1

4.3K 194 12
                                    

Baca sampe part 5 ya, kalo jelek baru kalian boleh pergi:)

Kalo kamu temen rl ku, plis gausah baca ini😭😭🙏

👥 : Kok nama tokohnya diganti?

Saya : Gak pa-pa. Saya lebih nyaman sama nama mereka yang baru😻

***

Revan pikir hubungan asmara nya bisa seperti yang lainnya, ternyata tidak. Jarang berduaan, tidak pernah bertegur sapa di sekolah, tidak pernah jalan berdua, itu yang dialami Revan selama satu tahun ini.

Alasan Revan bertahan hanya satu ; ingin mengubah kekasihnya yang cuek itu menjadi penyayang.

Setelah itu akan Revan-

"Semuanya baris yang bener!" teriakan lantang tak terbantahkan itu menyadarkan Revan dari lamunannya.

Seorang gadis bertubuh tinggi itu sedang berjalan kearah barisan. Wajahnya sangat datar, tidak ada senyuman sama sekali.

"Itu bajunya di masukin!"

"Topinya dipasang yang bener! Jangan miring-miring!"

"Jangan ribut!"

"Barisannya jangan mencang-mencong!"

Semuanya diam mengikuti instruksi gadis itu. Tidak ada yang berani melawan. Auranya sangat-sangat berbeda dari OSIS yang lainnya.

"Yang cewek nggak usah ngegosip!"

"Kamu, dasinya mana?!"

Lelaki itu merogoh saku celananya lalu mengeluarkan dasinya, memasangnya secepat mungkin.

"Dasi itu dipake, bukan disimpen!"

Gadis itu menghela nafas pelan. Dirinya sampai dibarisan Revan dan teman-temannya.

"Irgie, besok rambut kamu potong!" titahnya.

"Iya-iya," sahut lelaki bertubuh kurus tinggi itu malas.

"Kamu juga, kenapa rambutnya di warnain?!" tanya gadis itu kepada Arfan.

"Ini kena panas bukan semir," alibinya memegangi kepalanya.

"Alasan! Besok ganti warnanya!"

Lalu gadis itu berhenti di depan Revan. Lelaki itu sangat-sangat berantakan.

"Ada yang ngebolehin kamu pake anting ke sekolah?" tanya Gabi tenang namun tajam.

"Nggak," sahut Revan acuh.

"Lepas! Sebelum saya yang lepas!" titah Gabi tak terbantahkan.

"Yaudah, nih, lepasin." Revan mendekatkan telinganya kepada Gabi.

Gabi tanpa rasa kasihan langsung melepas anting itu. "Aduh!" ringis Revan mengusap-usap telinganya yang berdenyut.

"Bajunya masukin!" titah Gabi.

"Nggak nanya lagi 'mau masukin sendiri apa dimasukin?'" ucap Revan dengan senyum tengilnya.

Gabi menghela nafas pelan, mencoba sabar. "Cepetan!" titah Gabi menatap Revan semakin tajam.

Revan berdecak malas lalu memasukan seragamnya-bukan lebih tepatnya hanya dilipat saja. "Anting kamu saya sita!" ucap Gabi lalu pergi begitu saja.

Irgie yang berada di samping Revan memandang lelaki itu penuh selidik. "Kok lo bisa berani sama Gabi sih, Van?" tanya Irgie penasaran.

"Kenapa harus takut?" tanya Revan santai.

"Wah jangan-jangan lo ada something lagi sama Gabi," sahut Arfan yang berdiri di belakang Irgie.

GR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang