"Ck!" Adel berdecak di kala kacamatanya jatuh saat ia hendak mau memakainya untuk kelancaran mengerjakan tugas. Matanya memang tak begitu jelas jika melihat ke arah tulisan yang ada di layar laptop, jadi itu sebabnya Adel menggunakan kacamata.
Saat tangan'nya mencoba meraih kacamata, ia merasakan ada tangan lain yang juga ikut hendak mengambilnya.
Pertama-tama Adel mengatur nafasnya terlebih dahulu, menstabilkan jantungnya, lalu kemudian ia mulai berani melirik ke bawah lalu ke atas.
"Astaga, dia lagi. Plis jangan ganggu gue, gue mohon" pinta Adel. Ia sudah tak tahan dengan keadaan ini, menyesal rasanya menelan racun jika pada akhirnya ia tak mati dan malah bisa melihat makhluk tak kasat mata.
"KAU INGIN MATI BUKAN? JIKA RACUN TIDAK MEMBUATMU MATI, MAKA AKU BERSEDIA MERENGGUT NYAWA-MU"
"PERGI! JANGAN GANGGU GUE, KITA UDAH GAK ADA URUSAN. GUE GAK MAU AKHIRIN NYAWA GUE CUMAN KARNA LO! GUE GAK MAU GENTAYANGAN KAYA LO, GUE MAU TENANG KALAU GUE MATI-PUN ATAS DASAR KUASA TUHAN!!"
Tok.
Tok.
Tok.Mendengar suara ketukan pintu, arwah itu menghilang. Sementara pintu itu sudah di buka oleh Lusi selaku orangtua Adel.
"Del kamu kenapa? Kok teriak-teriak gitu? Kamu mimpi buruk?"
"Em itu ma anu---itu Adel cuman lagi belajar akting aja, siapa tau jadi artis kan?"
"Kamu itu ada-ada aja. Lanjutin nugasnya ya? Jangan teriak-teriak lagi, mama keganggu jadinya lagi tidur"
"Hehe iya ma, maaf ya"
"Iya. Yaudah mama tidur lagi, kamu jangan tidur larut malam" Adel mengangguk paham.
Setelah Lusi keluar dari kamar, Adel merasa mulai cemas lagi karna takut-takut arwah itu datang lagi.
Ada hal yang sampai detik ini membuat Adel malu pada dirinya sendiri, bahkan penyebab ia bunuh diripun bukan karna siapa-siapa, tapi karna merasa tak tenang dengan apa yang sudah ia lakukan.
Kenyataannya Adel selamat dari maut. Padahal sewaktu ia koma, arwah gentayangan itu ada di dunia gelap yang Adel sempat singgahi. Ia hendak menarik Adel, tapi ada sosok yang berhasil membuat Adel keluar lewat cahaya yang terang, sampai akhirnya Adel bangun dari masa kritisnya.
Arwah itu tak terima dengan Adel yang hidup kembali, ia terus gentayangan dan meminta Adel menumbalkan dirinya sendiri atau Tera yang juga arwah itu incar.
Drtttt....
Ponsel Adel bergetar, rupanya dari Raka.
Raka : M4l4m Ad3l Ch4y4nk.
Adel mendadak ilfiel dengan ketikan Raka di chat whatsapp. Adel kira, Raka tidak se-alay itu, rupanya Raka memang sangat alay.
Apasih ketikan lo alay bgt!
Raka : Haha ngetest beb, kalau jijik berarti cinta.
Njs. Knp lo bsa mikir kesitu?
Raka : Ya sekarang gini, lu jijik kan? Artinya lu memperhatikannya. Lu pasti gak pengen gua ngetik se-alay itukan? Berarti lu peduli. Perhatian dan peduli hanya ada atas dasar cinta.
Dih.
Adel kembali menyimpan ponselnya di atas nakas. Ia tak berniat membalas lagi isi chat dari Raka, bahkan ia mematikan ponselnya agar tidak di gentayangi isi chat Raka.
Menyebalkan. Raka memang pria yang menyebalkan dan sama sekali bukan tipe Adel banget!
....
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
HororINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...