Di kemudian hari, Satria ada jadwal manggung lagi. Ini sudah ke 4 kali'nya dalam waktu 2 minggu, ia mendapatkan job tersebut tentu dari kenalan saudara'nya yang memiliki cafe mewah, dan tentunya membutuhkan penyanyi solo untuk menghibur pelanggan.
Satria mengajak Tera, tentu saja begitu sebab hanya dengan melihat Tera'lah mood Satria slalu membaik.
Tera duduk sambil menunggu penampilan dari kekasihnya.
Tak lama Satria naik ke atas panggung, memperlihatkan wajah tampan'nya sambil memegang gitar lalu melirik pada Tera.
"I love you" ucapnya sambil melirik Tera, sontak orang-orang yang ada di cafe tersebut ikut melirik ke arah gadis yang Satria lirik juga.
Pipi Tera sudah merah merona seperti tomat. Sungguh Satria tidak tahu malu sama sekali setelah mengatakan itu pria itu tetap fokus memandang Tera sambil mulai memetik senar gitar seraya memulai dengan lagu yang akan ia bawakan.
Jreng...jreng...
Berhembuslah engkau angin malam
Bawa serta laguku
Mengitari bumi ini hingga jauhAkulah seorang petualang
Yang mencari cinta sejati
Sampai mati aku akan tetap mencariAku bagai biola yang tak berdawai
Bila tidak engkau lengkapi
Aku mohon agar engkau tinggal di siniHamparan pasir putih menunggu
Karang di lautan menangis
Bila aku tak bisa melumpuhkanmuPeluk erat tubuhku
Sentuhlah jemariku
Rebahkan sayap-sayap patahmu
Dan terbanglah bersamaku
'Tuk melintasi langit ke tujuh
Bawalah aku ke alam damaimuPeluk erat tubuhku
Sentuhlah jemariku
Rebahkan sayap-sayap patahmuSemua orang bertepuk tangan ria, selain wajah Satria yang dapat menarik perhatian mereka, rupanya suaranya juga benar-benar membuat para penonton melayang.
Tera bangga memiliki kekasih seperti Satria. Bukan soal tampan'nya, tapi tanggungjawab'nya. Ia rela melupakan letihnya asal bisa menabung untuk biaya pertunangan yang akan di laksanakan sebentar lagi.
Tidak lupakan saat ini Tera susah berhasil merekam kekasihnya yang menyanyi di atas panggung. Tidak hanya satu lagu, tapi sampai beberapa lagu, dan Satria di bayar mahal untuk itu.
Setiap kali mau manggung, pasti Tera memberikan vitamin berupa kecupan di bibir Satria, agar pria itu semangat menjalankan pekerjaannya.
"Lagu terakhir, ada yang mau riques?" tanya Satria pada orang-orang sekitaran.
Seorang gadis mengacungkan tangan terlebih dahulu, tapi....
Dia bukan manusia.
"Aku mau riques lagu lengser wengi atau ding dong boleh?" tanyanya tersenyum mengerikan.
Tera menelan salivanya susah payah, sementara Satria diam saja melongo.
Banyak yang mengancungkan tangan seraya ingin meriques lagu, namun yang di unjuk Satria adalah Tera. Padahal untuk apa juga bertanya, jika Tera yang di pilih?
"Mbak'nya mau riques lagu apa? Naik sini ke atas panggung, kita duet"
Tera yang di ajak duet seperti itu otomatis merasa malu, ia memperhatikan orang-orang sekitar yang rupanya mendukung.
Karna tidak ada yang menghujatnya, maka Tera memberanikan diri melangkah menuju atas panggung, ia berdiri di samping kekasihnya, lalu keduanya saling memandang cukup lama.
"Pengen lagu cuek dari Rizky Febrian, boleh gak?" tanya Tera dengan ekspresi wajah menggemaskannya. Satria mengangguk lalu tersenyum.
Mereka menyanyikannya berdua di atas panggung, dan semua orang yang melihat keduanya nampak baper.
....
Tepat pukul 23:30, Satria baru sampai mengantar Tera pulang ke rumahnya. Untung saja ia sudah izin pada kedua orangtua Tera, jadi tak masalah. Kedua orangtua Tera sudah sangat percaya pada Satria tentunya.
Satria mengusap puncak kepala Tera, "Makasih ya udah nemenin aku manggung" lirihnya.
"Ish apasih makasih-makasih, kan udah tugas aku sebagai calon tunangan kamu hehe"
"Sayang, sepi"
"Maksudnya?"
"Ini" Satria memegang bibirnya sendiri. Ia memberikan isyarat minta cium.
"DASAR MES----" mata Tera membulat sempurna saat Satria berhasil mencium bibirnya secara tiba-tiba. Hanya sebentar saja, lalu ia lepaskan kembali. "ish kamumah, kaget tau!"
"Candu banget"
"Mesum!"
"Yaudah masuk gih sayang, jangan lupa cuci kaki, gosok gigi, terus bobo"
"Iya. Abi juga hati-hati di jalan"
"ABI?" Satria terheran dengan panggilan sayang dari kekasihnya itu. "Siapa abi?"
"Kamu. Kamu abi, aku umi. Nanti kalau udah punya anakpun, anak kita panggilnya abi umi"
"Hahaha" baru kali ini Satria tertawa keras sekali dan nampaknya sangat puas.
"Pokoknya aku mau kamu panggil aku umi"
"Kek Ayus sama Nisa Sabyan ya kalau di pikir-pikir"
"Ish Satria, pokoknya harus panggil aku umi. Belajar dari sekarang"
"Iya umi Tera"
Tera langsung saja memeluk kekasihnya gemash. "Uh so sweet banget sih, es batu mesumnya aku!"
"Aku udah gak jadi es batu, kan kamu berhasil lelehin hati aku"
"GOMBALNYA! UDAH JAGO YA SEKARANG?"
"Ketularan sableng dari si Raka"
"Hahaha. Udah sana pulang"
"Paswordnya mana?"
"Pasword apa?"
"Mulai sekarang kalau ketemu harus pake pasword, luwak white kopi aja pake pasword, masa kamu enggak?"
Tera terkekeh geli, ada-ada saja tingkah abi Satria ini gengs!
Lucu juga jika melihat Satria sebuchien itu pada Tera, jadi gemash-gemash gimana gitu.
"I love you abi Satria" ucap Tera menggemaskan.
"I love you to umi Tera"
Setelah itu Satria segera menyalakan mesin motornya lalu bergegas pergi.
Hari ini Tera senang sekali karna bisa menemani Satria manggung, sebab kemarin-kemarin ia sibuk dengan kuliahnya.
Ngomong-ngomong, uang yang Satria kumpulkan sudah cukup. Jadi mungkin sesegera mungkin pertunangan keduanya akan di laksanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
HorrorINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...