9.Pacaran

3.3K 364 67
                                    

Entah bagaimana cara Tera memulainya, tapi sungguh saat melirik pada Satria ia merasakan tak tega dengan penyakit yang ia pikir benar bahwa Satria menderita tumor di kepalanya.

"Lu mau apa sebenernya?" tanya Satria sambil sesekali menghembuskan asap rokok ke udara.

"Sat jangan kebanyakan ngerokok, gak baik tau buat kesehatan"

Satria melirik bingung ke arah Tera, tak biasanya gadis itu berprilaku semanis itu terhadapnya. Sebab biasanya Tera cuek-cuek saja.

"Lu kenapa? Sakit?" Satria menyentuh kening Tera seraya memastikan apakah gadis itu sedang demam atau tidak. "Tapi sehat-sehat aja ah!" sambungnya lagi.

Sementara Tera tetap saja fokus menatap Satria. Dalam hatinya ia berdoa semoga Satria cepat sembuh dari sakitnya.

"Maaf ya, gue gak bisa jadi sahabat yang baik. Kadang gue kasar banget sama lo Sat"

"Hah?" Kali ini Satria benar-benar tak mengerti dengan prilaku Tera.

"Kepala lo pusing gak? Lemes gak? Sakit gak? Lo kalau gak tahan sama terik matahari atau capek, bilang ya Sat? Gue janji bakalan slalu ada buat lo, di samping lo" Tera memper'erat duduknya lalu menyadarkan kepalanya di bahu Satria.

Satria masih diam. Ia ingin tahu apa tindakan Tera selanjutkan, dan apa yang akan gadis itu ucapakan lagi. Sebab Satria merasa tak beres dengan prilaku Tera.

"Sat, kita jadian aja yuk?"

Mata Satria membulat sempurna, ia membuang puntung rokok ke sembarang arah lalu menatap Tera serius. "Lu kenapa si?"

"Plis, jadian. Gue bakalan bahagiain lo, di sisa hidup lo, nanti kita putus kalau lo udah mau wafat Sat"

"Asli lu sakit jiwa!"

"SATRIA PLIS! LO GAK PERLU BOHONGIN GUE KAYA GINI." Mata Tera berkaca-kaca, ia sudah tak sanggup lagi berbicara apapun, sebab rasanya sakit ketika memikirkan sisa hidup Satria yang tidak akan lama lagi.

"Bohong apaan sih?"

"Jujur sama gue Sat, lo punya tumor kan di kepala?"

"Tumor? Di kepala? Mana ada. Tumor tuh adanya tumor otak, tumor jinak, Fibroid, Adenoma, Mioma, Levi. Mana ada tumor kepala?"

Disana ada Raka yang bersembunyi, ia menepuk jidatnya kasar.

Aduh salah ngomong nih gua, harusnya gua bilang tumor otak njir. Kenapa tumor kepala? Tolol banget lu Rak asli. Si Tera pake segala ngomong lagi.

"HAH? JADI LO GAK PUNYA PENYAKIT TUMOR GANAS DI KEPALA?"

"Ya kagalah. Masa ganteng-ganteng kena tumor, amit-amit gua! Siapa yang bilang?"

Tera mengepalkan tangannya emosi, wajahnya berubah seperti harimau yang hendak mau memangsa targetnya.

"RAKA PRASETYAAAAAAAAA!!!!!!!" teriak Tera menggema sampai pada telinga Raka.

Si pelaku segera pergi dari tempat tersebut, sebelum persembunyiannya terbongkar.

Satria sih acuh saja, walaupun ia sedikit kesal tapi boleh jugalah ide tolol Raka itu sebagai sarana stand up comedy yang tidak sama sekali lucu.

"Lagian lu percaya aja" ucap Satria yang kemudian menarik tangan Tera untuk duduk di tepi danau tersebut. "Sini duduk"

Tera menurut, ia duduk kembali di samping Satria lalu kemudian pria itu merangkul pundak Tera.

Tera cukup terkejut, sentuhan Satria slalu berhasil membuat jantungnya berdebar tidak karuan.

Sebenarnya Tera ini sudah jatuh cinta atau belum? Mengapa ia slalu jantungan jika Satria memperlakukannya dengan hal-hal yang manis, semanis senyum author.

INDIGO 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang