"ANJING!! LO KEPARAT!!"
Tera sudah geram tadinya, bahkan ia menangis karna ia pikir ada wanita di dalam sana tapi rupanya tidak ada, yang ada Satria sedang santai merokok.
"Sepatu cewek siapa itu di depan?" tanya Tera kesal dan langsung naik ke atas tempat tidur lalu duduk di samping kekasihnya.
"Ter itu anu, kue ultahnya jatoh ke injek pula sama sepatu si Raka kampret pas mau dobrak pintunya" adu Adel.
"Loh beb, kan elu yang nginjek?"
"Ish jadi cowok gak mau ngalah banget biar romantis"
Tera tak memperdulikan itu, ia membutuhkan jawaban Satria yang sebenarnya. Mengapa ada heels wanita di depan pintu?
Pria itu mendekat, kini wajahnya sangat dekat dengan Tera. "No one and no woman. I know you want to come, yes I prank. and those heels yours Tera, did you forget?"
Tera menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia segera melangkah mengambil heels itu lalu memperhatikannya.
Ah iya benar, itu miliknya! Dulu saat Tera pergi ke ondangan bersama Satria, tak sengaja kakinya terkilir akibat memakai heels, dan pada akhirnya Satria menggendongnya sampai kost-an lama'nya, sesampainya disana Satria memijit kaki Tera dengan telaten, lalu setelah di rasa keadaan Tera mulai membaik, maka pria itu langsung mengantarnya pulang. Dan heels yang Tera kenakan saat di ondangan tertinggal, hingga detik ini sampai Satria pindah kost-an, heels itu tetap ia simpan.
Langsung saja Tera memeluk Satria, lalu mengigit pipinya gemash. "AWWWW ARGHH ANJ, SAKIT TER!" umpat Satria.
"Abis lo jahil banget ngeprank gue. Romantis banget sih heels gue masih di taro?"
"Tadinya mau di jual"
Tera memukul lengan Satria kesal, "Bisa-bisanya lo mikir kek gitu?"
"Lumayan mahal"
"WOI JADI KAPAN NIH ACARA ULANGTAHUN'NYA DI MULAI?" teriak Raka.
"Iya bener, masa kita cuman jadi nyamuk doang disini huh!" timpal Adel.
"Hem gimana mau di mulai, kue'nya aja kan jatoh?" tanya Tera melirik Raka dan Adel bergantian.
Satria menarik pinggang Tera lalu sedikit mengangkat tubuhnya agar berada di atasnya. "I love you"
"I love you to" jawab Tera cepat tanpa ragu.
Cup
Cup
Cup
Tera mencium kening dan kedua pipi Satria gemash.
Lalu kedua sejoli seperti Raka dan Adel hanya bisa menjadi penonton setia saja sambil sesekali Raka ileran akibat menonton pertunjukan romantis itu.
Tera memeluk Satria erat dengan keadaan ia berada di atas tubuh Satria yang terbaring. "Uhh Satria aku sayang kamu" sengaja saja Tera membuat drama yang terkesan lebay.
Satria diam-diam menahan senyum'nya, ia mengusap punggung gadisnya, iseng-iseng tangannya memegang tali surga, dan lngsung saja pria itu menariknya lalu melepaskannya kasar.
"SATRIAAAAAA SAKITTTTTT!!!" kesal Tera yang langsung memukul-mukul bidang dada Satria.
"Duh romantis ya, tarik tali BH pas pelukan" cibir Adel.
"Mau gak Del tali BH kamu, gua tarik?" tawar Raka.
"Dih najis. Tangan lo itu, tangan pendosa. Cuci dulu pake kembang selama tujuh hari tujuh malem!"
Tera dan Satria terkekeh melihat tingkah laku kedua insan itu. Mereka sering kali bertengkar, namun pertengkaran itu malah terkesan romantis di mata banyak orang.
Karna kue'nya jatuh, alhasil Tera langsung memberikan selamat ulangtahun.
"Happy brithday sayangnya Tera, semoga dengan bertambahnya umur kamu ini, kamu gak jadi cowok nyebelin lagi!"
"Aamiin sayang"
Aw, pipi Tera merah merona di sebut sayang. "Buka dong" rengek Tera.
"Apanya?"
"Kado'nya'lah!"
"Kirain kamunya"
"DASAR MESUM!"
Satria hanya tersenyum nakal saja, lalu ia segera menyingkirkan tubuh Tera dari atasnya dan bergegas membuka kotak yang terbungkus kertas kado itu.
Saat mendapati isinya, terlihat jelas wajah Satria yang tak suka dengan apa yang Tera berikan untuknya. "Apa maksud?"
"So sweet tau Sat, baju couple, cangcut couple, terus lagi bantal kecil couple"
"Ogah"
"Ishh kok gitu sih? Gue beliin buat lo, masa gak di hargain? Yaudah gue pulang aja" saat Tera melangkah pergi, Satria menahan pergelangan tangannya. "Apa? Katanya gak suka?"
"Gua terima"
"Apanya terima?"
"Kadonya"
"Beneran?"
"Iya, tapi kaga gua pake"
"IH SATRIA KAMUMAH JAHAT!"
Wajah Tera terkesan gemash, hingga membuat Satria tak tahan ingin mencubit pipi tembem'nya. Namun ia urungkan niat terpuji'nya itu, sebab nanti gadis itu pasti marah besar jika pipi'nya di cubit-cubit tak jelas olehnya.
Satria membuka kotak kecil yang terselip, ia tersenyum saat melihat isinya adalah jam tangan dengan merk yang sejak lama ia impikan.
"Makasih" ucapnya lalu memeluk Tera.
Sudah Tera katakan, Satria akan slalu menerima barang pemberian'nya. Jika hari ini Tera memberikan jam tangan mahal, maka sudah di pastikan saat Tera ulangtahun nanti, Satria akan membelikannya yang lebih mahal lagi. Begitulah cara pria itu membahagiakan kekasihnya.
"HAPPY BRITHDAY BROTHER! NIH GUA ADA KADO BUAT LU" Raka memberikan kotak berukuran lumayan besar.
"Happy brithday Satria, gue tau lo masih kecewa sama gue, tapi gue mohon barang pemberian gue ini, jangan di buang ya" ucap Adel ragu memberikannya.
Satria tersenyum pada Raka dan Adel, lalu mengucapkan terimakasih.
"Lu berdua balik deh, gue sama Satria kan seharian kaga ketemu" usir Tera.
"Anj. Habis manis sepah di buang" jawab Raka kesal.
"Namanya juga orang pacaran sih Rak, biarin aja. Udah yok balik!" ajak Adel lalu menarik tangan Raka keluar.
"SEKALI LAGI HBD YA BROTHERR!"
"HBD SAT"
"HBD POKOKNYA!" Terus saja Raka bercerocos padahal sudah keluar kamar.
Kini di kamar kost hanya ada mereka berdua saja, Satria menutup pintu kamar agar tidak ada yang mengkepoi kegiatan keduanya.
Ets jangan negatif thingking, mereka terbiasa menghabiskan waktu mengobrol, bercanda ria, manja-manjaan bahkan sampai Tera sering ketiduran, dan Satria yang tidak tega membangunkannya terpaksa harus meminjam mobil Raka, lalu menggendong gadisnya ke dalam mobil, kemudian mengantarnya pulang.
Hubungan keduanya saat ini terbilang baik-baik saja.
Ingat saat ini, dan belum tentu nanti.
Ada yang mengharapkan keduanya putus, atau justru sampai pelaminan nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
HorrorINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...