Membangun keluarga di usia yang terbilang masih muda ternyata cukup menguras tenaga. Memantapkan hati melangkah ke jenjang pernikahan bukan perkara main-main yang sudah Rama pikirkan sejak lama sebelum menikahi Sinta.
"Kayaknya anak kamu jagoan deh, Mas."
"Darimana kamu tau?" Rama menanggapi dengan usapan lembut perut sang istri yang semakin membesar.
"Sering nendang, coba sini tangan kamu," Sinta menyahut jemari Rama guna merasakan lebih dalam tendangan kecil yang menggebu.
Usia kandungan Sinta sudah menginjak bulan ke-sembilan. Begitu cepatnya waktu berjalan hingga tak terasa sebentar lagi Rama menjadi seorang Ayah.
Pekerjaan Rama bukan lagi seorang penjual bakso, namun kini Rama mempercayakan orang lain untuk terjun langsung melayani pelanggan. Sedangkan Rama berkala mengecek satu per satu cabang warung bakso miliknya yang tersebar di kota Jogja.
Rumah mereka sekarang juga ramai para karyawan yang membantu mengemas bakso goreng milik sang istri yang semakin banyak peminatnya. Tugas Rama selain berkala memeriksa warung juga mengantar pesanan pelanggan ke agen maupun tempat-tempat perbelanjaan. Berkat kerja keras serta komitmen mereka berdua, rumah yang dulunya sangat sederhana itu perlahan mulai direnovasi.
"Apapun jenis kelaminnya aku hanya ingin kalian berdua selamat, aku ingin anak kita lahir dalam kondisi sehat dan kamu juga harus sehat. Aku nggak bisa kalau harus milih satu diantara kalian berdua."
Sinta mengusap pipi Rama, mata lelaki itu selalu berkaca-baca ketika membahas persalinan. Mungkin trauma masa kecil masih membekas dalam ingatan Rama, Rama tidak ingin kejadian yang menimpa mendiang Bunda terulang untuk kedua kalinya.
Rama benar-benar menjaga kondisi Sinta selama masa kehamilan. Rama tidak membebankan pekerjaan rumah yang begitu berat, bahkan ia rela mencuci baju guna menghindari potensi-potensi yang tidak diinginkan. Mungkin terlihat berlebihan, tetapi Rama takut, Rama takut kalau harus disuruh milih diantara mereka berdua seperti Ayahnya yang harus diberi pilihan Reva atau Bunda kala itu.
"Kamu harus percaya kita akan selalu bersama, aku akan baik-baik saja begitupun dengan anak kita," ujar Sinta.
Rama mengangguk pelan.