34.Pergi

2K 335 13
                                    

1 minggu kemudian....

"KAMU TEMAN YANG JAHAT ADELIA!!"

Suara itu membuat Adel mundur ketakutan, "LO SEBENERNYA SIAPA HAH? KENAPA LO NEROR GUE? HARUSNYA LO TEROR TUH SI TERA YANG SEKARANG DEKET SAMA RAFAEL"

Santi menggerakan kekuatannya untuk melemparkan benda berupa penghapus papan tulis pada Adel, dan tepat sasaran di kepalanya hingga Adel pingsan.

Raka yang membawa Adel ke UKS. walaupun Adel sudah melukai hatinya, tapi pria itu tetap menolongnya.

"Gu-gue dimana?" Adel sudah sadar.

Karna sudah sadar, maka Raka beranjak pergi membiarkan gadis itu sendirian di UKS. "Raka, lo yang nolong gue? Thanks ya?"

Raka menghentikan langkahnya, ia menoleh sekilas lalu berlalu pergi.

Gue tau lo kecewa sama gue Rak, tapi lo masih mau nolongin gue. Kenapa? Apa lo masih ada perasaan sama gue?

....

Tera hendak pergi menuju cafe tempat Satria bekerja, tentunya setelah ia selesai dengan jam kuliahnya.

"Baby, mau kemana?" Rafael menahan pergelangan tangan Tera.

Baby? Jijik banget kali gue dengernya.

"Gue ada urusan, gapapa kan kalau hari ini kita gak pulang bareng?"

"Tapi kamu belum kasih aku jawaban Ter, kamu mau kan jadi pacar aku?"

"Hem gini deh, besok gue ke rumah lo. Gimana? Tapi gak perlu lo jemput, lo tinggal kasih tau aja dimana"

"Oke. Bener ya, kamu mau dateng ke rumah?"

"Iya. Kalau gitu gue balik duluan"

"Gak mau aku anterin Ter?"

"Gak usah makasih. Gue udah pesen ojol."

Aneh banget sikapnya. Gak kaya minggu lalu.

Tera segera pergi menumpangi ojek online yang ia pesan, syukurnya Rafael tidak mengikutinya.

Sudah satu minggu ini Satria benar-benar tak ada kabar, Tera sudah beberapa kali ganti nomer hanya untuk menghubungi pria itu, alhasil Satria slalu memblokir nomernya. Lebih parah lagi, Raka-pun ikut di blokir karna Raka berusaha ikut campur.

Entah apa yang ada dalam pikiran Satria, bahkan pria itu betah selama seminggu tak berhubungan lagi dengan Tera.

Apakah ia sudah moveon? Atau masih berusaha moveon? Atau bahkan tidak akan pernah bisa moveon? Entahlah. Nantikan jawabannya jika anda berbaik hati memvote cerita ini.

....

Sesampainya di tempat Satria bekerja, ia melihat disana ada gadis lain yang sedang duduk bersama Satria sambil mengobrol.

Ini jam istirahat, dan pria itu menghabisi waktunya dengan makan serta mengobrol bersama gadis lain.

Secepat itu, lo moveon dari gue sat? sementara gue berusaha mati-matian nyari kabar lo.

Tera menghampiri, dan langsung duduk di samping Satria.

"Sat?"

Satria melirik terkejut dengan kehadiran Tera, ia hendak beranjak pergi tapi Tera menahannya. "Aku minta maaf, aku mohon dengerin penjelasan aku dulu"

"Sat, dia siapa?" tanya gadis yang tidak sama sekali Tera kenali.

"Bukan siapa-siapa" jawab Satria asal.

"Bukan siapa-siapa gimana? Lo mutusin gue gitu aja tanpa mau dengerin penjelasan gue, mungkin iya lo anggap kita gak ada hubungan apapun, tapi gue anggapnya kita belum berakhir Sat"

"PERGI DARI SINI!"

"Lo ngusir gue karna lo udah ada yang baru?"

"IYA, KENAPA?"

Bulir airmata keluar begitu saja membasahi pipi Tera. Mengapa rasanya sangat sakit? Bahkan saat Tera menatap Satria, pria itu seolah jijik menatapnya balik.

"Gue pikir, lo gak sama kaya cowok lain. Tapi gue salah, lo sama aja"

"Harusnya gua yang bilang gitu, mending sekarang lu pergi, dan jangan pernah masuk ke dalam kehidupan gua lagi. Gua udah punya yang lain, paham?"

"Oke kalau ini mau lo! Makasih buat beberapa bulan ini lo berhasil bikin gue cinta mati sama lo, dan berakhir dengan rasa sakit luar biasa!"

Setelah itu, Tera benar-benar pergi dari hadapan Satria.

Gadis yang tadi dengan Satria, merasa bingung sendiri jadinya. "Ngapa lo bilang gue cewek lo? Jelas-jelas kita sodaraan dongo!"

"Biar dia gak ganggu gua lagi"

"Emang dia siapa sih?"

"Udahlah gak penting"

"Oke lanjut soal tadi, jadi gimana, lo bisa gak tampil di acara pernikahan gue sama Jonatan?"

"Bisa"

"Buat DP-nya gue bayar sekarang ya" gadis itu memberikan uang yang banyak di dalam map berwarna cokelat.

"Thanks" Satria tersenyum senang mendapatkan uang DP itu.

Setelah putus dengan Tera, pria itu menjadi brengsek seperti dulu, ia bahkan seminggu ini sering memakai wanita dan bersenang-senang dengan alkohol. Satria hanya sedang berusaha melupakan Tera, meskipun sungguh itu begitu sulit untuknya.

INDIGO 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang