Kali pertama Sinta masuk ke dalam kamar Rama seorang diri. Sinta menata beberapa baju yang ia bawa untuk menginap malam ini di rumah keluarga Rama, baru besok ia akan menempati rumah yang berada di Jogja.
Sinta menyentuh bunga mawar yang bertabur di atas kasur membentuk gambar cinta, love.
"Sayang banget dipakai tidur," ujar Sinta mengusap lembut bunga tersebut sesekali menciumnya harum.
Ceklek
Rama membuka pintu, rambut cowok itu basah, tubuhnya pun hanya terlilit handuk sepinggang membuat dada serta perut Rama terekspos jelas.
"Aku lupa nggak bawa baju di kamar mandi, sehari-hari juga begini. Ganti bajunya di kamar," ucap Rama mengeluarkan setelan baju dari dalam lemari.
"Kalau gitu kamu ganti aja dulu, biar aku keluar." Sinta beranjak berdiri.
"Jangan, nggak perlu Sayang," Rama menoleh sembari melempar senyum.
Sinta memejamkan mata, tidak mencuri pandang ketika Rama hendak melepas handuknya.
Rama terkekeh melihat tingkah istrinya.
Rama mengenakan baju tidur itu secepat mungkin, sebenarnya dibalik handuk putih yang bertengger ia sudah mengenakan celana selutut yang tertutup oleh handuk.
"Udah," tangan dingin Rama menyapa pundak Sinta.
Sinta membuka matanya.
Kedua netra Sinta mengikuti langkah kaki Rama yang mengunci rapat pintu kamar. Sinta mengalihkan perhatian ketika pandangan mereka bertemu, dalam hati Sinta begitu khawatir akan terjadi hal itu. Ah, jangan sekarang Ram.
Rama mematikan lampu tidur.
"Ayo tidur," titah Rama menaiki kasur.
Sinta perlahan menidurkan tubuhnya di samping Rama, sedikit berjarak bahkan ia menaruh guling sebagai pembatas.
"Gimana hari ini?" Rama menatap wajah Sinta lekat.
Sinta meneguk ludahnya, emang boleh wajah Rama sedekat ini? Sampai hembusan nafasnya pun terasa menyapu rambutnya.
"Indah, benar-benar indah." sahut Sinta memberanikan diri menatap balik Rama yang tersenyum tanpa sebab.
"Kamu cantik banget."
"Kamu juga," balas Sinta.
"Cantik?" Rama menaikkan alis.
"Ganteng maksudku sayang."
"Cium boleh nggak?" tanya Rama dalam posisi berbaring miring menghadap Sinta.
"Pipi aja ya," Sinta menepuk pipi kanan dua kali.
Rama melingkarkan tangannya di atas perut, menendang guling yang menghalangi jarak mereka. Sinta memejam merasakan sentuhan hangat menyapa pipinya. Lalu sentuhan itu tidak hanya berhenti sampai disitu, Rama menyatukan bibir mereka kemudian menurunkan kepalanya hingga menyentuh leher Sinta yang masih perawan.
"Geliii!"
"Ssst ..." Rama mendesis, menaikkan selimut mereka hingga menutupi kepala.
Rama mendekap gadis itu ke dalam pelukannya, Sinta membalas dekapan Rama. Rama mulai memejamkan mata dengan tetap merangkul pinggang istrinya. Sinta menatap jakun Rama yang bergerak naik turun, suaminya ternyata tidak kalah dengan aktor drama korea.
Sinta menyentuh leher Rama yang bergerak ketika menelan ludah.
Rama membuka mata lagi. Senyuman mereka saling terlempar di bawah selimut.