21: Bersyukur

1.1K 125 24
                                    

Bermalas-malasan di rumah, membuat tangan Rama rasanya gatal. Pemuda itu tidak bisa hanya berdiam diri tak menghasilkan apapun. Rama pergi ke pasar membeli daging, sendiri.

Rama sekalian menghaluskan daging sapi tersebut agar makin cepat dibikin bakso. Kebetulan motor matic sedang tidak dipakai, jadi Rama bisa menggunakannya untuk membawa barang belanjaan.

"Woah, engap juga," Rama duduk di depan warung sebelum membuka pagarnya.

Badan Rama berkeringat, Rama merasa semakin sehat. Saat dipakai tiduran napasnya suka makin manja.

"Kesiangan." beo Rama mengangkat hp melihat jam.

Rama menyalakan kompor untuk memasak air. Rama mengeluarkan mie putih, sawi, dan berbagai belanjaan dari dalam kresek transparan.

Tidak lama kemudian, satu pelanggan datang. Saat pelanggan memakirkan motor di depan warung, bahkan belum membuka helm Rama sudah menganggukkan kepala sambil tersenyum. Mempersilahkan masuk.

---000---

Jam pelajaran pertama merupakan mapel Bahasa Indonesia. Reva membuka buku sesuai perintah guru. Reva menghela nafas pelan, membaca judul cerita pada bacaan.

'Ibuku Malaikatku'

"Kalian baca cerita yang ada di halaman enam puluh, dari paragraf satu sampai akhir ya anak-anak. Ibu beri waktu lima belas menit, setelah itu akan ibu berikan tugas," titah guru Bahasa Indonesia berbicara di depan kelas.

Reva menopang dagu membaca per-paragraf dengan malas. Andai dia punya Ibu. Andai dia bisa merasakan apa yang dirasakan tokoh di dalam cerita itu---dimarahi Ibunya karena tidak boleh bergaul sembarangan. Pasti Reva sangat senang.

Lima belas menit kemudian, guru memberikan arahan. Reva mendongak mendengarkan gurunya berbicara.

"Sekarang kalian tulis karangan di buku catatan kalian, tentang Ibu." Reva melongo, melebarkan mata menatap gurunya.

"Boleh bebas, Bu?" tanya salah satu murid.

"Boleh, nanti dibaca di depan kelas ya." jawab sang guru.

"Kalau Ibu yang nggak ngebolehin saya baca wattpad, boleh nggak Bu?"

"Ibu yang nggak ngebolehin ikut extra Paskib?"

"Ibu yang udah beliin sepatu baru pas ulang tahunku TK, boleh kan Bu? Udah lama sih, tapi peristiwa itu berkesan banget."

"Boleh, silahkan menulis apapun yang berkaitan dengan tema kita. Ibu ...." Guru bahasa indonesia Reva menulis di papan tulis.

IBU ...

Tiga huruf yang membuat perasaan Reva bergetar.

Bulan ini bulan Desember. Bulan dimana hari Ibu diperingati. Anak-anak di luar pasti antusias memberikan kado atau ucapan atau perbuatan yang menyentuh hati seorang Ibu. Apakah Reva harus ikut berpartisipasi dalam peringatan itu?

Ah, jangankan ingin menceritakan sosok Ibu. Bertemu dengan Ibu saja Reva belum pernah, dia hanya mendengar cerita Bunda dari kakak dan Ayahnya.

"Terus, bagaimana dengan aku?" Mata Reva menatap lurus ke arah papan tulis.

Teman sebangku Reva menoleh. "Ceritakan apa yang keluarga kamu ceritakan tentang Bundamu, nanti kalau kamu disuruh maju, jelasin saja kalau Ibu kamu udah meninggal lama."

RAMA✔️  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang