3 hari kemudian....
"TEMANMU SEDANG MENGHADAPI KEMATIAN. HANYA TINGGAL MENUNGGUNYA TEWAS, MAKA KAU SELAMAT KARNA TELAH MENYERAHKAN NYAWANYA UNTUKKU"
Adel tercengang dengan pernyataan dari makhluk itu.
"Apa maksud lo? Lo udah celakain Tera hah?"
"Dia saja yang bodoh. Menyebrang jalan sembarangan sampai tertabrak mobil"
"SAYA GAK TERIMA. KAMU MAU SAYA YANG MATI KAN? SAYA AKAN MEMINUM RACUN UNTUK KEMATIAN SAYA, TAPI LEPASKAN TERA, BIARKAN DIA HIDUP!"
Teriakan Adel membuat Raka khawatir. Pria itu sedang berada di depan rumah Adel untuk mengajak Adel malam mingguan. Sebenarnya Raka ingin sekali ke rumah sakit bertemu dengan Tera, tapi Satria melarangnya, sebab tidak boleh banyak orang masuk ke dalam ruangan.
Keadaan Tera saat ini belum bangun dari koma, ia sedang menghadapi antara hidup dan mati. Arwah itu berharap Tera mati, sementara orang-orang yang menyayangi Tera terus berusaha mendoakan agar Tera bisa bangun dari koma'nya yang sudah melewati 3 hari ini.
"KAMU LIAT? SAYA AKAN LONCAT KE BAWAH, KAMU MENGINGINKAN NYAWA SAYA KAN?"
Mendengar Adel berteriak di atas balkon kamarnya, buru-buru Raka membuka pintu rumahnya tanpa izin sebab sedari tadi tidak ada yang menyahuti di dalam sana.
Raka naik ke atas tangga, ia hendak menuju lantai tiga dimana kamar Adel berada.
BRAKKKK!!! Raka mendobrak pintu kamar Adel, padahal pintunya tidak kunci.
"Keren banget gua njir kek ada di drama-drama action gitu, yang ceritanya si cowok nyelamatin ceweknya dari maut. Anjay!" gumamnya.
Buru-buru Raka menghampiri Adel ke balkon kamarnya.
"ADEL LU NGAPAIN SIH HAH? JANGAN GILA!" Raka menarik tangan Adel, gadis itu terus memberontak dan menangis histeris.
"Gue mau mati aja Raka. Tera disana lagi kritis, setan itu pengen Tera jadi tumbalnya. Ini salah gue, ini salah gue hiks...hiksss"
"Emang apa Del yang sebenernya terjadi?"
Flashback On.
"Gue capek banget ngejar-ngejar si Satria tapi dia malah anggap gue gak ada. Slalu aja si Tera yang di nomer satuin!" kesal seorang gadis berambut panjang dengan warna kepirangan. Dia Adelia Fransiska, gadis yang bisa di katakan banyak di pandang orang sebab kecantikan dan kepopuleran'nya di kampus.
"Eh Del, baca deh artikel ini" Feni selaku teman se-geng'nya memberikan informasi mengenai hal yang berbau mistis.
Rambut janda yang baru meninggal dunia bisa di jadikan pelet asal dengan catatan rambut tersebut harus di campur dengan darah manusia pertama sebagai tumbal. Tapi apabila manusia tersebut dalam waktu 40 hari tidak meninggal dunia, maka pelet tersebut di nyatakan gagal dan orang yang memakainya harus menyerahkan nyawa'nya pada arwah yang berkaitan.
Awalnya Adel tertawa melihat artikel tersebut, tapi mendadak ia memikirkan apa yang ada pada artikel tersebut.
"Pelet?" tanyanya melirik pada Feni dan Angel selaku teman se'geng-nya.
"Lo jangan lakuin itu Del, ini gue cuman lucu aja sama artikelnya. Ada-ada aja" jawab Feni.
Meskipun Adel mengatakan tidak akan melakukannya, namun tetap saja ia berniat mau melakukannya tanpa sepengetahuan kedua temannya.
Singkat cerita Adel mendapatkan sehelai rambut dari janda yang baru saja meninggal dunia tepat sehabis adzan maghrib pada malam jum'at kliwon. Ia berpura-pura ikut bersimpati, namun diam-diam ia menggunting rambut seseorang yang baru meninggal itu.
Ke-esokan harinya ia dengan sengaja menabrak Tera yang hendak berjalan dari lawan arah, lalu kemudian ia sengaja membuat keributan hingga bisa mencakar tangan Tera dan mengusapkan sehelai rambut Janda yang sudah meninggalkan dunia itu pada sedikit darah yang keluar dari kulit Tera.
"LO YANG DULUAN NABRAK GUE, KENAPA LO YANG MALAH CAKAR GUE? GUE GAK TERIMA YA!!" Tera menjambak rambut Adel.
Beberapa mahasiswa sekitaran malah menonton kejadian itu tanpa ada yang berani memisahkan.
Satria datang lalu kemudian mendorong Adel pelan seraya menjauhkannya dari Tera.
Satria dapat melihat sehelai rambut yang sudah meninggal itu meskipun Adel menyembunyikannya di balik saku seragamnya.
Adel tak ingin banyak bicara, ia segera pergi dari hadapan Satria dan Tera.
"Ish tangan gue berdarah" ringis Tera merasakan perih pada kulit putihnya.
Satria masih menatap punggung Adel yang sudah melangkah dengan jarak cukup jauh.
Karna kesal di acuhkan, maka Tera segera pergi dari hadapan Satria.
Satria tentunya tak tinggal diam, pria itu membawa sahabat tersayangnya ke UKS bersamaan dengan Raka yang juga ikut khawatir.
"Kenapa bisa di cakar sampe segini'nya Ter? Harusnya pas si perkedel itu cakar lu, lu tendang aja pantatnya!" kesal Raka.
"Berisik lo! Awshh Sat pelan-pelan, sakit"
Satria tak menjawabnya, ia begitu telaten mengobati tangan Tera yang kesakitan.
Sementara di tempat lain Adel merasa cemas karna ia merasa Satria curiga terhadapnya.
"Gue udah dapetin darah Tera, tapi mana? Kenapa peletnya gak berfungsi"
"Bunuh dia! Darahnya sebagai tanda bahwa dia target utama sebagai tumbalku"
"Si-siapa lo? Mau apa? Jangan ganggu gue ya, guekan majikan lo!"
"Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu selama tumbal pertamaku bisa aku dapatkan. Tapi jika dalam waktu 40 hari aku tidak bisa menghabisinya, maka taruhannya adalah nyawamu!"
"Hah? Lo dimana? Kenapa gue gak bisa liat wujud lo?"
"Karna kamu tidak memiliki kemampuan itu! Kamu hanya dapat merasakan dan mendengar suaraku. Aku Mariam, janda yang meninggal kemarin dan gentayangan akibat ulahmu!"
Padahal kenyataannya Mariam sudah berada di alam akhirat. Yang menjadi Mariam saat itu adalah setan yang sebenarnya terbentuk dari prilaku Adel sendiri.
Karna Tera sulit di jadikan tumbal, sebab ada Satria yang melindunginya, setan itu terus mengganggu Adel sampai pada akhirnya Adel stres bahkan hampir gila. Gadis itu kehilangan sebagian kewarasannya dan meminum racun untuk mengakhiri hidupnya.
Berbulan-bulan mengalami koma bahkan saat itu jantungnya sudah tak berdetak, dokter sudah mengatakan bahwa Adel sudah tiada, namun detik kemudian jantungnya kembali berdetak, rupanya Tuhan berkata lain.
Adel sendiri menyesal karna sampai melakukan hal sebodoh itu. Semenjak ia mengalami mati suri, ia dapat melihat makhluk tak kasat mata dimanapun.
"Aku kembali setelah kau di hidupkan kembali. Aku mau menagih janjimu, berikan nyawamu Adelia Fransiska!"
Flashback off.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO 2 ✓
TerrorINDIGO 2 - Genre : Horor Romance ________ Cerita ini merupakan cerita lanjutan dari INDIGO yang pertama. untuk yang belum membacanya, silahkan baca terlebih dahulu, lalu melanjutkannya ke cerita ini ya! Peran utama masih sama, Tera Ervania. Hanya sa...