Satria hendak menuju ke rumah Tera, tepat jam pulangnya bekerja.
"Eh Sat, besok lo yang buka ya? Ni kuncinya. Gue ada urusan soalnya, gapapa kan?" Lita menyodorkan kunci gembok kedai coffe tersebut pada Satria, lalu Satria menerimanya dan mengangguk mengerti.
Lita segera berpamitan pulang terlebih dahulu, lalu setelah itu Satria hendak menumpangi motornya.
Di tengah perjalanan, Satria melihat seorang gadis yang di goda oleh kelima preman, ia segera turun dari motornya lalu menghampiri mereka.
"LEPASIN DIA" ucap Satria lantang.
Rupanya gadis itu adalah Tiara, ia segera berlari menghampiri Satria lalu berdiri di belakangnya. "Kak, aku takut"
Satria tak menjawabnya, para preman itu tersenyum smirk lalu menantang Satria untuk duel bersama mereka.
Adu baku hantam-pun terjadi. Satria melawan kelima preman itu sendirian, sementara Tiara bersembunyi di balik pohon seraya ketakutan.
Keributan itu berakhir setelah kelima preman itu berhasil Satria kalahkan. Kelimanya berlari pergi lalu menumpangi motor mereka masing-masing.
"Kak Satria, makasih ya udah tolongin Tiara." Lirihnya.
Satria tak menjawabnya, bahkan tersenyum saja tidak. Ia segera memakai helm'nya lalu hendak menumpangi motornya kembali.
"Eh eh, kak tar dulu, aku boleh gak numpang? Kak Satria anterin aku pulang bisa kan kak? Aku takut nanti di jal----"
"Naik"
Tiara tersenyum senang, ia segera naik ke atas motor milik Satria.
....
Di teras depan rumah, Tera sedang menunggu kehadiran kekasihnya. Ini sudah pukul 11 malam, tapi mengapa Satria belum juga sampai?
"Masa iya dari cafe sampe sini bisa sampe dua jam si? Gak mungkin macet juga jam segini, kemana sih dia" gumamnya cemas.
Tid.
Suara klakson motor membuat Tera berhenti bergerutu, karna yang datang adalah Satria.
Satria turun dari motor lalu menghampiri gadisnya. "Maaf ya, tadi..."
"Mau alesan apalagi? Lo abis nganterin cewek itu lagi kaya dulu? Dua kali loh Sat, gak mungkin kan karna lo kasian aja sama dia?"
"Aku minta maaf"
"Jadi bener?" Satria mengangguk. "Lo suka sama dia?"
"Enggak."
"Kenapa lo anterin dia?"
"Dia di ganggu sama preman, gak sengaja aku liat, aku tolongin dia, terus setelah itu dia minta aku anterin dia, alesan aku anterin karna takutnya nanti kejadian kaya gitu terulang lagi"
"Lo peduli sama dia?"
"Karna sesama aja, gak lebih"
"Haha. Dia itu cuman pura-pura, siapa tau preman itu suruhan dia sendiri kan? Kaya di tipi-tipi"
"Ter, jangan slalu berfikiran negatif sama oranglain kan bisa?"
"LU BELAIN DIA?"
"Gua gak belain dia, gua ngajarin lu biar lu gak slalu seperti ini!"
"SEPERTI INI GIMANA? GUE CEMBURU WAJAR KAN? GUE JAGA PERASAAN GUE MATI-MATIAN BUAT LO, TAPI LO? LO MALAH NGANCURIN PERASAAN GUE." bulir airmata keluar membasahi pipi Tera. Ia benar-benar sakit dengan tindakan Satria yang slalu mau mengantar gadis itu pulang seolah memilih untuk datang terlambat menemui kekasihnya, daripada membiarkan gadis asing itu celaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
HorrorINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...