30.Rencana Tera dan Raka

2.2K 307 12
                                    

"Sebenernya kamu kenapa? Apa ada yang salah dari aku sampe kamu gak lagi perhatiin aku?" tanya Karin menatap suaminya bersedih.

"Kalau aku cerita sama kamu, aku takut jadi beban pikiran kamu Rin"

"Ervan, apapun masalah kamu, aku ini isteri kamu, kita bisa omongin baik-baik kok"

Ervan menatap isterinya sayang, lalu mengusap perut sang isteri yang tengah mengandung lagi.

Tidak di sangka-sangka rupanya Karin masih di beri kesempatan mengandung kedua kalinya oleh sang maha kuasa, padahal dokter sudah mengatakan bahwa rahimnya bermasalah dan akan sulit memiliki keturunan. Tapi Tuhan yang tak memiliki keterbatasan, ia menciptakan kembali anak kedua untuk Karin dan Ervan.

"Gini, perusahaan hampir bangkrut yang, aku harus terus ngelola dan berusaha jangan sampe perusahaan bangkrut, karna nanti berpengaruh dari cabang ke cabang, kalau perusahaan bangkrut, gimana sama kamu, Tera, dan juga calon anak kedua kita?"

Karin langsung memeluk sang suami, rasanya ia menyesal sudah marah-marah hampir setiap hari hanya karna berfikir Ervan tak ada waktu untuknya.

Ervan bukanlah pria yang suka berselingkuh, sekalipun banyak wanita yang menginginkannya tapi hingga detik ini hanya Karin satu-satunya wanita yang paling ia cintai dalam hidupnya.

"Maafin aku ya, aku udah nuduh kamu yang enggak-enggak" ucap Karin merasa bersalah.

"Gapapa sayang, sekarang kamu udah tau kan? Jadi itu sebabnya aku kerja terus tanpa lelah, karna aku gak mau perusahaan yang udah bertahun-tahun aku kelola harus bangkrut"

"Aku slalu berdoa buat kamu, semoga ketika kamu dalam masa sulit, Allah akan slalu nolong kamu, dan melindungi rumah tangga kita"

"Aamiin, sekarang kamu jangan marah-marah terus ya? Kasian Tera, jadi dia kabur-kaburan terus dari rumah, kemaren-kemaren juga kata bi Sum dia balik jam 3 pagi di anter Satria, untung sama Satria, coba kalau sama cowok lain? Aku cuman takut nanti Tera jadi hilang kontrol dan ikut pergaulan bebas, cuman karna liat orangtuanya berantem terus tiaphari"

"Ish jangan bilang gitu bih. Iya aku janji gak akan marah-marah lagi sama kamu, maafin aku ya?"

Ervan mengusap lembut kepala isterinya. "Iya sayang, maafin aku juga karna gak cerita sama kamu, takutnya jadi beban pikiran kamu"

"Semangat suamiku, semoga masa sulit ini segera berakhir"

"Aamiin Allahhhuma Aamiin"

.....

Di kampus, Tera bingung bagaimana cara menyikapi Adel yang sibuk dengan Rafael hampir setiaphari, sementara Raka galau merana dengan kenyataan pahit bahwa Adel harus jatuh pada pria seperti Rafael.

"Rak, lo kenapa sih? Dari tadi mondar mandir kaga jelas? Air ketuban lo mau pecah?" tanya Tera konyol.

"Di kira gua mau lahiran kali njir. Guakan cowok Ter, jangan ngadi-ngadi deh! Gua kepikiran Adel, gimana kalau Rafael orang jahat?"

"Ya emang jahat"

Seketika Raka langsung duduk kembali dan menatap Tera serius. "LU BENERAN? TER, KASIH TAU GUA, APA YANG MAU RAFAEL LAKUIN SAMA BEBEB ADEL? SOALNYA GUA NGERASA KALAU SI RAFAEL GAK BERES!"

"Tapi lo janji sama gue, buat tenang. Okay?"

"Gua janji"

Tera menceritakan semua yang ia ketahui lewat arwah penasaran yang datang padanya itu.

Sungguh Raka tak menyangka jika Rafael sejahat itu.

"Dia saiko?" tanya Raka terkejut.

"Bisa di bilang gitu, dia gangguan mental. Tapi gue bakalan coba sembuhin dia. Gue mau menfaatin situasi dimana dia suka sama gue, tapi lo harus bantu gue misahin Adel dari dia"

"Oke gua setuju. Gua gak mau bebeb Adel kenapa-napa"

"Lo cinta banget sama Adel?"

"BANGET BANGET BANGET TER"

Tera terkekeh geli. Baru kali ini ia melihat Raka sebuchien itu terhadap wanita. Biasanya ia santai-santai saja walaupun jomblo, karna berfikir di dunia ini tidak ada wanita yang mau padanya.

"Yaudah gini, sepulang ngampus, lo alihin Adel buat ajak dia ngobrol, nah sementara itu gue ajak Rafael jalan. Intinya gue bakalan deketin dia pura-pura, sementara lo slalu jadi penghalang. Oke?"

"Kalau Adel tau gimana?"

"Ya jangan sampe. Perlahan gue bakalan bikin Adel benci sama Rafael,"

"Kalau dia bencinya sama lu gimana?"

"Gue rela di benci sama sahabat gue sendiri, asal dia selamat dari maut"

Raka menepuk pundak Tera laun, "Salut gua sama lu Ter! Gak nyesel sahabatan sama lu"

"Ets jangan pegang-pegang, harga mati nih! Gak boleh di pegang-pegang sama makhluk astral"

"Anj. Masih aja lu ngeledek gua"

"Jangan insecure, lebih baik bersyukur. Biar kata lo mirip beras sembako, rambut lo mirip cetakan batok kelapa tapi gue salut sama lo yang mau memperjuangkan cinta lo!"

"Duh Ter jangan muji-muji gua kaya gitu, masalahnya gua gak bisa terbang soalnya badan gua naik 7 kilo sekarang"

"Nah mangkannya lo jangan galau-galau, jadi naik kan timbangan lo? Udahlah Rak, santuy aja"

"Lu enak sama Satria saling mencintai. Lah gua sama Adel?"

"Contohlah Satria, dulu dia sabar sama gue yang belum siap nerima cinta siapapun, dan buka hati buat siapapun. Terus sekarang apa? Gue malah cinta mati sama dia! Sabar itu gak bikin lo gagal Rak, percaya deh"

"Oke Del, gua bakalan copypaste apa yang selama ini Satria perjuangin buat lu."

"Good, lu emang hewan peliharaan penurut"

"BANGSAT!"

Saat ini yang sedang Tera bingungkan adalah, bagaimana caranya ia berbicara dengan Satria? Ia tidak ingin Satria salahpaham nantinya, tapi jika tidak bicarapun tak apa-apa, sebab misi ini tidak terlalu penting untuk bicarakan bagi Tera. Masalahnya, Satria teramat posesif bahkan hampir setiaphari pria itu mengirim pesan chat agar Tera menjaga hati. Lantas bagaimana jika kesalahpahaman terjadi? Sudahlah ini adalah resiko, dan Tera harus sanggup menjalani.

INDIGO 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang