4

1.1K 82 1
                                    

Mereka sampai di salah satu caffe yang tidak terlalu ramai. Banyak pasangan muda-mudi di sini.

Revan dan Gabi memilih duduk di dekat jendela yang tidak terlalu dekat dengan banyak orang. Mereka duduk berhadapan, tak berselang lama datang seorang pelayan. Gabi sibuk memilih makanan sesekali bertanya pada Revan yang hanya ditanggapi seadanya oleh lelaki itu.

“Liatin aja terus, gue colok ntar mata lo,” sinis Gabi karena dari tadi Revan terus memperhatikan nya.

“Mubazir nggak diliat. Cantik gini kok,” ucap Revan menopang dagunya menatap Gabi yang memasang wajah malas.

“Udah deh, Ndra, kaya nggak pernah liat gue aja,” ucap Gabi menuang muka, susah payah menahan bibirnya agar tidak tersenyum.

“Emang nggak pernah ngeliat,” ucap Revan dengan senyum tengilnya

Gabi sudah tidak tahan, gadis itu menutup wajahnya dengan kedua tangan dan hal itu sukses membuat tawa Revan pecah. Ternyata begini saat Gabi baper.

“Ndra, nggak usah ketawa, ya!” ucap Gabi masih menutup wajahnya.

“Abis lo gemesin, gimana nggak ketawa coba,” ucap Revan masih dengan sisa tawanya.

Beberapa detik kemudian, pelayan yang tadi datang membawakan makanan. “Selamat menikmati,” ucapnya ramah.

“Makasih,” ucap Gabi dan Revan hampir bersamaan.

Pelayan tadi mengangguk sopan lalu pergi.

“Bi,” panggil Revan dan Gabi mendongak. Saat itu juga Revan berhasil mengambil foto gadis itu.

Cekrek!

“Ndra! Hapus fotonya!” pinta Gabi kesal.

“Cantik kok, Bi, nggak usah dihapus,” ucap Revan memasukan ponselnya ke dalam saku celana.

“Ndra, hapus fotonya, nggak?!” tanya Gabi galak tapi jatuhnya malah lucu.

“Iya nanti dihapus,” ucap Revan memilih memakan makanannya daripada mendengarkan rengekan Gabi.

“Andraaa... Pliiss hapus fotonya,” ucap Gabi memasang puppy eyes nya berharap Revan akan luluh.

Revan meletakan sendoknya, menatap Gabi yang juga menatapnya. “Rayuan lo belum mempan,” ucap Revan padahal dirinya sudah luluh tapi masih bersikeras agar tidak luluh.

“Hapus, plis.” Gabi menangkupkan kedua tangannya di depan wajah, “pasti jelek kan?”

“Makan atau gue tinggal? Biar diculik sama om-om lo disini,” ucap Revan menakut-nakuti.

Gabi memutar bola matanya malas. “Udah nggak usah nelfon-nelfon ntar malem!” ketus Gabi terlanjur kesal. Masalahnya Gabi paling anti jika orang lain menyimpan aibnya, maluuuu!!

***

Setelah dari caffe tadi mereka memutuskan untuk pergi ke mall. Tenang saja, mereka menggunakan jaket jadi tidak ada yang tahu mereka masih memakai seragam. Celana dan rok mereka juga berwarna biru malam.

“Bi, jangan jauh-jauh lah jalannya,” rengek Revan saat Gabi memilih berjalan berjauhan dengannya.

“Gue masih kesel ya, Ndra!” ketus Gabi tapi tak urung mendekatkan langkahnya. 

“Lagian ngapain sih ke mall? Udah sore, nih,” kesal Gabi melirik jam tangannya sudah pukul 16.15.

“Ade gue minta beliin mainan, lo tau nggak mainan yang cocok buat dia apaan?” tanya Revan saat mereka sudah berada di dalam mall.

GR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang