Tak terasa udah hampir dua bulan Tera dekat dengan Reza, meskipun mereka tak sama sekali memiliki hubungan khusus dan hanya sebatas teman dekat. Reza sih pernah mengatakan perasaan'nya, tapi Tera menolak dengan alasan ia mau fokus pada kuliah, untuk sekedar dekat saja mungkin bisa, tapi lebih dari itu Tera tidak bisa.
Reza berbeda dengan Satria, sebab Satria tipekal pria yang memiliki sopan santun dan slalu mampir ke rumah Tera setelah keduanya habis jalan berdua, katanya agar orangtua Tera tahu bahwa Tera pergi bersamanya, dan tidak khawatir. Berbeda dengan Reza yabg justru belum pernah sekalipun menginjak ke dalam rumah Tera, bahkan bertemu dengan orangtua Tera saja tidak pernah.
"Gak mau mampir dulu Za?" tanya Tera setelah Reza mengantarnya pulang.
"Enggak deh, gua langsung balik ya. Oh iya, besok jalan yuk?"
"Boleh, pulang kuliah apa gimana?"
"Iya pulang kuliah juga boleh"
"Oke"
Reza segera berpamitan pulang. Sebenarnya Tera hanya ingin mempunyai teman saja, bukan karna ia tak menganggap Raka atupun Adel sebagai teman'nya, tapi ia tak nyaman jika Satria terus mencari tahu tentangnya lewat Raka.
Setelah Reza benar-bener pergi, Satria langsung saja menghampiri Tera dan menahan pergelangan tangan'nya.
"Ish lepasin! Apaan sih?" ketus Tera lalu melepaskan tangannya dari tangan Satria.
"Siapa cowok tadi Ter?"
"Bukan urusan lo!"
"Celana lu, ngapain pake celana sependek itu ke kampus?"
"Lo siapa gue hah?"
"Pacar"
"Cih gak tau diri! Mending sekarang lo balik, ngapain lo kesini?"
Satria tak tinggal diam, ia terus membuntuti Tera sampai pada di depan rumah, bahkan pria itu menghalangi Tera masuk ke dalam rumahnya.
"Apaan sih?" Tera benar-benar kesal.
"Kasih gua satu kesempatan lagi, gua janji gak akan kaya gitu lagi Ter"
"Dasar buaya! Gue gak butuh janji lo"
"Yang waktu itu bukan cewek gua, tapi..."
"GUE GAK BUTUH PENJELASAN APAPUN, SEMUANYA UDAH BERAKHIR. DAN CUKUP, GUA GAK PENGEN KENAL LU LAGI!"
"Sebenci itu sama gua?"
"Iya. Gue benci sama lo!"
"Yang tadi cowok baru lu?"
Tera menghela nafasnya kasar. Ia muak terus-terusan di tanyakan hal yang menurutnya tidak penting di beritahukan.
"Dia ganteng, tajir dan kenapa enggak kalau gue suka sama dia?" Tera seolah memancing Satria agar pria itu emosi lalu meninggalkannya.
"Iya gua tau, gua gak tajir, walaupun ganteng. Tapi gua tulus buat lu"
"Haha. Gila ya, gue pikir orang gila adanya di RSJ, taunya masih berkeliaran disini"
Sebenarnya sakit mendengar Tera menghinanya seperti itu, tapi hanya demi memohon sebuah kesempatan, Satria rela merima hinaan itu.
Karin membuka pintu, "Eh ada Satria, ya ampun udah lama banget kamu gak kesini? Dari kapan kamu kesini?"
Satria tersenyum lalu mencium punggung telapak tangan bunda'nya Tera. "Baru aja tan,"
Sementara Tera sudah masuk ke dalam tanpa mengucap salam pada bunda'nya sendiri. Entah apa yang ada di pikiran Tera, rasanya ia muak jika Satria terus mengejarnya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
HorrorINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...