PLAK!!!
Tera mendapatkan tamparan keras dari Adel, dan itu di depan Raka. Sontak Raka terkejut dengan hal itu, sementara Tera malah tersenyum tipis. Ia tahu, Adel pasti akan marah jika tahu kekasihnya jalan bersama gadis lain.
"Lo mau nikung gue? DULU GUE SUKA SAMA SATRIA, TAPI LO JADI PENGHALANGNYA. SEKARANG RAFAEL, LO MALAH DEKETIN DIA DI SAAT GUE SAMA DIA UDAH PACARAN. LO UDAH PUNYA PACAR, PLIS DEH JANGAN JADI CEWEK MURAHAN"
Raka bangkit dari tempat duduknya, ia tak suka jika kata kasar terlontar dari mulut oranglain yang menghina sahabatnya sendiri.
"Jaga omongan lu Del. Lu bakalan nyesel udah bersikap kaya gini sama Tera!"
"Rak udah biarin." Tera sama sekali tidak marah, ia justru tak memperdulikan apa yang Adel ucapkan. Ia menarik Raka untuk pergi dari kantin seraya meninggalkan Adel.
"HEH LONTE. MAU KEMANA LO? GUE BELOM SELESAI KASIH LO PERINGATAN!" teriak Adel tak terima, namun Tera tetap melangkah pergi.
Tangan Adel mengepal emosi. Ia benar-benar tidak terima karna dua hari lalu Tera dan Rafael pulang bersama.
Seharian inipun Rafael tidak ada kabar, sepertinya pria itu akan meninggalkan Adel dan melupakan niatnya yang mau membunuh Adel. Jika benar seperti itu, artinya rencana Tera akan berhasil.
....
Satria menunggu kabar dari kekasihnya, seharian ini Tera tidak ada kabar sama sekali. Belakangan ini pula Satria merasa ada yang ganjil dengan prilaku Tera yang terlihat menyembunyikan sesuatu.
Ia berinitiatif nanti malam mau pergi ke rumah Tera, untuk sekedar mengunjungi dan ingin tahu keadaan gadisnya.
"Siang kak Satria" sapa Tiara yang datang membawakan bingkisan.
Satria hanya membalasnya dengan ekspresi datar dan pura-pura sibuk mengelap meja.
"Kak Satria, aku bawain kue. Kue ini bikinan momy aku, kebetulan aku cerita sama momy kalau kak Satria itu yang pernah nolongin aku, momy jadi ngasih kak Satria hadiah. Tolong di terima ya?" Tiara menyodorkannya pada Satria.
Pria seperti Satria tidak mudah menerima hadiah dari oranglain, terutama menurutnya Tiara itu orang asing.
"Lita" panggil Satria pada Lita yang sedang membuat minuman untuk pelanggan.
"Iya Sat, kenapa? Bentar." Setelah selesai mengantar minuman, ia menghampiri Satria. "Kenapa?"
Satria mengambil bingkisan yang Tiara sodorkan. "Buat lu!"
"KAK IH KOK DI KASIH KAK LITA?" protes Tiara tak terima.
"Ini seriusan buat gue Sat?" tanya Lita yang kemudian di balas anggukan kepala oleh Satria, lalu pria itu beranjak pergi menuju dapur.
"ISH KAK LITA, INI BUAT KA SATRIA!" Tiara merebut kembali bingkisannya.
Lita malah menarik kembali bingkisan itu, "SATRIA UDAH KASIH KE GUE, JADI INI MILIK GUE!" Lita memeletkan lidahnya meledek lalu ia melangkah pergi.
Tiara menghentakan kakinya kesal, ia pikir Satria akan menerimanya lalu berterimakasih padanya, tapi dugaan'nya salah, pria itu malah menolaknya mentah-mentah.
"Sabar-sabar, orang cantik di sayang malaikat Ridwan"
"Apa nih bawa-bawa nama saya?" tanya om-om genit yang sedang duduk di tempat yang tak jauh dari jarak Tiara berdiri.
"Nama om, Ridwan?"
"Iya. Saya bukan malaikat, tapi jika kamu menganggapnya seperti itu, baiklah. Mau iphone sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
HorrorINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...