chill bro, enjoy the process.
-Rama👨🔧----000---
"Nafas kamu kedengeran sampai sini, apa kamu lagi sesek Rama?" tanya Rendi. Rama tengah berjongkok mengotak-atik busi motor.
"Dikit Ayah, tapi nggak papa," balas Rama mundur sejenak dari hadapan motor. Ia menegakkan tubuh sembari meraup oksigen, setelahnya lelaki itu berbaring untuk memeriksa bagian bawah mesin motor.
"Kun, ambilin obeng, Kun," titah Rama kepada Kuni.
Kuni juga tengah menangani motor yang kondisinya lebih ringan ketimbang yang Rama tangani.
"Hmm, bener kan," Rama memincingkan sebelah matanya sambil memutar obeng.
"Gimana Ram?" tanya Kuni berjongkok di sebelah Rama.
"Platinanya doang yang kendor," balas Rama tetap fokus pada kerjaannya.
"Mas, sepedaku yang bocor tadi udah ditambal belum?" tanya Reva dengan pakaian rapihnya.
"Sepedanya Reva udah kamu tambal belum, Kun?" Rama meneruskan pertanyaan Reva kepada Kuni.
"Emang kamu nyuruh aku nambal, Ram?" Kuni balik bertanya.
"Lah gimana sih, harusnya kamu peka. Oh sepedanya bocor ditaruh di situ, berarti harus aku tambal," gumam Rama.
"Aku nggak tau maksudmu gitu Ram," Kuni menyengir tanpa dosa.
"Jadi belum kamu tambal?" tanya Rama lelah.
Kuni menggeleng.
"Hadeh..." Rama bangkit dari posisi untuk menghampiri sepeda keranjang polygon hijau milik sang adik.
"Ih ... gimana sih Mas Rama sama Mas Kuni ini! Diminta tolong tambalin ban sepeda aja sampai lupa. Aku udah ditunggu temen-temenku nih!" Reva merajuk kesal.
Rama mencongkel bagian ban dalam yang bocor, "maaf ya, Dek."
"Reva emangnya mau ke mana siang-siang begini?" Reva menoleh kepada Ayah yang duduk di kursi kayu menikmati hari liburnya.
"Mau belanja buah naga Yah, besok disuruh buat jus merah-putih. Ini malah ban sepedanya belum ditambal." Reva mengadu sambil berjalan ke kursi.
"Masmu kerjaannya banyak. Dianter Mas Rafis aja ya ke toko buahnya. Bentar lagi Rafis pulang kok," saran Ayah.
"Kok dianter sih Yah. Jam dua temen-temen udah terlanjur nunggu di waterpark."