, Rafael tersenyum licik. Pria cukup misterius itu sepertinya merencakan sesuatu yang jahat.
Seharusnya Adel dapat merasakan keanehan itu, bagimana mungkin Rafael semudah itu mengatakan perasaannya, sementara selama ini tidak ada tanda bahwa pria itu menyukainya? Tapi cinta yang Adel miliki sepertinya membutakan, hingga ia begitu mudah percaya bahwa Rafael benar-benar serius menjadikannya seorang kekasih.
Rafael licik!
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
HorrorINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...