11.Kecelakaan

3.2K 367 22
                                    

Di dalam mobil, Adel masih menangis sesegukan, ia tak sanggup mengatakan apapun selain tangisan menjadi bukti bahwa dirinya benar-benar lelah dengan semua ini.

"Kalau lu belum siap cerita gapapa. Seenggaknya, lu siap kan gua ajak ke KUA?" Adel menoleh kesal. "Haha canda Del elah!"

Adel terdiam, ia kembali menangis. Bahkan sampai tisu yang tersedia di console box mobil Raka sudah habis ratusan lembar.

"Buset mobil gua bala dong sama bekas ingus lu Del, buang aja keluar" usul Raka.

Adel menuruti apa yang Raka katakan, ia membuka jendela tanpa melirik dulu sekitaran, lalu kemudian ia membuang tisu bekas air bening yang keluar dari mata dan hidungnya itu ke jalanan ramai.

"WOI ANJING TISU BEKAS APANIH KENA MUKA GUA" teriak salah satu pengendara motor yang kemudian jatuh dari motornya akibat tisu yang menghalangi pandangannya fokus pada jalanan.

Ups. Raka dan Adel saling melirik satu sama lain lalu kemudian Raka segera melajukan mobilnya cepat sebelum orang tersebut kembali mengendarai motornya.

"Del, kok lu bego si? Ngapain coba di buang sembarangan?" kesal Raka.

"Tadi lo yang nyaranin!"

"Ya maksud gua pas di pinggiran jalan pas sepi. jangan main buang aja sembarang, kena muka orang kan tuh jadinya"

"Biarin aja, ingus gue rasanya kaya vanila latte kok"

Raka bergidik ngeri. Rupanya Adel juga memiliki tingkat percaya diri yang cukup melekat.

"Raka, jujur ya gue pengen cerita sama lo soal arwah itu, tapi gak sekarang"

"Kenapa gak sekarang?"

"Gue gak siap. Nanti kapan-kapan gue ceritain ya, btw hape gue kamana ya?"

"Kan lu lempar, yaudah kaga gua ambil lagi. Pecah layarnya juga"

"Lu goblok banget Raka! Hape gue mahal, ganti kacanya doang kaga masalah buat gue, astaga kenapa kaga lo ambil aja sih?"

"Gua cuman mikir buat selamatin lu dari bahan hujatan orang Del, gak mikirin soal hape lu yang penting lu gak di hujat orang. Barang bisa di beli Del, yang gak bisa itu harga diri. Mereka ngehina lu karna mereka gak rasain jadi lu. Gua sakit Del liat lu di hina kaya tadi"

Mendadak Adel terdiam, ia memalingkan wajahnya ke arah kaca mobil seraya merasa tersanjung dengan ucapan Raka.

Apakah pria itu benar-benar menyukainya? Sampai ia rela melindungi Adel dari hujatan banyak orang?

"Nanti gua beliin hape baru"

"Gak usah Rak. Itukan salah gue"

"Gua juga bersalah karna gak selamatin hape lu. Di dalemnya pasti banyak hal-hal penting, gua bakalan ganti hape lu yang rusak Del. Mungkin iya hal penting itu gak bisa terganti dengan hape baru, tapi seenggaknya bisa membuka lembaran baru."

Buset bijak bener gua. Gak sia-sia sering baca quotes fiersa besari

"Lo bijak banget hari ini setelah makan jengkol balado! Keren" puji Adel.

"Hehe, Del boleh gak kalau gua...."

"Kalau apa?"

"Gak jadi Del"

Bangsat grogi banget mau ngajak jadian juga.

"Ish gak jelas"

"Boleh gak Del, kalau gua...hemmm ..gu-gua..."

"APA?"

Gila apa-apaan nih bisa grogi gini, pasti cepak mangkok gua berpengaruh nih.

Raka membenahi rambutnya menjadi belah dua. Sementara Adel meliriknya bingung.

INDIGO 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang