36: Milikku Seutuhnya

1K 82 24
                                    

Hari ini Rama menjadi tokoh paling bahagia di cerita ini. Melepas masa lajang bersama wanita pilihannya merupakan dambaan semua orang, Rama termasuk jajaran orang beruntung dari miliaran pasangan yang menikah tanpa paksaan.

Rama menunduk di depan Ayah yang mengalungkan rancangan kembang membentuk kalung yang terbuat dari kembang melathi. Setelah selesai dikalungkan Rama tersenyum tegak menghadap sang Ayah.

"Tugas Ayah sudah selesai, jadilah laki-laki sejati. Imam yang baik untuk istri dan anak-anakmu, Ayah percaya kamu hebat. Terimakasih sudah menjadi lebih baik dari kedua orangtuamu, Ayah bangga kepada kamu, Rama." Ayah mempuk-puk blangkon kuning kepala Rama.

"Terimakasih Ayah sudah mengajarkan banyak hal pada Rama. Rama beruntung punya Ayah sebaik Ayah Rendi." Rama membalas pelukan Ayah.

Jenar menuntun putri tercintanya yang didandani bak puteri keraton. Gelungan besar yang bertengger kokoh di kepala, rancangan kembang kantil yang khas dari seorang pengantin tanah Jawa membuat wajah Sinta terlihat berbeda.

 Gelungan besar yang bertengger kokoh di kepala, rancangan kembang kantil yang khas dari seorang pengantin tanah Jawa membuat wajah Sinta terlihat berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MasyaAllah istriku cantik sekali,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MasyaAllah istriku cantik sekali,"

Rama refleks tersenyum melihat calon mertua mengantarkan mempelai perempuan yang sebentar lagi akan sah menjadi istrinya. Senyum Rama tak kunjung pudar sesampainya Sinta di sebelahnya.

Rendi menepuk pundak Rama. Rama berkedip pelan, mengedarkan pandangan yang ternyata sudah ramai para saksi akad nikah.

"Nak Rama apakah sudah siap?" tanya Penghulu.

"InsyaAllah saya siap Pak." Rama mengangguk mantap.

"Silahkan tangan mertuanya dijabat," Penghulu mengarahkan tangan kanan Hendrik serta Rama saling menjabat.

Rama menghadap Hendrik, wajah Rama mendadak tegang. Padahal ia sudah merapalkan kalimat ijab kabul semalaman penuh, namun sekarang Rama tidak mengingat apapun. Keringat dingin justru bercucuran deras membasahi kening Rama.

"Tenang Ram, semua pasti lancar. Jangan gugup," Rendi meminta tisu kepada Reva lalu segera mengelap keringat Rama pelan-pelan.

Rama memgangguk cepat.

RAMA✔️  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang