31

753 46 40
                                    

Maaf telat up

Inget nama Mami nya El? Saya lupa pren༎ຶ‿༎ຶ

Happy reading

***

“Al, dia siapa?” tanya Mami.

Revan melirik Gabi yang juga meliriknya. “Oh, ini... Gabi, Mi,” ucap Revan tersenyum kaku. Karena, ini baru pertama kalinya dia memperkenalkan perempuan kepada orang tua-nya, selain Laura tentunya.

“Halo, Tante. Saya Gabi.” Gabi memperkenalkan dirinya sambil berusaha seramah mungkin.

“Halo, Gabi. Saya, Mami nya Revan,” balas Mami tersenyum ramah.

“Salam kenal, Tante.”

“Salam kenal juga. Ngomong-ngomong... kamu siapanya Revan, ya?” tanya Mami penasaran.

“Saya—”

“Pacar, Al,” sela Rafael.

“What? Pacar?” kaget Mami.

Gabi menatap Revan tajam, tapi cowok itu hanya menunjukan cengirannya saja.

“Hehe... iya, Mi,” kata Revan cengengesan.

“Alhamdulillah, setelah sekian lama kamu jomblo, akhirnya ada yang mau sama kamu.” Mami mengangkatnya tangannya, seperti orang berdoa.

Revan mencibir mendengar ucapan Mami-nya. Dia pikir, Mami-nya tak akan suka dengan Gabi. Tapi, ternyata... dirinya yang diejek.

“Nak Gabi, kok mau sama, Al? Dikasih rayuan apa?” tanya Mami mendekati Gabi.

“Eum..—”

“Dipelet, ya?”

“Astaghfirullah, Mi!” Revan mengusap wajahnya kasar setelah mendengar ucapan Mami-nya.

“Ya, siapa tau, Al,” ucap Mami. “Kamu kan nggak pernah pacaran, masa tiba-tiba, dapet cewek secantik Gabi.”

“Udahlah, males sama Mami,” kesal Revan. “Lala bawa aja, Al males.”

“Abang ngambekan, huuuu,” ejek Lala.

“Emang ngambekan dia, La, nggak usah ditemenin,” ucap Mami mengambil Lala dari gendongan Gabi.

“Ck, anak sama mama, sama aja,” dengus Rafael.

“Yaudah, mending kalian samperin Marvin sana. Kayanya, acaranya udah mau dimulai,” suruh Mami.

“Iya, ini mau kesana.”

“Duluan, Tante. Dadah Lala!”

“Dadah Kak Gabi!”

***

“Satu... dua... tiga...”

“RESMI!!!” seruan itu berasal dari sahabat-sahabat Marvin dan cewek-cewek yang mereka bawa, serta Revan, dan juga Gabi.

“Akhirnya.. lo tunangan juga, bro!” seru salah satu teman Marvin sambil memukul pelan pundak Marvin.

“Yaelah, kagak usah mukul juga, kali,” kesal Marvin karena pukulannya lumayan kencang.

“Alah, lebai lo, kaya cewek!”

“Eh, cewek lu mana? Yang lain pada bawa cewek masa lu sendiri kagak,” tanya Marvin mengejek.

GR [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang