Rendi melihat penampilan Rama. Dari mata putranya, dia yakin semalam Rama tidak tidur. Rama selalu menutupi kekurangannya di depan orang rumah, tetapi Rendi tau siapa Rama. Rendi paham Rama memiliki riwayat penyakit asma sejak kecil, daya tahan tubuh Rama sering menurun, tetapi karena menjadi anak sulung Rama enggan terlihat lemah.
Kelahiran Reva menambah kekuatan Rama untuk semakin kuat. Rendi menyadari perubahan fisik dari putra sulungnya itu, perlahan Rama tumbuh menjadi pemuda yang tak berbeda jauh dari anak laki-laki pada umumnya. Namun Rama sedikit lebih lemah ketimbang anak sehat pada umumnya.
"Kamu belakangan ini memang sering kambuh begitu?"
Rama terengah. Mengangguk pelan.
"Duduk bentar nanti udah mendingan kok Yah." kata Rama mengulas senyuman tipis.
"Kamu tidur-tiduran dulu sana, biar gantian Ayah yang jaga warung."
"Engap dikit habis wara-wiri tadi, bukan kambuh Yah." Rama tidak berhenti senyum melihat warungnya ramai, yah walaupun cukup melelahkan waktu melayani pelanggan.
"Semalam kamu gak tidur?" tanya Rendi sudah sangat penasaran.
Rama terdiam. Mengingat. Semalam dia sering kebangun karena batuk, setelah gelap-gelapan Rama menjadi berkeringat dingin, dadanya berdebar. Apakah selain tidak nyaman dengan keramaian, Rama juga tidak nyaman dengan kegelapan?
"Mmm nggak terlalu nyenyak Yah, kayaknya aku nggak bisa diam di ruangan tanpa cahaya. Soalnya semalem jadi berasa sesek gitu,"
"Kenapa tadi nggak bilang? Harusnya kamu sekarang istirahat kalau merasa sesek tuh."
Rama hanya diam. Kemudian beranjak dari tempat melayani pembelinya yang datang-pergi. Rama berlari ke meja satu membersihkan tempat bekas makanan pelanggan tadi, selanjutnya Rama cekatan membuatkan pesanan baru. Dibantu Rendi yang menyiapkan minuman, Rendi menggeleng pelan, se-lelah apa jadinya jika Rama menjaga warung sendirian?
"Ram."
"Ya, Yah? Gula habis?" Rama bertanya tanpa menoleh. Fokus sepenuhnya berada pada deretan mangkuk berisi gelinding bakso.
"Buatin Ayah seporsi, jadi penasaran rasanya bakso yang kamu jual seperti apa."
Rama menoleh dengan mata lebar. "Emang Ayah belum pernah nyobain?"
Rendi menggeleng.
---000---
Reva datang menjenguk Bunda.
Reva tidak membawa apa-apa, hanya segenap niat dan doa yang Reva bawa. Biasanya setiap malam Jum'at Rama membawa Reva kemari, membersihkan makam Bunda lalu berdoa bersama.
Reva sudah menunggu Rama lama di warungnya, namun sepertinya Rama sedang sibuk. Jadi Reva pergi sendiri ke makam Bunda.
"Assalamualaikum, Bunda. Reva kangen," ujar Reva pertama kali setelah tiba di samping makam Bunda.
"Reva nggak bawa bunga, karena tadi Reva kira akan ke sini sama Mas Rama. Tapi .... Mas Rama sibuk. Ayah pun juga sibuk."
Reva memejamkan mata. Mengangkat kedua tangannya, kepala Reva menunduk. Berdoa.