Malam yang di nantikan tiba...
Tera, Satria, Adel dan Raka sudah merencanakan ini dari jauh hari. Setan itu benar-benar harus di basmi agar tidak lagi mengganggu Adel maupun Tera.
"Del, lu sembunyi aja di belakang aa. Tenang aja aa Raka akan melindungimu" ucap Raka.
"Dih jijik banget lo Rak. Kek bisa ngaji aja, Bismillah aja lo kaga lancar" cibir Tera.
"Anjir Bismillah'mah gua bisa. Yang kaga bisa itu jauh-jauh dari bebeb Adel hehe" Raka menaik turunkan halisnya lalu melirik Adel seolah menggoda. Bukan'nya baper, Adel malah bergidik ngeri melihat Raka sehoror itu di matanya.
Satria sedang melirik sekitaran tempat pemakaman itu, banyak hantu-hantu ganjen yang mengedipkan matanya pada Satria.
"Gue ngerasa sebentar lagi dia dateng" ucap Tera pada Satria sementara Satria diam saja.
Raka segera mendekat pada Adel, sementara Adel menyingkir menjauhinya. "Udah wudhu Rak, di larang deket-deketan. Noh liat si Tera sama Satria aja berjarak"
"Hehe" cengirnya.
"Hai, manusia tampan" goda mbak Kun yang ada di atas pohon seraya menggoda Satria.
"EH JANGAN GENIT LO YA!" sahut Tera.
"Maaf anda siapa ya? Saya sedang berbicara dengan manusia tampan itu" unjuknya pada Satria.
"Gue bini'nya, mau jadi pelakor lo?" sewot Tera.
Satria terkekeh melihat tingkah gadisnya. Padahal untuk apa di ladeni? Tidak penting sama sekali.
"Ter, setan aja sampe godain Satria ya? Coba lu bayangin, dia kerja, terus selingkuh, abis itu lu gak tau?" Raka seolah mengompori.
Satria melototi Raka. "Bacot!"
Sementara Tera memikirkan apa yang Raka katakan. Namun sekali lagi, ia percaya bahwa Satria tipekal pria setia.
Baiklah hadirin sekalian, acara segera di mulai.
"Lo minta maaf dulu di kuburan Janda itu" ucap Tera yang kemudian di angguki Adel.
Adel berjongkok di pinggir kuburan, lalu meminta maaf tulus karna telah melakukan kesalahan.
"Maafin saya bu, saya kapok lakuinnya. Setan itu jadi ikutin saya, dan nyamar jadi ibu. Maaf ya, sekali lagi saya minta maaf. Semoga bu Mariam tenang di alam sana. Saya kirimi doa untuk ibu" Adel membaca Alfatihah, di ikuti dengan yang lainnya.
Selesai itu, mendadak angin berhembus cepat. Pepohonan yang ada di sekitaran terguncang tak karuan.
"Bebeb Adel, aa takut" Raka bersembunyi di belakang Adel tanpa menyentuhnya sebab mereka sudah dalam keadaan suci (berwudhu).
"Katanya lo berani tadi, mau lindungin gue?" tanya Adel.
"Hehe. Itu anu, gimana ya Del... Iniloh aa mendadak gak enak badan, jadi gak cukup energinya buat lawan setan itu"
"Alesan!"
Benar saja, setan itu datang. Dan yang dapat melihatnya hanya Tera, Satria juga Adel.
"HAHAHAHA MEMINTA MAAF SAJA TIDAK CUKUP. PENUHI JANJIMU ADEL!!"
"LO BUKAN BU MARIAM! LO SETAN KEPARAT!"
"KAU YANG MEMBUATKU HADIR SEBAGAI WUJUD MARIAM. MANUSIA YANG MEMPERCAYAI JIMAT, PELET DAN LAINNYA HANYA AKAN BERAKHIR PENYESALAN. LALU SETELAH MENYESAL APA YANG BISA KAU LAKUKAN? DOSAMU ITU TIDAK AKAN DI AMPUNI TUHAN"
Raka celingukan tidak jelas. Ia tidak dapat mendengar apalagi melihat makhluk itu, sebab ia tak memiliki kemampuan seperti yang lainnya.
Satria setia memegang tasbih, sepertinya ia siap berperang dan menjadikan setan itu lenyap.
"Innahụ laisa lahụ sulṭanun 'alallażina amanu wa 'ala rabbihim yatawakkalun"
Artinya : Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Setelah itu Satria membaca ayat kursi, surat Al-baqarah, dan Al-falaq yang kemudian di ikuti oleh yang lainnya.
Setan itu mulai resah, semakin di bacakan ia mulai semakin kepanasan. Ia mau menghilang tapi Satria seolah merantai'nya dengan tasbih, hingga saat tasbih itu semakin mengikatnya, maka setan itu hancur bagaikan abu.
Mereka berhasil.
"Sat, udah beres?" tanya Raka yang di balas anggukan kepala oleh Satria. "HOREEEEE BEBEB ADEL GAK AKAN DI GANGGU SETAN LAGI!" hebohnya.
"Del, lain kali lo jangan kaya gitu lagi. Lagian ngapain coba pake pelet biar Satria mau sama lo? Lo itu cantik Del, lo bisa dapetin yang lebih dari Satria." ucap Tera.
"Iya Ter, maafin gue, gue kapok, gue janji gak akan pernah lakuin tindakan bodoh itu lagi. Makasih lo sama Satria udah nolong gue,"
Satria diam saja, sementara Tera menyenggol lengan'nya. "Maafin Adel ya?" ucap Tera memohon.
"Iya"
"Makasih Sat" jawab Adel menunduk malu.
Satria sih tidak marah, memang sikapnya saja yang dingin. Terutama ia sudah kepalang kecewa, jadi malas saja jika terlalu dekat dengan orang yang secara tidak langsung mencelakai gadisnya.
Semuanya sudah berakhir. Tapi cerita ini belum.
Sudah author katakan, bahwa ceritanya random. Jadi akan banyak hal-hal berbau horor yang akan Tera kuak secara nyata.
"Gue jadi suka horor" ungkap Tera.
"Kirain suka gua" jawab Satria.
"Ish apasih. Ya suka jugalah"
"Sayang gak?"
"Banget"
"Cium"
"Dasar mesum!"
Cup.
Satria mencium bibir Tera singkat di hadapan Raka dan Adel.
"Gak liat pake topeng monyet" ucap Raka kemudian menarik tangan Adel untuk melangkah lebih dulu pergi.
"Ish lo gila ya? Lo ngapain coba nyium bibir gue depan mereka berdua? Mana disini banyak hantu pula!" kesal Tera menatap Satria jengkel.
"Gapapa, mesum itu di wajibkan"
"Siapa yang bilang gitu? Pandai agama tapi suka nyosor di bibir orang"
"Manusia punya nafsu"
"Lo nafsu sama gue?"
"Banget."
"SATRIAAAAAAAA!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
HorrorINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...