Akibat keberadaan Tiara di cafe, Tera tak bisa mengontrol emosinya hingga terjadi aksi jambak-menjambak, tampar menampar bahkan sampai dorong mendorong.
Keributan itu membuat para pengunjung menjadikan keduanya bahan tontonan.
"LO NGAPAIN DISINI HAH? LO SENGAJA KAN CARI RIBUT? LO PASTI SENGAJA DATENG KESINI, BIAR LO BISA LIAT SATRIA?"
"Arghh sakit. Ish kamu jenggut'nya kok kenceng sih? Akukan gak begitu pakai tenanga. Kamu jadi cewek brutal banget, aku gak suka, gelay! Jauh-jauh dari aku. Kita gak level" Tiara mendorong tubuh Tera sampai gadis itu hampir terjatuh.
"Ayo Tera lawan, ayo tampar, ayo jambak lagi rambutnya!" Upi mengompori.
Satria yang melihat itu langsung menghentikan aksi panggungnya, ia segera berlari menghampiri gadisnya lalu menghentikan keributan itu.
"Stop! Lu berdua apa-apaan?" kesal Satria yang berada di tengah-tengah keduanya.
"Di-dia kasar sama aku kak, tanganku di cakar sampe lecet-lecet" adu Tiara.
"EH LO JANGAN FITNAH YA, GUE CUMAN JAMBAK RAMBUT LO SAMA DORONG LO AJA!"
"Bener tuh, gua saksinya. Iyakan Rak?" tanya Adel melirik Raka, kemudian Raka mengangguk seraya membenarkan apa yang Adel katakan.
"Hiks...hiksss...jahat banget!" Tiara langsung berlari keluar cafe tersebut.
Satria menyudahi sementara jadwal menyanyinya, lalu ia menarik Tera keluar cafe agar bisa bicara berdua saja.
Sementara Adel dan Raka masih berada di kursi sambil menikmati hidangan yang ada.
....
"Ter, akukan udah pernah bilang, kamu boleh cemburu, tapi jangan terkesan jadi cewek yang gak beretitude. Perbuatan kamu tadi itu bikin pengunjung jadi gelisah, inikan cafe terbaik dari banyaknya cafe lain. Cuman gara-gara kamu ribut tadi, bisa bikin nama cafe ini tercemar"
Tera menciutkan bibirnya kesal, ia tahu bahwa dirinya bersalah. Dan ia juga menyesali kesalahannya.
"Aku minta maaf ya" lirihnya merasa bersalah.
"Kamu bisa kan kontrol emosional kamu, lain waktu?"
"Aku minta maaf Sat"
"Iya sayang, aku tanya, kamu bisa kan tahan emosi kamu? Lagian Tiara itukan pelanggan di cafe ini, jadi wajar kalau dia ada disini. Ini cuman kebetulan aja"
"Iya tapi aku gak suka cara dia tadi teriak-teriak kaya gitu manggil nama kamu! Aku gak suka Sat, aku hiks...hikss"
Satria menangkap kedua pipi gadisnya lalu ia mengusap airmata yang turun dari mata indah milik gadis itu. "Cemburu? Hm"
"Aku gak tau, aku sensitif belakangan ini, gak suka liat siapapun deket-deket kamu"
"Hamil kali kamu"
Tera memukul lengan Satria kesal. Bisa-bisanya pria itu berfikir ke arah sana, lagipula sejak kapan mereka berani melakukan hubungan di luar batas? Selama inikan mentok-mentok hanya di bibir saja.
Memangnya ciuman bibir bisa membuat orang hamil?
"GILA DASAR!!"
"Haha." Satria membungkuk agar wajahnya tepat berada di perut Tera yang rata. "Dede bayi, umi kamu marah-marah aja kenapa ya? Umi kamu cemburuan banget cih heran"
"SATRIA IH GILA KAMU! AKU GAK HAMIL YA! JANGAN NGADI-NGADI KAMU"
"HAHAHA"
Setelah berbincang dengan kekasihnya, maka Satria kembali pada pekerjaannya. Pemilik cafe sedikit kecewa dengan tingkahlaku kekasih'nya Satria itu, tapi Satria sudah menjelaskan yang sebenarnya hingga pemilik cafe mau memberi kesempatan untuk Satria kembali bernyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
HorrorINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...