26: Manusia Paling Sabar

1.3K 170 63
                                    

Sebelum mendonorkan darah, Rama melewati beberapa pemeriksaan. Seperti tensi darah, tes hemoglobin, suhu tubuh, sampai ditanya apakah mengalami keluhan fisik sebelum melakukan pendonoran.

Berat badan, hasil tensi, dan hemoglobin Rama mencukupi untuk dilakukan pengambilan darah. Rama berbaring di atas ranjang rumah sakit, seorang diri.

"Ambil yang banyak, Sus." ujar Rama.

Suster yang menancapkan jarum steril pada lipatan siku Rama pun tersenyum. "Kami mengambil 500cc, Kak."

"Ambil saja sampai darah adik saya tercukupi." kata Rama.

"Nanti kalau banyak-banyak, Kakak bisa anemia." jelas Suster yang memasangkan jarum tadi.

"Tangannya tetap lurus ya, Kak. Jangan nekuk, kalau Kakak rileks darahnya keluar cepet."

"Iya."

•••

"Pusing gak Kak?" Suster memplester bekas tusukan jarum yang barusan dilepas.

"Nggak kok Sus, sudah cukup darahnya?" tanya Rama mengangkat kepalanya.

"Sudah Kak, tapi Kakak istirahat dulu. Lumayan banyak darah yang diambil." kata Suster menyuruh Rama kembali berbaring.

"Saya cuman mau kembali ke ruangan adik saya." Rama menurunkan kedua kakinya.

"Boleh, perbanyak minum air putih, jangan melakukan aktifitas berat setelah dua belas jam mulai dari sekarang ya Kak."

"Baik, Sus. Terimakasih." Rama membungkukkan badan kepada suster muda tersebut. Lalu beranjak dari ruangan.

Berjalan beberapa langkah, Rama baru merasa pandangannya berkunang-kunang. Mungkin efek belum sarapan, dia hanya minum susu kotak dan menjawab bohong kepada suster bahwa dia sudah sarapan dan tidur lebih dari empat jam.

"Dek, Mas mau keluar kamu pingin nitip sesuatu gak?" tanya Rama duduk di sebelah Reva. Minta minum.

"Enggak, Mas."

"Serius enggak?" tanya Rama memastikan.

Reva menggeleng.

"Yah, mau nitip sesuatu?" Rama berganti menatap Ayahnya.

"Kamu mau ke mana?"

"Pulang, mandi bentar terus ke sini lagi." jawab Rama.

"Nitip kuota boleh gak, Mas?" Reva berubah pikiran.

"Boleh, yang berapa giga?"

"Dua giga aja."

"Sama apa lagi?" Rama mengalungkan tangannya di leher Reva.

"Udah."

Rama menegak habis air mineral sebelum beranjak pergi.

"Temenin Ayah ya. Mas keluar sebentar." pesan Rama kepada Reva.

"Iya."

•••

Setelah mandi dan berganti pakaian, Rama menyambar jaket dan kunci motor. Dia langsung akan pergi ke rumah sakit.

RAMA✔️  [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang